PART 9. Harapan itu Masih Ada

523 16 0
                                    

Adrian telah menerima surat dari Zahra serta memabacanya, alangkah bahagianya dirinya. Ia merasakan impiannya semakin dekat “Alhamdulillah, terima kasih Yaa Allah”, ungkapnya dalam hati. Ia berdiri ditengah-tengah hamparan udara di ujung Asrama, merasakan hembusan angin yang menghempas ketubuhnya. Indahnya Nikmat ini, indahnya ciptaan dari yang maha kuasa.
Ia tidak sabar menunggu satu minggu lagi dan melihat karyanya yang di lanjutkan oleh Zahra. Ia membayangi lukisan itu dalam angannya, melihat senyuman Zahra memberikan lukisan itu. Indahnya lukisan ini Zahra, namun lebih indah wajahmu yang dihiasi senyuman ketulusan. “Hmmm angan ku berlebihan” ungkapnya sendiri.
***
Hari yang ditunggu itupun datang, seminggu waktu telah berputar, seminggu sudah bumi memutarkan dirinya. Zahra dan Naila pun bertemu ditempat biasa, didepan Masjid untuk memberikan lukisan itu ke tangan Adrian.
“Adrian, karyanya sudah selesai”. Zahra memberikan lukisan itu kepada Adrian yang masih tergulung rapi sambil tersenyum”.
Adrian terpana melihat indahnya senyuman Zahra, hingga ia tak sadar bahwa Zahra memberikan lukisan itu padanya. Entah yang keberapakali ia seperti itu.
“ehem-ehem”. Ucap Naila. Sambil ketawa. Zahra yang berkrudung Pink itu hanya ketawa kecil melihat tatapan Adrian yang begitu dalam.
“owh., Syukran, syukran. Alhamdulillah selesai juga, terimakasih ya Zahra. Kamu baik ya”. Ungkap Adrian yang ingin membuka gulungan karya itu, penasaran ingin melihat hasilnya.
“Hmm, Adrian. Jangan di buka dulu ya. Nanti setelah aku pergi, baru boleh di buka”. Ungkap Zahra.
Zahra dan Naila pun kembali ke Asrama Putri, sedangkan Adrian juga kembali ke Asrama Putra, Adrian sudah tidak sabar melihat hasil dari lukisan itu, sesampainya di kamar ia melihat ada Abdi, fauzan, Khairul beserta teman-temanya yang lain. Adrianpun membuka lukisan itu di depan teman-temannya. Semua mata tertuju pada lukisan itu. Semua terkagum-kagum melihat hasil karya itu.
“waaah, indahnya seperti lukisan syurga”. Ungkap Fauzan.
“Lukisan ini pasti bernilai mahal”. Ungkap temannya yang lain.
“lukisan ini pasti terpilih untuk di pamerkan di Pameran Nasional”. Ungkap Khairul.
Adrian terpana, hatinya bergetar melihat hasil yang menurutnya Karya terindah yang pernah ia temui, sebuah lukisan indah yang didalamnya terdapat goresan Ayat suci Al-qur’an.
“Adrian ini kamu yang buat?.....”. Tanya Fauzan.
“ini karya aku dengan Zahra, kami yang buat. Mudah-mudahan bisa diterima”. Jawabnya.
Abdi yang mendengar itu, merasa iri hati, dengki dan cemburu, tak ada daya untuk membantah, karena memang lukisan itu begitu indah.
“rul, temani aku ketempat ustadz Daus, aku ingin ia mengkoreksi lukisan ini”. Ajaknya kepada Khairul untuk memperlihatkan karya itu.
“okey.” Jawabnya singkat.
“Aku ikut”.
“aku juga,
“Aku ikut”. Ungkap beberapa temannya.
Akhirnya teman-temannya pun ikut menemani Adrian membawa lukisannya termasuk Abdi yang juga ikut menemani Adrian, entah apa rencana Abdi.
Adrianpun bertemu dengan Ustadz daus.
“ustadz, ini ada karya ustadz mohon di koreksi”. Ungkap Adrian sambil memberikan karya tersebut.
“ini karya kamu ya?.....”
“ya ustadz aku sama Zahra yang membuatnya, aku harap bisa di pajang pada pameran Nasional ustadz”. Jawab Adrian penuh harap.
“owh, tunggu diluar ya, ustadz bawa kedalam untuk koreksian”.
Ustadz daus membawa Karya tersebut kedalam ruangan untuk dikoreksi dan di nilai. 20 menit sudah Adrian bersama teman-temannya menunggu di luar karena banyak karya yang harus di koreksi.
Akhirnya Ustadz itu pun keluar. Adrianpun yang tengah duduk langsung berdiri.
“gimana ustadz?. Tanyanya.
“Adrian, karya kamu memang bagus. Dan karya Atas nama Adrian Mahendra dan Najla Zahra layak di tampilkan di pameran Nasioanal”. Jawab Ustadz Daus.
Teman-temannya Adrian bersorak sambil menepuk tangan mereka, “ Yeaaaa”. Adrian terlihat begitu bahagia dan secara spontan ia langsung sujud syukur sebagai tanda ia sangar bersyukur dan merasakan akan membahagiakan keluarganya. Tapi, Abdi masih terlihat iri hati, dengki serta tidak menyukai hal tersebut.
“Adrian, silakan kamu bingkai lukisan itu dipasar, setelah selesai di bingkai nanti kasih sama ustadz ya”. Ungkap Ustadz Daus sambil tersenyum memegang jenggotnya.
“ya Ustadz, terima kasih.
Adrian tidak menyia-nyiakan lukisan itu, ia langsnung mengirim pesan melalui ponselnya kepada Zahra”.
“Zahra. Alhamdulilah Karya kita di terima insyaalh bisa dipajang pada acara pameran nasioanal. (Adrian)
Zahra pun membalasnya pesan singkat dari Adrian.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk semua orang”. (Zahra)
***
Terkadang motivasi itu sangat dibutuhkan untuk mengembangkan diri, tanpa motivasi manusia tidak memiliki arah dan tujuan sehingga membuat ia merasa tanpa berguna. Tapi Adrian termasuk orang yang beruntung, ada sebuah motivasi yang mendorong ia untuk selalu maju untuk melangkah yaitu keluarganya dan cintanya.

Qalam CintaWhere stories live. Discover now