#12 : Sick

415 78 19
                                    

Listen this songs while you reading this chapter :

GAC - Cinta

The Black Skirts - Hollywood

The Black Skirts - Who Do You Love?

V BTS - Stigma

---


Author's Pov

Keesokan harinya, harimau kurus itu bangun dan melihat si harimau betina berjalan-jalan disekitar rawa-rawa tempat kejadian semalam. Lalu seorang pria tinggi dengan postur tegak menghampirinya. Memaksa si harimau kurus untuk kembali bersembunyi dibalik rerumputan yang tinggi.

Manusia itu membelai harimau betina dengan lembut penuh kasih sayang. Kemudian manusia itu memberikan makanan yang ia bawa untuk dimakan si harimau betina. Harimau betina tersebut memakan makanannya dengan lahap tanpa mengetahui apa yang masuk ke dalam mulutnya. Hanya manusia itu, si harimau kurus, dan mayat wanita dalam danau yang tau daging apa itu.

Yoongi terbangun dari tidurnya. Mimpi kali ini tidak membuat teror tidurnya kambuh, namun sukses membuatnya merasa tidak nyaman. Siapa sebenarnya manusia serigala, harimau kurus dan harimau betina tersebut? Yoongi merasa ingin mati karena penasaran.

Ini masih sore dan Yoongi baru saja menginjakkan kakinya di Korea siang tadi. Ia merasa badannya hangat dan menggigil, padahal saat ia usap keningnya, tidak ada tanda-tanda kenaikan suhu. Pada akhirnya ia menuntaskan semuanya pada obat yang diberikan Namjoon, tapi kali ini ia merasa obat itu tidak membantu.

Ia mengambil ponsel yang tergeletak pada meja disamping tempat tidurnya. Memanggil seseorang.

"Yeoboseyo. Bisakah kau kemari sebentar, Namjoon-ah?"

---

Ara's Pov

Jimin demam tinggi. Saat Jungkook menjemput Jimin di bandara tadi, ia bilang wajah Jimin sudah pucat. Semakin memburuk saat ia sampai rumah. Ia mengeluh sakit perut dan keringat dingin keluar dari pelipisnya. Sialnya, aku sedang berada di kantor saat Jungkook menelfonku untuk memberitahu keadaan Jimin. Jadi aku hanya menyuruh Jungkook untuk menghubungi dokter.

Beruntung tuan Seokjin membatalkan rapat mingguan divisi karena ia juga terburu-buru pulang untuk merayakan ulang tahun pernikahannya. Aku bergegas pulang dan mengurus Jimin, menggantikan Jungkook yang harus menghadiri kelas malam. Dokter bilang Jimin terkena demam tifoid, jadi ia harus istirahat total sampai suhu tubuhnya menurun dan makan makanan yang lembut agar ususnya tidak terluka. Saat dokter meminta Jimin untuk dibawa ke rumah sakit, ia menolaknya. Alasannya karena ia mudah bosan. Dasar pria gila.

"Kau dengar kan, jangan minum alkohol dan soda dulu. Kau terlalu banyak mengkonsumsinya saat di Jerman kemarin. Padahal dokter sudah menyuruhmu untuk dirawat di rumah sakit, tapi kau tidak mau."

Aku memeras kain yang sudah ku rendam air hangat. Ku letakkan kain itu pada keningnya. Air hangat memudahkan pori-pori terbuka sehingga suhu tubuh lebih cepat turun.

"Ra.. sakit..." Jimin merintih. Bibir plumnya mengerucut kecil dan matanya menyipit tidak terbuka sempurna. Ah, rasanya aku ingin menangis melihatnya menderita seperti ini. Tidak seperti Jimin yang biasanya.

"Hey.. tahan ya.. semua pasti akan baik-baik saja." aku mengelus rambut pirangnya lembut. Mencoba menenangkannya.

Berhasil, nafasnya perlahan teratur. Ia kembali tertidur. Aku mengelap pelipis dan lehernya pelan karena ia berkeringat banyak sekali. Aku harap demamnya menurun karena kalau tidak, aku benar-benar akan membawanya ke rumah sakit.

OUT OF GOODBYEWhere stories live. Discover now