Chapter V

75 5 0
                                    

Sudah berhari hari sejak kedatangan Ben kemari. Sudah berhari hari pula Cathy tak diacuhkan Dana. Wanita itu terlalu sibuk dengan otaknya yang penuh hanya berisikan Ben. Ben dan Ben. Dana, terlalu banyak menghabiskan waktunya bersama pria itu sibuk membahas strategi pemasaran atau semacamnya. Terkadang, mereka membahas sesuatu yang menarik layaknya para peneliti. Yang manapun topik mereka, Cathy tak dapat mengikuti perbincangan tersebut. Malahan, semakin ia mendengarkan semakin jengkel pula ia. Dana seakan membalas kasih sayang yang diberikan Ben melebihi Cathy. Entah disengaja atau tak disengaja. Atau Dana yang terlalu tumpul untuk menyadari signal yang diberikan Ben. Meski rasanya tak mungkin. Tlung! Anda memiliki satu pesan dari Mitchel Levin. Reflek Cathy berdecak kesal tak menyadari siapa yang terpampang dilayar. Dengan enggan ia mengambil benda tersebut dan tiba tiba matanya terbelalak.

"Hai! Aku tak tahu kau sudah kembali ke Inggris, bagaimana kabarmu?" - Mitchel Levin

"Seperti biasa, luar biasa." - Cathy Grand

"Aku berencana mampir ke sana, kau bersedia menemaniku? Maksudku sebagai pemandu tur." - Mitchel Levin

Cathy terdiam sejenak tak membalas menimbang nimbang. Tentu saja ia memilih pergi bersama Mitchel ketimbang berdiam diri bersama dua sepesies dengan pembicaraan sinting mereka. Ia terkekeh tak sabar sekaligus ingin membalas dendam kepada Dana. Membuat wanita itu berpikir ia sudah berpaling ke lain tempat. Apakah reaksi Dana akan sama dengan tempo hari? Kali ini Cathy tak berharap banyak. Paling paling wanita itu akan mengatakan dirinya tak peduli atau tersenyum. Persetan dengan hal itu. Yang penting ia puas. Biarkan Dana bersama Ben bersenang senang, ia tak peduli sekarang. Benar benar tak peduli. Penuh penekanan memantapkan hati.

"Kenapa tidak? Kabari aku bila kau sudah ada di sini." - Cathy Grand

"Aku sudah ada di sini. Kirim saja alamat cafe yang kau inginkan, kita akan bertemu disana. Oke?" - Mitchel Levin

Cathy mengirimkan lokasi cafe favoritnya tak jauh dari apartemen miliknya. Saatnya bersiap siap. Cathy mulai bebenah membersihkan diri memilih pakaian yang menurutnya menarik. Dress bermotif floral khas musim semi dipadukan dengan celana legging hitam dipercantik dengan beberapa aksesoris tersemat di leher dan pergelangan tangan. Cathy tampak mengagumkan dalam sepuhan natural dan rambut pirang tergerai. Ia membuka lemari penuh berisikan berbagai jenis tas, dibagian bawah, penuh berbagai jenis sepatu berjejer. Dipilihnya tas tangan hitam berbahan kulit sintetis. Sejenak Cathy terdiam mengetuk dagunya lalu ia memilih flat shoes hitam senada dengan leggingnya. Ia melihat pantulan dirinya merasa puas. Sebentar lagi pikir Cathy. Ia keluar mengalihkan pandangan Dana dan Ben yang bertanya tanya kemana penyihir ini ingin pergi. "Aku ada janji dengan seseorang." satu kalimat yang membuat kedua orang itu mengangguk mengerti lalu kembali pada pembicaraan sinting mereka. Membiarkan Cathy bahkan tak menanyakan tempat tujuan Cathy. Apalah yang bisa ia harapkan dari Dana? Wanita itu tak peduli padanya. Cathy mengingatkan diri, dirinya juga tak seharusnya peduli pada wanita itu.

Mitchel tampak jauh lebih tampan dengan rambut pirang yang sengaja dibuat berantakan. Pria itu juga menumbuhkan janggut di dagunya membentuk huruf W mempermanis senyuman yang terus dilayangkan kepada Cathy. Mitchel. Pria itu. Obat penghibur Cathy yang paling manjur. Melontarkan guyonan yang terus membuat Cathy tertawa. Pria itu juga berbagi cerita akan banyak hal yang menarik. Semenarik pemilik cerita itu sendiri. Jadi Cathy pun bisa melupakan Dana untuk sejenak meski hanya hitungan jam. Mereka terdiam sejenak. Mitchel menawarkan diri membelikan beberapa potong croisant meninggalkan Cathy menikmati angin sepoi sepoi musim semi. Memperhatikan orang orang berlalu lalang. Tanpa sadar, ia menopang dagu memutar latte dengan tangannya yang bebas. Ia merasa hampa. Merasa... tolol. Cathy menghela napas panjang tak sadar Mitchel sudah kembali dengan sepiring penuh berisikan croisant, beberapa potong roti dan dua gelas latte.

Sexy Violence Yummy [Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang