#19 : Tears of Love

326 72 15
                                    

Author's Pov

Ara terguncang hebat. Kadang ia menangis, kadang badannya membeku, kadang ia bergetar hebat. Begitu terus selama seharian ini. Hoseok dan Taehyung menemaninya di kantor polisi. Polisi itu sedang menginterogasi Ara setelah kejadian mengerikan menimpa Ara dan Jimin dirumah mereka.

Ternyata surat penahanan atas tuntutan Taehyung dan Hoseok sudah sampai ke perusahaan Lee lebih cepat dua minggu berkat kuasa tuan Min, ayah Yoongi. Polisi berserta beberapa badan kepemerintahan sudah masuk dan menggeledah perusahaan itu. Menemukan berjuta-juta barang bukti dan menyitanya. Mereka menangkap Lee Eun Tae dan Lee Min Suk yang sedang berada di tempat. Sayang, Lee Tae Joon tidak berada disana dan itulah yang menyebabkan kejadian tragis menimpa Jimin. Hoseok bersaksi bahwa ia sudah memperingati Jimin perihal Lee Tae Joon, ini merupakan pesan pribadi dari Yoongi. Tapi Jimin tidak mengaktifkan ponselnya beberapa minggu. Ara semakin menangis kencang setelah Hoseok bercerita seperti itu.

"Sudah Ara-ya.. bagaimana kau bisa memberikan keterangan kalau kau menangis terus seperti ini.." bujuk Taehyung pada Ara

"Tapi... hiks.. Jimin.."

"Kami tahu. Tapi sekarang kau harus memberikan kesaksian bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Supaya tuntutan ini bisa masuk ke dalam pasal hukuman Lee Tae Joon. Kau membencinya bukan?" kali ini Hoseok yang mencoba membujuk Ara

"Tentu saja."

"Maka berhentilah menangis dan cobalah bekerja sama pada semua orang disini."

Taehyung menunduk dan menghapus airmata Ara. Ia tersenyum dengan sangat manis dan menepuk pipi Ara lembut. Mencoba menenangkan.

Setelah dirasa tenang, Ara mengangguk menguatkan dirinya sendiri dan ia mulai bicara.

"Kejadiannya hanya beberapa jam setelah Jimin sampai dirumah dan aku sedang memandikan Jisoo di kamar mandi. Tiba-tiba pintu kamar mandi terkunci dari luar dan suara teriakan Jimin terdengar kencang sekali. Barang-barang berjatuhan dan terdengar beberapa kali tembakan mengenai tembok rumahku."

"Jadi, anda disekap oleh tersangka dikamar mandi?" tanya polisi di depan Ara

"Ya. Aku tidak bisa melihat apa yang terjadi. Namun aku tahu mereka sedang memukul satu sama lain. Satu pukulan keras menghancurkan pintu kamar mandi rumahku yang berbahan plastik jadi aku bisa mengintip keadaan diluar. Jisoo menangis, sehingga orang yang memukuli Jimin perhatiannya teralih pada pintu kamar mandi yang hancur. Aku meringkuk untuk bersembunyi sambil menenangkan Jisoo. Aku tidak tahu, mungkin pria itu akan menghabisi kami berdua lebih dulu atau bagaimana, tapi sebelum pria itu sempat mencapai pintu kamar mandi, Jimin sudah bangkit dan memukul pria itu telak. Aku mengintip lagi dan melihat mereka berdua sama-sama tersungkur dan bersimbah darah. Aku melihat ventilasi udara di atas toilet dan aku merangkak naik sambil membawa Jisoo dalam pelukanku. Aku meloncat keluar dan pergi mencari bantuan. Saat aku kembali, aku sudah menemukan Jimin terkena luka tusuk di perutnya dan pria yang menyerang kami berusaha kabur. Beruntung tetangga-tetangga yang datang langsung membekuk dan mengikatnya dengan selang di depan rumah. Aku segera menghubungi ambulance untuk menjemput Jimin." Ara mengakhiri kesaksiannya.

"Baiklah. Cerita anda cukup jelas bahwa tidak ada orang dirumah selain anda, Jimin dan tersangka. Kami akan memproses keterangan anda dan menemukan bukti-bukti lain. Terimakasih atas kerjasamanya."

Polisi dan Ara pun bersalaman. Ara bangkit dari duduknya dibantu oleh Taehyung dan Hoseok. Jisoo dititipkan ke tetangga disebelah rumah Ara dan kini mereka bertiga sedang menunggu Jungkook yang terpaksa pulang karena mengetahui keadaan Ara. Jungkook datang dan segera memeluk noonanya erat. Lagi-lagi Ara menangis hebat dalam pelukan Jungkook. Taehyung dan Hoseok yang melihat itu merasa iba dan ingin menangis juga.

OUT OF GOODBYEWhere stories live. Discover now