Chapter 10

1.4K 250 105
                                    

Satu Tahun Kemudian ....

Seorang pemuda yang mengenakan celemek berjalan mondar-mandir. Di tangan kanannya, ia memegang sebuah sapu. Dan di bahunya, tersampir kain yang akan ia gunakan.

Ia mulai menyapu setiap sudut kedai itu. Memastikan tidak ada yang tersisa meski hanya serpihan debu. Kursi yang biasa pengunjung duduki, ia tata sedemikian rupa. Kembali rapi seperti sedia kala.

Seolah tubuhnya tidak ingin berhenti bergerak, ia kembali melanjutkan pekerjaannya setelah menyapu. Membersihkan setiap meja dengan kain yang sedari tadi tersampir di pundaknya. Meja berbentuk bundar berwarna coklat itu ia bersihkan tanpa setitik pun terlewatkan.

Ia berkacak pinggang setelah semua pekerjaanya selesai. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk melihat hasil pekerjaannya.

"Selesai," ucapnya. Berbalik dan menuju dapur.

"Ahjumma, aku sudah membersihkan semuanya," lapornya pada sang pemilik kedai.

"Benarkah? Kau bisa pulang kalau begitu. Kau sudah bekerja keras hari ini," sahut wanita paruh paya yang duduk di sudut dapur. Berjongkok di depan sebuah baskom besar. Mencamurkan lobak ke dalam bumbu olahannya.

"Ahjumma membuat kimchi?" tanyanya sambil melongokkan kepalanya.

"Minggu depan cucu keluarga kami akan berkunjung. Kimchi adalah makanan kesukaannya." Wanita tua itu berucap sembari tersenyum lebar. Tampak bahagia menyebut tentang cucunya. Membuat pemuda itu menganggukkan kepalanya mengerti.

"Ahjumma, jangan terlalu lelah! Beristirahatlah setelah itu. Aku akan kembali lebih cepat besok. Aku harus segera pulang untuk melihat peliharaanku di rumah."

Wanita tua itu terkekeh mendengar kalimatnya. Sedangkan ia langsung menyambar tasnya. Menyampirkannya di pundak dan menggeser pintu kaca di depannya. Berjalan meninggalkan kedai tempatnya bekerja.

"Jeonghan-ah, tunggu sebentar!"

Pemuda itu menghentikan langkahnya. Berbalik badan dan menemui pemilik kedai yang berjalan ke arahnya.

"Ada apa, Ahjumma?" tanyanya.

"Bawalah ini untuk peliharaanmu itu. Jangan terlalu sering memakan makanan instan," ucap sang wanita sembari menyerahkan sebuah kotak bekal. Jeonghan sedikit mengintip isi dari kotak bekal itu.

"Eh ... inikan ikan yang ahjussi pancing tadi pagi, Ahjumma."

"Kau bawa saja ke rumahmu. Kami bosan memakan hasil tangkapannya. Laki-laki tua itu gila memancing sampai kami rasanya sebentar lagi memiliki sisik."

Jeonghan langsung tertawa mendengarnya. Ia membungkukkan sedikit kepalanya dan mengucapkan terima kasih. Kembali melanjutkan langkahnya untuk menemui peliharaannya.

"Ikan ini ada dua ekor. Tapi tidak cukup dijadikan makan malam kami. Aku harus membeli makanan lainnya untuk peliharaanku." Jeonghan bergumam sembari melihat-lihat kedai yang ia lewati. Namun setelah merogoh saku celananya, ia menghela nafas.

"Hah ... isi saku yang malang," ejeknya pada dirinya sendiri.

Karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan mahal, Jeonghan memutuskan masuk ke dalam mini market. Membeli makanan dengan harga yang tepat dengan uang di tangannya.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0

"Jauhkan bantal itu Jihoon-ah."

"Kau saja yang jauhkan."

Light In The DarkWhere stories live. Discover now