145 29 20
                                    

"Sar."

"Hmm?"

"Kantin yuk, gabut nih," Manda nyolek-nyolek Sarah yang lagi pules tidur. "Sar?"

"Hmm lo aja ke kantin gue nitip," nggak tau itu dia ngomong beneran apa ngigo.

Wah anjir parah emang.

Manda mengeluarkan hpnya dari saku dan ngeline Donghan.

manda aulia
hann dmn
lg cabut gak?

donghan
iya di warkop bu eli gua
kenapaa?

manda aulia
yaelah kirain dikantin
tadinya mau nitip gue
males turun

donghan
eh itu bu anita keliling kelas gak

manda aulia
iya keliling
lu dicariin

donghan
boong lu tai
*read*

Bodo amat, abisnya Donghan cabut mulu sih. Tapi, senakal-nakalnya Donghan dia masih kalah sama yang namanya Bu Anita alias tanse sekolah.

Manda kira Donghan cabutnya ke kantin, berarti dia harus turun sendiri karena emang perutnya keroncongan banget.

Karena ini jamkos, jadinya di kantin lumayan sepi. Manda lagi makan tongseng ayam sendirian ketika Donghan tiba-tiba dateng sambil ngos ngosan.

"Ngapain lo?" tanya Manda yang heran ngeliat Donghan tumben-tumbenan mau cabut dari percabutannya.

"Huh huuh Bu- Ani huh Anita mana???" Donghan bertumpu ke kedua lututnya. Kayaknya dia beneran lari dari warkop kesini deh.

"Bu Anita ga masuk."

Donghan ngeliat Manda dengan tatapan anjing yang bener lo nyet???? 

"Cewe lo kemana emang?" tanya Manda masih di sela-sela makannya.

"Ngga masuk," Donghan duduk dihadapan Manda. "Sakit doi."

"Ooh," Manda manggut-manggut.

"Eh, lo inget gak waktu gue partai sama anak 7?" katanya tiba-tiba.

Partai disini tuh maksudnya berantem satu lawan satu. Sinting emang ya Donghan.

"Yang lo dateng ke sekolah bonyok-bonyok itu kan?" Donghan emang dateng kesekolah bonyok-bonyok waktu itu, tapi dia menang jadi Donghan sih seneng-seneng aja.


















"Katanya dia veter, terus mau pindah sini."












"Veter? Maksudnya?"





Manda emang gak kenal istilah-istilah ginian, partai aja tadi yang ngasih tau si Donghan.


















"Maksudnya, dia gak naik kelas."


Manda hampir aja keselek. "Tau darimana lo?"

"Intel gue banyak bos," Donghan kemudian berdiri dan memesan satu akua. "Tapi gue sama dia udah gak ribut lagi sih."

"Kok bisa?"

Soalnya, kalo kata Donghan dulu jarang anak sekolah yang bisa damai abis ribut begini.

"Abis itu dia minta maaf atas nama murid yang mantek sekolah kita waktu itu. Dia bilang itu bukan anak gengnya tapi anak iseng dan dia partai cuma buat formalitas doang biar gak cupu."

"Anak geng bisa minta maaf juga toh," Manda menghela napas. Formalitas macem apaan coba yang pake berantem segala? "Gue kira gengsian semua kayak lo."

Percaya atau enggak hal-hal macem inilah yang Donghan curhatin ke Manda waktu jadi chairmatenya. Gak jauh-jauh dari masalah geng dan cewek.

Donghan meminum akuanya dan siap-siap buat cabut lagi. "Ya pokoknya lo hati-hati aja sama dia Man."

Manda pun gaada niatan buat temenan sama orang kayak gitu. "Ogah banget temanan sama yang begitu, lo kan tau gue paling gasuka anak brandal."

"Terus kenapa lo masih mau temenan sama gue?" tanya Donghan.


















Kenapa ya? Manda juga gak tau. There are things that you can't control in this world. Perasaan, misalnya.








"Siapa bilang lo brandal? Lo mah aslinya cupu tampang doang sangar, dikejar Bu Anita aja langsung takut kan lo?"

"Yeh anjing," Donghan akhirnya berdiri dan memutar langkahnya keluar dari kantin. "Kalo ada Bu Anita line gue ya!" teriaknya dari jauh. Manda mengangkat jempolnya sebagai jawaban dan menghabiskan tongseng ayamnya yang tinggal sisa sedikit lagi.

Setelah itu, Manda berdiri dan membeli teh kotak titipan Sarah.

"Teh kotak satu dong bu," kata Manda sambil mengambil satu teh kotak dan ngasih uang sepuluh ribuan.

BUK!

Pas Manda mau balik badan, tiba-tiba aja didepannya udah ada cowok tinggi berdiri memakai jaket bomber hijau army dan kepala Manda menabrak dada cowok tersebut.

"S- sori!"

Manda menatap cowok itu takut-takut sedangkan dia hanya bergerak sedikit dan menatapnya datar dari atas sampe bawah. Postur tubuh cowok itu emang cukup tinggi dibanding Manda yang cuman 160an.




















Beberapa detik berlalu tapi posisi mereka masih sama. Cowok itu gak juga ngejawab permintaan maafnya.
















"Yaudah, minggir lah."














Perasaan Manda minta maafnya baik-baik deh.

Tatapan Manda yang tadinya ramah langsung berubah sewot. Songong banget kenapa sih????

Tanpa basa basi Manda langsung bergeser satu langkah kesamping dan menatap sinis cowok itu. Lagi-lagi dia gak bergerak, cuman bola matanya yang bergerak mengikuti Manda saat dia bergeser sehingga nggak menghalanginya lagi.

Manda berjalan dengan sedikit menyenggol bahu (lebih tepatnya siku karena Manda kependekan) cowok itu sambil misuh-misuh dalem hati. Baru aja beberapa langkah tiba-tiba—












"WOY!!"










Cowok itu kayaknya manggil Manda deh. Manda sempet ragu buat nengok apa nggak.

















"Kembalian lo ketinggalan nih."

AMPUN DEH nahan malu setengah mati. Yaiyalah, orang tadi dia habis sok nyinisin cowok tapi uangnya ketinggalan. Pfffffffftttt.

Cowok itu udah balik badan sekarang dan tangannya megang udah lima ribuan.

"Makasih," kata Manda singkat tanpa melihat wajah cowok itu. Niat Manda udah pengen jauh-jauh aja dari cowok songong ini.




Tapi cowok itu malah mencegat tangan Manda.

"Sebentar," katanya sambil mengamati Manda dan melirik bet namanya.

"APAAN SIH???" suara Manda meninggi. "Lepasin gue!" Manda menggoyang-goyangkan tangannya yang dicengkram dengan kuat. 

"WOY!" Manda membentak cowok itu yang akhirnya sadar dan melepas cengkramannya. 

Lagi-lagi Manda nyinisin cowok itu dan langsung pergi meninggalkan dia di kantin— nggak sadar bahwa cowok itu masih mengamati Manda yang lama kelamaan mulai hilang dari pandangannya. 


















bisa bayangin muka donghan bonyok-bonyok ga???? hnggggg

veter | kim yonggukWhere stories live. Discover now