Part 3 - Poor Andrew

1.2K 122 14
                                    

Andrew tampak berwibawa menggunakan tuxedo berwarna biru dongker yang dipadukan dengan kemeja berwarna putih dibalik jasnya serta dasi berwarna senada dengan tuxedo-nya. Rambutnya ditata begitu klimis, jambang yang begitu tipis tampak seperti habis dicukur membuat penampilannya begitu manly.

Andrew berjalan begitu gagah, senyumannya membalas sapaan para kolega yang ingin sekali menjadikannya menantu. Andrew pun ikut menimbrung dengan para kolega.

"Wah kau semakin sukses saja Andrew" Puji salah satu kolega

"Aku lihat kau dari tadi sendirian, mana pasanganmu?" Goda salah satu kolega membuat Ayah Andrew dan kolega lainnya tertawa.

"Aku sedang berusaha menaklukannya hahaha..." Bisik Andrew lalu diikuti tawa kecilnya yang membuat kolega lainnya tertawa mendengar jawaban Andrew. Andrew memang dikenal dengan kesibukkannya dengan pekerjaannya dan menutup hati untuk seorang wanita, sebelumnya jika Andrew ditanya prihal kekasih ia akan menjawab "Aku tidak sempat mengencani wanita, pekerjaanku terlalu banyak..."

"Semoga kau berhasil" Ucap salah satu kolega sambil menepuk bahu Andrew

Andrew sedari sesekali melirik seorang pria baya yang sedang berdiri sendiri sambil membawa minuman ditangannya. Tuan Choi, Ayah Andrew juga menghadiri pertemuan. Andrew pun meminta izin meninggalkan para kolega untuk menghampiri Ayahnya.

"Abeonim" sapa Andrew, namun sayang tak ada jawaban dari Ayahnya.

"Abeonim, apa Kau selalu sehat? Aku selalu mengawatirkanmu"

"Aku tak butuh khawatiranmu!" Itulah jawaban yang mencolos dari mulut Tuan Choi

"Abeonim sampai kapan kau membenciku?" Tanya Andrew

Namun pertanyaan itu tidak dijawab oleh Tuan Choi. Sang Ayah malah meninggalkannya, terlihat kesedihan dimuka Andrew. Hubungan Andrew dengan Tuan Choi memang tidak baik, bahkan sepertinya sang Ayah tidak ingin bertemu dengan anaknya itu. Semua itu berawal dari kejadian 20 tahun yang lalu.

Flashback 20 tahun yang lalu

Seorang laki-laki mondar mandir didepan ruang UGD bersama dengan seorang anak kecil yang tak lain adalah Andrew kecil. Sang Ayah melihat anaknya yang sedang duduk dikursi rumah sakit, ada kemarahan dimata sang Ayah ketika melihat anaknya itu.

sang Ayah menunduk untuk mensejajarkan dengan tinggi anaknya "Anak nakal!! apa yang kau lakukan dengan ibumu?!" Bentak sang Ayah sambil menggoyangkan bahu sang Anak.

"Chuosonghamnida Appa... aku hanya meminta ibu untuk membelikan balon diseberang jalan" Jawab Andrew kecil dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Kau tau permintaanmu itu membuat ibumu celaka? Hahhh?!" lagi-lagi sang Ayah membentak

"Maafkan aku Appa.."

Dokter keluar dari ruang UGD

"Apa Anda keluarga pasien?" Tanya dokter kepada Tuan Choi

"Iya, saya suaminya dok, bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Tuan Choi

"Maafkan kami. Kami sudah berusaha namun Tuhan berkehendak lain. Nyawa istri Anda tidak bisa diselamatkan..."

Rasanya kaki Tuan Choi sudah tidak bisa berdiri lagi mendengar pernyataan dari dokter bahwa istrinya sudah meninggal. Air mata sudah tak bisa terbendung lagi.

"Eomma..." lirih Andrew kecil

"Kau lihatt!! Ibumu sudah meninggal! itu semua gara-gara Kau anak nakal!!!"

Silly MeetingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora