Part 18 - saling mengungkapkan

1.1K 116 18
                                    

Matahari sudah digantikan oleh bulan, hujan yang mengguyur bumi sangat deras diikuti oleh petir dan gemuruh yang menggelegar. Setelah mendapat telepon dari Callistha raut wajah Andrew terlihat sedang mengkhawatirnya seseorang yang lebih tepatnya adalah Callistha, Bukannya Calllistha takut akan petir dan gemuruh? Lihatlah Andrew! Seberapa cueknya dirinya terhadap Callistha tetap saja tak mengurangi rasa khawatir dirinya.

Andrew melajukan mobilnya keluar dari basement. Matanya tak lepas dari orang-orang yang berjalan di trotoar sambil membawa payung meskipun jumlah orang-orang itu dapat dihitung dengan jari. Namun, tak satupun yang menunjukkan perawakan Callistha, Andrew sangat takut dengan keadaan Callistha.

Andrew terus melanjukan mobilnya dnegan kecapatan sedang, beberapa meter terdapat sebuah halte. Pandangan mata Andrew berhenti disebuah halte, didapatinya seorang wanita yang tengah meringkuk sendiri. Andrew yakin itu Callistha, Andrew langsung turun dari mobilnya dan berlari kearah halte.

"Callistha" Panggil Andrew

Wanita itu mendongakkan kepalanya, dan benar itu Callistha. Raut wajah yang menunjukkan ketakutan serta air mata yang mengalir dipipinya.

Andrew langsung merengkuh Callistha, dipeluknya begitu erat. Andrew dapat merasakan tubuh Callistha yang bergetar.

"Mengapa kau bodoh sekali!?"

Callistha hanya diam, Andrew dapat merasakan Calistha yang seseunggukan serta kaosnya yang basah akibat air mata Callistha yang ternyata masih mengalir.

"Aku takut Andrew" lirih Callistha

.

.

.

Melihat Callistha yang begitu lemas, Andrew membaringkan Callistha diatas ranjang king size-nya itu. Andrew mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Callistha yang basah itu.

Callistha sudah sangat lemas karena kedinginan serta ketakutannya itu sehingga membuat dirinya tertidur.

"Tak seharusnya kau lakukan itu, ini akan membuat dirimu sakit" kesal Andrew pada Callistha yang sudah terlelap

Andrew melihat baju Callistha yang basah karena tekena air hujan membuat dirinya tak tega melihat Callistha yang masuk angin nanti karena memakai baju basah serta AC yang menyala diapartemen Andrew. Andrew memutuskan untuk mengganti baju Callistha dengan piyamanya yang mungkin akan tampak kebesaran jika dipakai oleh Callistha. Andrew juga sudah menghubungi Krystal bahwa Callistha sedang bersama dirinya.

Andrew melihat rantang kecil yang dibawakan Callistha, tangannya meraih rantang itu lalu membukanya. Andrew tak ingin membohongi dirinya sendiri kalau dirinya memang sangat lapar, lalu ia makan makanan yang dibawakan Callistha tersebut.

.

.

Jam menunjukkan pukul 07.00 KST, Callistha terbangun dari tidurnya. Matanya sedikit demi sedikit mulai terbuka, dilihatnya sebuah ruangan yang tidak asing baginya, Callistha mencoba untuk mengingatnya.

"Apa ini apartemen Andrew?" Tanya Callistha sendiri

Callistha beranjak dari ranjang king size itu. kakinya melangkah menulusuri ruangan untuk mencari Andrew dirinya berjalan menuju dapur setelah mendengar suara dari dapur apartemen Andrew.

Sesampainya didapur, Callistha melihat Andrew yang sudah rapi memakai setelan kemeja yang digulung keatas lengannya dan celana tuxedo-nya terlihat Andrew yang sedang berkutit dengan kegiatan didapur, yaitu membuat susu dan mengoleskan selai ke roti.

"kau sudah bangun?" Tanya Andrew yang menyadari kehadiran Callistha

Dijawab anggukan oleh Callistha.

Silly MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang