Do you know I'm worried about you?!

1.5K 118 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini tidak masuk akal eoh.. Jaehyun-ah kau yang selalu membuat ulah dan mark kau yang selalu mengganggu kakek. Kenapa harus aku di urutan pertama?! Aish.. Ini tidak adil !!" Doyoung menggerutu pada jaehyun dan mark, sambil mengacak rambutnya frustasi.

Mark dan Jaehyun tidak bisa menahan tawa mereka, melihat keadaan doyoung sekarang.

"Hyung mungkin kakek khawatir kau akan menjadi gay? Itu alasan kau dipilih menjadi yang pertama hyung" Kata mark meledek doyoung.

"Sudahlah, kau kan yang paling tua diantara kita. Jadi terima saja hyung" kata jaehyun menimpali.

Jaehyun menghampiri doyoung, kemudian merangkul doyoung.

"Tenang saja aku akan membantu mu menemukan gadis yang tepat. Malam ini ikutlah dengan ku hyung, aku yakin disana ada gadis yang cocok dengan mu" kata Jaehyun kemudian menaikkan kedua alisnya.

Doyoung nampak mempertimbangkan tawaran jaehyun. Untuk masalah wanita, memang jaehyun yang paling berpengalaman diantara mereka.

Mark menghampiri jaehyun dan doyoung. Berdiri diantara mereka. "ikutlah dengan jaehyun hyung, aku yakin ia punya banyak kenalan wanita" kata mark ikut menyarankan.

"Hey mark.. Kau juga ikutlah dengan ku malam ini. Ada sesuatu yang harus kau lihat" Jaehyun menatap mark dengan ekspresi wajah yang serius.

Mark menaikkan alisnya, mencoba menebak apa yang jaehyun maksud.

"Ini tentang teman kita, koeun.." kata jaehyun ragu.

Seketika mark dan doyoung saling menukar tatapan. Mark terlihat penasaran. Memang sudah beberapa hari ini koeun tidak bisa dihubungi.

"Tunggu apa lagi, ayo kita kesana" kata mark panik, ia kemudian menyeret kedua kakak sepupuhnya itu untuk segera pergi ke tempat yang jaehyun maksud.

+++

@ Seoulite Bar

Kedua mata Mark melebar. Ia tadinya tidak percaya apa yang dikatakan jaehyun tentang koeun, tapi sekarang di depan matanya ia melihat sendiri, koeun menari dengan pakaian terbuka di atas panggung yang lumayan besar, koeun terlihat sangat berbeda. Setau mark, gadis itu sangat kaku, bahkan gadis itu tidak pandai bermake-up. Tapi lihat saat ini gadis itu menari dengan sangat lihai dan sangat menggoda dengan pakaian minimnya. Apa ini alasan mengapa koeun tidak bisa dihubungi belakangan ini? Mark menggelengkan kepalanya, ia mencoba memfokuskan pandangannya, apa benar itu koeun? Dan saat pandangan mata mark bertemu dengan koeun, mark yakin itu memang sahabatnya, koeun.

Mark menunggu koeun di ruang ganti. Ia berjalan mondar-mandir di depan pintu. Ia sudah menunggu cukup lama di depan pintu, mengapa koeun belum juga keluar. Setelah memikirkan banyak pertimbangan, akhirnya mark memilih untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Koeun nampak kaget, saat melihat mark menerobos masuk ke dalam ruang gantinya. Untung saja ia sudah selesai mengganti pakaiannya.

"Tidak bisakah kau bersabar sedikit mark?? Sudah kubilang tunggu aku di depan" koeun menatap mark kesal.

"Aku tau kau pasti malu untuk bertatap muka dengan ku, jadi apa ini alasan mu menghindari ku belakangan ini koeun-ah??"

Koeun menghindari kontak mata dengan mark, ia takut tidak bisa menahan tangisnya.

"Aku tidak menghindari mu mark. Aku sibuk mencari uang. Ibu ku membutuhkan banyak biaya di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain selain melakukan ini"

Mark memegang pundak koeun, kemudian menarik dagu koeun agar ia bisa melihat wajah gadis itu.

"Kenapa kau tidak menceritakannya pada ku eoh?? Aku bisa membantu mu, kau kan sahabat ku?! Jaehyun hyung dan doyoung hyung, juga akan membantu mu. Itulah gunanya teman"

"Kalian terlalu banyak membantu ku. Ini bukan pertama kalinya ibu ku dirawat di rumah sakit. Kalian sangat baik pada kami, meskipun ibu dan aku hanyalah pelayan kalian"

Mark tidak suka jika koeun, membicarakan status sosial mereka. Memang benar ibu koeun dulunya adalah pelayan mark, jaehyun dan doyoung ketika mereka masih kecil, dan koeun sejak kecil juga tinggal serumah dengan mereka. Ia sudah menganggap koeun sebagai sahabatnya.

"Hey sudah ku bilang, jangan bicara seperti itu koeun-ah. Kau adalah sahabat ku sejak kecil. Kau juga selalu membantu ku"

Koeun menatap mark. Entah mengapa hatinya sedikit meringis ketika mark selalu mengatakan dirinya hanyalah seorang sahabat bagi mark.

"Berapa biaya yang kau butuhkan? Aku akan memberikannya pada mu. Atau jika kau tidak enak, anggap saja aku meminjamkan uang itu pada mu"

Koeun sedikit berpikir, ibunya harus segera dioperasi jika tidak penyakit jantungnya akan semakin parah. Ia belum siap kehilangan ibunya. Uang hasil pekerjaannya saat ini masih belum cukup menutupi biaya perawatan ibunya di rumah sakit.

Mark mengusap tengkuk belakangnya. Ia sedikit bingung harus bagaimana mengatakannya pada koeun. Ia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada koeun.

"Aku harap kau tidak bekerja seperti ini lagi koeun-ah. Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada mu. Ini tempat yang berbahaya koeun-ah"

Koeun tersenyum mendengar perkataan mark barusan.

"Aku tidak punya pilihan lain mark. Ini satu-satunya pekerjaan yang menghasilkan uang banyak dalam waktu yang singkat. Tapi aku janji, aku akan lebih bekerja keras lagi dan berhenti dari pekerjaan ini"

Mark juga tersenyum mendengar balasan koeun barusan. Itulah senyuman yang ia rindukan belakangan ini.

"Sudahlah, kau akan ke rumah sakit bukan? Ayo aku akan mengantar mu? aku yang akan melunasi biaya perawatan ibu mu. Kaja koeun-ah"

Mark menggenggam tangan koeun, dan kemudian mengajaknya keluar dari tempat itu.

***

Alurnya kecepetan?? emang iya hehe.. 

hope you enjoyed this..

Thanks you..

"Marriage"Where stories live. Discover now