Battle feelings

703 70 23
                                    

Koeun merasa gugup kalau harus datang sendiri ke rumah mark, maka dari itu ia memutuskan untuk mengajak donghyuk. Setidaknya dengan ditemani donghyuk, koeun tidak merasa canggung.

Setelah pulang bekerja, koeun dan donghyuk langsung berangkat ke rumah mark. Koeun juga senang setidaknya ia tidak perlu naik transportasi umum, karena donghyuk bisa memboncengnya naik motor.

Donghyuk membuka mulutnya lebar "Woahhh nuna.. aku tidak tau kalau teman mu itu sekaya ini?!" kata donghyuk spontan saat masuk ke dalam rumah mark. Saat ini mereka berdua sudah dipersilahkan masuk ke dalam oleh salah satu pelayan di rumah mark.

Koeun tersenyum tipis "Eoh.. sekarang kau percaya kan, kalau anak itu anak orang kaya.. Aku kan sudah mengatakannya padamu tadi" kata koeun merespon.

Koeun segera mencari keberadaan tiga bersaudara itu, tidak butuh waktu lama akhirnya koeun melihat salah satu dari mereka sedang berjalan menghampirinya.

"Uri koeunn.. Akhirnya kau tiba.." doyoung menyambut koeun dengan wajah yang ceria "Uhm.. kau datang dengan teman mu??" Tanya doyoung saat melihat donghyuk.

"Nde.. maaf tidak memberi tau kalian lebih dulu. Oppa.. kenalkan ini donghyuk, ia sahabat ku di tempat bekerja. Donghyuk-ah cepat beri salam pada doyoung oppa!" Kata koeun menyuruh donghyuk.

Donghyuk membungkukkan badannya "Annyeonghaseyo.. Aku donghyuk, teman koeun nuna" katanya kemudian memasang senyum khasnya.

"Eoh.. Aku doyoung.. sepertinya kau masih sangat muda ya?? kalau begitu kau bisa memanggil ku hyung.. Kaja kita ke halaman belakang, yang lainnya ada disana" Ajak doyoung.

Koeun dan donghyuk mengikuti langkah kaki doyoung dari belakang.

"Mark.. lihatlah siapa yang datang.." Kata doyoung saat mereka sampai di halaman belakang hingga semua tatapan mata tertuju pada koeun dan donghyuk.

Koeun dan donghyuk langsung membungkukkan badan mereka.

Senyum di wajah mark seketika menghilang saat melihat keberadaan pria di samping koeun. Kalau mark tidak salah, bukankah pria itu, pria yang juga bekerja dengan koeun. Tanpa basa basi mark langsung menghampiri koeun.

"Aku kira kau tidak akan datang.. kau tidak bilang padaku akan membawa teman mu?! Seharusnya kau bilang padaku koeun-ah?!" ketus mark saat ia sudah berada di hadapan koeun.

Koeun melirik donghyuk. Ia jadi merasa tidak enak karena Mark bicara seperti itu.

"Mian.. Aku mengajaknya karena ia yang mengantar ku kesini tadi.. kau tau kan ini sudah malam, transportasi umum juga sudah tidak beroperasi. Beruntung ada donghyuk, kalau tidak? mungkin aku tidak bisa datang.. Apa kau keberatan??" Koeun menjelaskan dengan wajah datarnya.

"Tentu saja keberatan!?" – Mark mengumpat kesal di dalam hatinya.

Mark melirik donghyuk sekilas "Kau kan bisa menelpon ku?! Aku bisa menjemput mu.. sudahlah.. lagipula ia juga sudah disini.. Kau pasti belum makan kan? Kaja, ada makanan kesukaan mu disana, kau pasti suka.." Tanpa memperdulikan donghyuk, mark langsung menarik tangan koeun.

Koeun menghentikan langkahnya, otomatis mark juga berhenti. Koeun melepaskan tangan mark kemudian menoleh ke arah donghyuk "Donghyuk-ah.. kaja.. kau pasti lapar juga" Ajak koeun. Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama.

Mark tidak bisa melepaskan pandangannya dari koeun, gadis itu sedang lahap menikmati daging barbeque kesukaannya, dan disampingnya ada donghyuk, ia juga nampak menikmati hidangan yang sudah disediakan.

Mark menghentikan kegiataannya saat herin menyodorkan potongan daging ke mulutnya "Oppa cobalah.. ini sangat enak" kata herin sambil menyuapi mark.

"Marriage"Where stories live. Discover now