Han

1.8K 247 26
                                    

Hari sudah menjelang malam ketika aku baru selesai mandi.

Masih mengenakan handuk di atas kepala, aku mendudukkan diriku di kursi meja belajar. Membuka notebookku dan mulai mengetik sesuatu.

Aku sedang mengetik cerita pendek, hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Baru saja mulai mengetik beberapa kata, ponselku berbunyi. Tertera nama Jimin disana, aku tersenyum tipis lalu mengangkat telfonnya.

"Halo?"

"Ra? Udah tidur?"

Aku mengerutkan dahiku.

"Iya ini udah tidur, aku mimpi lagi liburan ke Swiss."

Terdengar suara tawa Jimin dari sana.

"Vidcall ya, Ra?"

"Gamauuuuuuu."

"Kenapa?"

"Kamu lagi latihan, kan? Nggak ah, ada anak Bangtan. Malu."

"Taik. Biasa juga malu-maluin."

"Ha? Ngomong apa barusan? Ngga denger."

"Hehe enggak. Kelar latihan aku kesana yaaa. Jangan tidur."

"BODO AMAT AKU NGANTUK MAU TIDUR, WEK."

"AWAS YA KAM-"

Tut..

Aku tersenyum puas lalu menaruh ponselku.

Setelah itu aku melanjutkan ceritaku sampai akhirnya aku sudah malas untuk melanjutkannya.

Aku mengambil ponselku lalu berbaring diatas tempat tidur.

Katalk!

Jimin : YANG SUNGAI HAN SEPI YANGG
Jimin : KESANA YUKKK
Jimin : kamu sini deeh, aku tunggu disini

Hyera : LAH TAIK
Hyera : GAMAAAUU
Hyera : JEMPUT BEGOOOO
Hyera : masa aku naik bus
Hyera : udah jam brp inii
Hyera : nnt kalo ada org yang mabuk trus aku digangguin
Hyera : GIMANAAAA

Jimin : iya iya njing
Jimin : bawel

Hyera : YODAH GAUSAH JEMPUT INI AKU KESANA DEH NAIK BUS.

Jimin : IYA INI OTW SAYANG

.

.

Ceklek

"Heh, kebo!"

Aku membuka mataku dan mendapati Jimin diujung pintu kamar.

"Malah ngebo. Ayo woi!"

"Iya, santai!"

Jimin tersenyum tipis saat aku berjalan mendekat. Ia mengelus pucuk kepalaku.

"Pake jaket bego. Udah malem, diluar dingin sayang, hmmm." Tutur Jimin seraya menangkup kedua pipiku.

"Bawel."

Setelah memakai jaket, aku dan Jimin meninggalkan rumah lalu menuju sungai Han.

Sesampainya di sungai Han, aku dan Jimin langsung menuju mini market untuk membeli sesuatu.

"Makan ini yuk." Ajakku sambil menunjuk ramyeon.

"Nggak." Jawab Jimin singkat.

Aku menatapnya sinis lalu memukul lengannya, menyebabkan Jimin meringis kesakitan.

boyfriend -p.j.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang