Part 21 (Going to end)

1.3K 121 11
                                    

"Appa takut jika suatu hari nanti kau akan diduakan atau ditinggalkan oleh suamimu, apalagi kehidupan dikota begitu keras"

"Tidak semua seperti yang kau pikirkan Appa"

.

.

.

Pagi ini ayah Callistha yaitu Tuan Im sedang melakukan pekerjaan yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun. Dirinya kini sedang memberi pupuk tanaman Strawberry yang ada dikebunnya, ayah Callistha memiliki perkebunan yang cukup luas, hasil panennya pun biasanya dijual ke kota bahkan keluar negeri namun bukan berarti Tuan Im menjadi seorang bos pekebunan, dirinya memilih turun tangan langsung dalam merawat kebun strawberry-nya itu meskipun sudah ada beberapa pekerja.

 Dirinya kini sedang memberi pupuk tanaman Strawberry yang ada dikebunnya, ayah Callistha memiliki perkebunan yang cukup luas, hasil panennya pun biasanya dijual ke kota bahkan keluar negeri namun bukan berarti Tuan Im menjadi seorang bos pekebuna...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paman, strawberry-nya tumbuh begitu baik" Andrew mengamati strawaberry yang akan ia petik dengan tangan kirinya yang ia gunakan untuk membawa keranjang.

Tuan Im yang sibuk memberi pupuk pun terkejut melihat Andrew yang sudah berada disampingnya

"OMO!! Yak kau mengagetkanku!"

"kenapa kau masih saja disini?! Padahal kemarin aku sudah mengusirmu" Tuan Im

"Aku masih memperjuangkan cintaku" Jawab Andrew

Tuan Im mendengus kesal

"Mari ku bantu paman" Andrew pun membantu Tuan Im untuk memupuk tanaman, Tuan Im yang menyadari hanya mendengus dan membiarkan Andrew membantunya

Tuan Im tertegun melihat Andrew dengan telaten membantu dirinya, biasanya anak kota akan kaku dalam melakukan pekerjaan orang desa.

Terlihat keringat yang berkecucuran diwajah manly Andrew, biasanya dirinya bekerja diruang yang ber-AC namun hari ini dirinya melakukan pekerjaan langsung dibawah terik matahari, mengingat matahari sudah berada dipuncaknya. Tuan Im yang melihatnya merasa kasihan.

"Sudah waktunya istirahat, mari kita istirahat" Ajak Tuan Im, Andrew yang sedang memilih buah untuk dipetik pun langsung mendongakkan kepalanya.

"Ahhh Nee" Andrew pun beranjak dari jongkoknya lalu mengekori Tuan Im yang berjalan lebih dulu.

Mereka berdua meneguk air minum yang sudah tersedia, berkali-kali tangan Andrew membasuh keringat yang berkecucuran kepalanya lalu mengibaskan tangannya didepan wajahnya berharap keringatnya segera mengering.

Mereka berdua meneguk air minum yang sudah tersedia, berkali-kali tangan Andrew membasuh keringat yang berkecucuran kepalanya lalu mengibaskan tangannya didepan wajahnya berharap keringatnya segera mengering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Silly MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang