Perputaran Nasib Last Story

2.8K 32 0
                                    


Hari-hari selalu dimulai dengan yang namanya pagi. Entah kenapa, tapi kawan, asal kalian tahu, pagi adalah waktu awal kehidupan. Napas kan kembali terdengar, setelah lamanya tertidur dalam gelap, hening hampa dan sunyi. Tuhan mengatur waktunya berdasarkan apa yang telah di qudratkan, dan pada apa yang telah ditetapkanNya. Walau orang selalu bilang, kenapa selalu dengan pagi, kenapa harus pagi. Dalam renunganku aku hanya bisa menjawab. Karena pagi adalah awal dari hari, hari yang akan kujalani.
Namaku Zikri, umurku saat ini sepuluh tahun. Tapi aku sudah harus bekerja, yah tahulah, hidup di jaman sekarang tidak semudah membalik telapak tangan ketika mencari makan. Apalagi setelah ayahku meninggal setengah tahun yang lalu. Sulit sekali hidup ini. Sekolahku putus di tengah jalan, belum juga bisa membaca, tapi itulah adanya. Walau ibuku tetap melarang tapi tetap saja, aku dikeluarkan, lagi-lagi karena masalah biaya. Uang, uang, dan uang selalu saja dimana-mana, uang menjadi yang paling utama.
Pagi-pagi di setiap hariku, aku siap-siap mengantarkan Koran-koran ke setiap rumah pelanggan. Setelah subuh aku langsung berangkat ke pusat Banjarmasin post mengambil koran dan langsung keliling mengantarkannya. Biasanya aku juga mengambil tambahan dengan menjajakannya di dekat lampu merah bersama teman yang lain. apa adanya untung juga masih ada yang mau menerima bekerja tanpa ijasah. Dari sini aku belajar bahwa Tuhan selalu ada. Tidak pernah memihak siapapun. Hanya orang yang berusaha keraslah yang akan dia bantu, dalam Ayat Al-Quran Allah menyebutkan bahwa berusahalah semampumu, tapi Rasul kita menambahkan, paksa, paksa, dan paksa sampai batas kemampuanmu. Jadi salahkah aku berkata begini kawan.
Pagi-pagi aku langsung mengantarkan Koran keliling, kulempar dengan hati-hati, agar tidak terkena tanah yang basah, atau terkena pot bunga yang bisa berakibat fatal. Tapi hari itu udara dingin sekali, aku sudah mengenakan jaket, tapi tetap saja dingin. Aku berdoa supaya tidak turun hujan, ternyata setelah beberapa saat hujan malah turun. Aku berhenti di dekat pagar orang, kulihat sekitar tak ada tempat berteduh yang aman. Kulindungi semua Koran itu dengan tubuhku, tak peduli aku, apa akan sakit nanti. Yang kupikirkan saat ini hanya Koran inilah hidupku.
“trek“ tiba-tiba pintu pagar dibuka. Aku menengok, seorang anak kecil seumuranku berdiri di belakangku. Dia tersenyum dan mempersilahkanku masuk, pertama aku menolak, tak enak rasanya, tapi setelah dua kali diajak aku menurut. Tak ada jalan lain, mumpung ada orang yang berbuat baik, rejeki tidak boleh ditolak.
Di sana kami berkenalan, namanya Dirga. Ramah sekali anak ini, senyumnya tulus, ternyata masih ada orang kaya yang baik. Aku senang, apalagi di suguhi teh hangat, perkenalan kami berlanjut kepada pertemanan, setiap sore kami selalu jalan-jalan. Biasanya tempat favorit kami padang ilalang dekat lapangan bola di belakang Musholla di kampungku. Kadang dia bawa buku-buku cerita, walau begitu tetap saja aku tidak bisa baca. Malu-malu aku akhirnya bilang terus terang kalau aku tidak bisa membaca.
Perkiraanku yang semula ternyata salah. Kupikir dia akan menghina atau meninggalkanku, ternyata tidak, dia malah mengajariku membaca. Perlahan-lahan akhirnya aku mengerti dan bisa membaca sendiri. Dihadiahkannya beberapa buku cerita itu padaku, cerita yang paling kusuka adalah, cerita “si kancil.“
Sore sepi nan indah. Kami berbaring di atas rerumputan, dan hari itu Dirga menceritakan kenapa dia mau berteman denganku.
“Zik, tahu ngga kamu, aku ini di sekolah tidak punya teman. Soalnya bagi teman-temanku mereka hanya mau berteman denganku karena aku punya uang, kalau aku tidak punya uang, mana mungkin mereka mau. Apalagi ayahku galaknya minta ampun, berteman dengan anak tetangga saja aku tidak boleh.“
“lah bagaiamna denganku kok boleh?” ucapku tak percaya.
“ya aku kabur dari rumah,“ ucap Dirga sambil tersenyum kecil padaku “sejak berteman denganmu, baru kali ini aku merasakan, apa arti dari pertemanan, mau ngga kamu berjanji“ katanya sambil mengangkat kelingkingnya.
Aku mengangguk dan mengaitkan kelingkingku. Kami berjanji kan menjadi sahabat sejati, kapanpun dan apapun yang terjadi. Hari ini kami menjadi sahabat.
Tapi kenyataan berkata lain, ayah Dirga datang dengan beberapa orang besar. Dirga langsung dibawa paksa, ayahnya mendekatiku dan berkata.
“kau jangan sekali-kali lagi mendekati anakku, kau kotor, dekil bau, derajat kita beda“ ucapnya kasar, sambil menarik Dirga. “anakku akan jadi pengusaha bukan gelandangan sepertimu.“
Aku kasihan tapi tak bisa apa-apa, dia ayahnya. Aku hanya bisa menatapnya yang menjauh dan hilang, kata-kata ayahnya berlalu bagiku, sudah banyak aku mendapat perkataan seperti itu, bagiku wajarlah orang miskin dihina, asal jangan sombong.
--oo0oo--
Waktu berlalu, kesedihan ini kuredam sendiri, sudah sebulan aku tidak menemui Dirga. Walau kata ayahnya tidak boleh mungkin tak apalah kalau aku mencuri kesempatan. tapi yang kutemui ketika aku ke rumahnya hanya kesunyian, rumah itu sudah disegel, entah apa yang telah terjadi. Aku pun kembali merenung. Kalau saja seminggu yang lalu atau beberapa hari yang lalu aku kesini, mungkin dia masih ada, tapi sudahlah, semua yang terjadi di ukur dengan waktu yang terjadi sekarang.
Dan mulai hari ini aku berjanji tuk menabung uang sedikit demi sedikit. Karena kupikir, jangan sampai ada lagi orang-orang miskin yang bodoh sepertiku. Aku tak ingin orang-orang sepertiku dihina lagi, aku tak ingin lagi melihat penderitaan yang terjadi. Untuk itulah, karena sangat jauh harapan menjadi menteri pendidikan, tak apalah kalau aku hanya punya toko buku kecil. Atau taman baca, di masa nanti, buat orang-orang yang tak punya sepertiku.
--oo0oo--
Sekitar duapuluh tahun kemudian.
Dalam kurun lingkaran waktu Tuhan, semua berlalu dan berubah menjadi dewasa. Senang rasanya kalau menjadi dewasa, kalau dihina aku sudah bisa melawan. Kalau mau berkelahi juga bisa, aku terlahir dilingkungan yang keras, dan tumbuh menjadi anak yang keras. sejak diajari membaca oleh Dirga aku sering membaca Koran yang kujual paling tidak buat menambah pengetahuan. Tapi hal yang tak pernah kusangka ternyata ilmu banyak kudapat disitu. Jaringan informasi dengan cepat dapat kuraih. Dan sekarang akhirnya aku bisa memiliki toko buku sendiri seperti yang kuinginkan dulu. Semua dari hasil uang tabuanganku.
Malam gelap gulita. Hujan lebat tak bertujuan. Karena takut buku basah aku segera merapikan buku-buku dan bersegera menutup toko buku ini. Saat membereskan barang. Ada seorang pemuda tiba-tiba berteduh di depan tokoku. Dari potongan belakangnya aku seperti mengenal orang ini. Kuingat-ingat siapa, kucoba menyapanya dan ternyata benar.
“Dirga“ ucapku senang,  tapi dia malah keheranan dan bertanya.
“siapa kamu?“
Aku memperkenalkan diri dan dia langsung ingat. Kami langsung berpelukan dalam haru. Pakaiannya basah kuyup oleh hujan, kubawa dia ke dalam tokoku. Lalu kupesankan teh hangat di warung minum seberang. Kubawakan makanan karena nampaknya dia juga belum makan. Dalam lebatnya hujan kami saling membagi cerita. Miris sekali kehidupannya. Dulu rumahnya di sita oleh bank. Karena hutang yang tidak bisa dilunasi ayahnya. Mereka sekeluarga pindah, hidup mereka tak menentu, dan setelah kuliah pun, kehidupannya masih belum bebas dari masalah. Walau ijasah sudah ditangan, tapi pekerjaan masih belum dapat di genggam. Jauh sekali harapan untuk bisa makan belum lagi biaya yang lain, aku turut berduka.
Dalam hujan yang pernah terjadi padaku beberapa tahun lalu. Yang kemudian dipersilahkannya masuk, dan kehidupan itu kini berulang. Kali ini aku yang mempersilahkannya masuk. Hujan lebat tak menepi, menyisakan kenangan bagi kami yang telah beranjak dewasa.
Dalam hidup yang tak mudah, banyak hal yang akan terjadi. Yang kadang tak menentu. Roda kehidupan kan selalu berputar, perputaran nasib selalu terjadi. Kita tidak tahu akan jadi apa kita di masa yang akan datang. Hanya satu pesanku kawan, janganlah kalian sombong berjalan di atas buminya Allah, hiduplah sesuai harimu. Berjuanglah dan janganlah kau menyesal saat kau dilahirkan ke muka bumi ini, karena banyak hal menyenangkan yang akan terjadi ketika kau hidup.
--oo0oo--
“Terinspirasi dari lagu ST12, Dunia Pasti Berputar”

Kumpulan Cerpen 2 Sahabat 1 JanjiWhere stories live. Discover now