12√

53.6K 2.9K 57
                                    

"Papaaaa" teriakan cempreng Elsa berhasil mengalihkan perhatian Ruel dari laptopnya.
Cewek itu melompat ke atas pangkuan papanya.

Ruel mencium kening putri satu-satunya dengan penuh kasih sayang, ia begitu merindukan putrinya yang hampir sebulan ini tak mengunjunginya.

"Sore Pa. Papa sehatkan?" Vian menyalim tangan mertuanya.

"Sore Al. Iya, Papa sehat. Kamu juga sehatkan walaupun ngadepin anak papa?"

Vian terkekeh mendengar ucapan Ruel yang membuat Elsa mengerucutkan bibirnya. Jelas tergambar kekesalan Elsa pada papanya yang seolah menganggap Vian akan gila setelah menghadapinya. Walaupun mungkin kenyataannya memang begitu.

"Ngga usah merajuk gitu. Papa kangen sayang"

Wajah Elsa berubah mimik menampilkan senyumnya mendengar kata kangen dari papanya yang juga sangat ia rindukan.

"Elsa juga rindu"

"Rindu papa atau duitnya?" goda Ruel membuat Elsa merajuk manja. Ucapan papanya tidak seratus persen salah karena Elsa memang juga merindukan duit papanya.

"Dua-duanya, tapi yg paling di rindu ya papa lah"

Ruel tersenyum bahagia mendengar keantusiasan putrinya. Dipeluknya erat tubuh mungil anaknya.

Lelaki berusia 38 tahun itu mengernyitkan keningnya saat Elsa melepas pelukannya sambil menatap penuh selidik padanya.

"Kenapa sayang?"

"Papa ngga deket sama cewek kan setelah Elsa tinggalin di rumah sendirian?"

"Anak papa pinter banget. Iya-iya, papa lagi dekat sama rekan kerja papa" aku Ruel yang memang dekat dengan salah satu rekan kerjanya.

"Ah, papa ngga asik. Elsa kan udah bilang kalau Elsa ngga mau papa nikah lagi" sungutnya tak terima.

"Iya papa tau. Papa ngga akan nikah lagi kalau kamu ngga setuju"

"Yeaayyy. Gitu dong" girang Elsa.

"Udah ah, pindah gih ke dekat suami kamu. Nanti dia cemburu lagi" goda lelaki itu.

Elsa duduk di samping Vian yang sejak tadi duduk di sofa ruangan papanya sambil menatap ke arah dia dan papanya tadi.

"Kamu butuh uang sayang?" tanya Ruel pada putrinya membuat Vian menatap papanya dengan gelengan.

"Ngga usah Pa. Kan Elsa udah jadi tanggung jawab Vian"

Elsa dengan senyam-senyum menatap Vian yang sedang memperjelas hubungan mereka. Elsa merasa semakin terpanah dengan kebijakan suaminya itu.

"Tapi kan kamu belum kerja Al"

"Iya ngga apa kok pa, Vian punya tabungan walaupun dari papa. Kalo kita ngirit, Vian yakin masih bisa nyukupin kebutuhan anak papa"

"Maafin papa ya, karena perjodohan kalian bikin kamu jadi kebebanin"

"Al ngga ngerasa gitu pa"

"Tapi kalo kalian butuh apa apa, jangan sungkan telpon papa ya Al. biar bagaimanapun Elsa masih dalam tanggungan papa"

"Iya Pa, ya udah kita pulang dulu ya Pa. Papa inget jaga kesehatan"

"Iya, kalian juga. Hati-hati"

***

Vian memasuki kamar mandi setelah Elsa keluar dengan bathrobe yang menutupi tubuhnya dan handuk yang membungkus rambut basahnya. Tanpa mengeringkan rambut terlebih dahulu, ia membaringkan tubuhnya dengan handuk yang masih membungkus rapi rambutnya.

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang