Bagian 9

2.9K 195 12
                                    

Sakura menatap cermin sambil merapikan letak tiara yg dia pakai. Sangat indah, dan Sakura sangat menyukai motifnya. Setelah rapi, dia bergegas keluar kamar dan menyantap sarapan yg sudah menunggu nya.

"Tiara yg sangat indah, nona. Ini pertama kali nya saya melihat nona memakai tiara itu."ucap Sizune saat Sakura sudah menyelesaikan sarapannya. "aku mendapatkannya semalam."jawab Sakura memundurkan kursinya lalu berjalan meninggalkan meja makan."dari tuan muda ya, nona?"Sizune sengaja menggoda Sakura saat Ayame sedang disamping nya."seharusnya dia membelikan ku yg lebih mahal dari ini."ucap Sakura yg sudah menghilang dibalik pintu.

"Kau pasti cemburu kan? Hayo ngaku."Sizune menyenggol Ayame dg bahunya. "siapa yg cemburu."ucap Ayame membereskan bekas sarapan nona nya."halah, jangan bohong. Kalau bisa ku sarankan ya. Jangan terlalu berharap pada tuan muda. Kau pasti cukup tau diri."Sizune menyarankan.

"Apa salah jika aku mengharapkan tuan muda melihat ku sedikit saja. Menyadari akan kehadiran ku selama ini."ucap Ayame menunduk lesu. "cinta itu tidak mengenal siapa orangnya. Tapi, kau harus bersiap dg segala kemungkinan terjadi. Saat ini tuan muda sedang dihadapkan dg banyak masalah. Mengurus semua perusahaan dan nona Sakura seorang diri. Jangan menambah beban nya untuk sementara ini."jelas Sizune."Aku tidak tau sampai kapan bisa menahan semua ini."ucap Ayame.

# # #

Hinata memandang dg takjub benda berkilau yg kini ada ditangannya. "oh my God, jidat! Ku pastikan ini harganya fantastic. Lihat baik-baik tiara ini!" teriak Ino histeris, jari-jarinya sibuk meraba ukiran indah tiara yg  ada ditangan Hinata. "kapan kau membelinya?" tanya Hinata. "aku mendapatkannya semalam."jawab Sakura." siapa miliader yg memberikan tiara ini?"tanya Ino tampak antusias.

"Ini banyak dijual dipinggir jalan. Jangan berlebihan."ucap Sakura, meski dia tau berapa harga sebenarnya tiara itu. "bodoh! Ini asli dari diamond. Katakan pada ku siapa yg memberikannya."Ino masih saja mendesak Sakura."Apa mungkin Gaara?"tebak Hinata."bukan. Kakashi yg memberikannya saat dia pulang dari Amegakure."jawab Sakura."what?!" teriak Ino dan Hinata bersama, mereka saling berpandangan.

"Kalian membuat telinga ku tuli.sini kembalikan tiara ku."ucap Sakura mengambil tiara itu dari tangan Hinata lalu dipakainya. Ino dan Hinata saling bertukar pertanyaan lewat tatapan mata mereka. "jangan berfikir macam-macam. Paling dia membelikanya dg uang perusahaan. Mana mungkin dia punya uang sebanyak ini."jelas Sakura.

" Kau selalu berprasangka buruk pada Kakashi. Dasar tidak tau terima kasih."cibir Hinata. "kau mmembela nya?" tanya Sakura tidak terima. "hanya mengatakan yg sebenarnya. Dia begitu menyayangi mu, tapi kau selalu memperlakukannya dg sangat buruk . tidak bisakah kau sedikit saja menghargai nya? Pagi, siang, malam dia bekerja untuk mu. Tapi pernahkah dia mengeluh? Dia menahan lelah nya demi diri mu, Sakura. "jelas Hinata,sementara Sakura hanya memutar bola mata nya, bosan.

Diliriknya jam tangan yg melingkar dipergelangan tangan kirinya. Jarum jam sudah menunjukkan angka 3 lebih. "aku mau pulang sekarang."ucap Sakura mengemasi barang-barangnya yg berceceran ditanah berumput yg mereka duduki."ku rasa tuan Presedir belum pulang. Jadi kenapa buru-buru?"goda Ino."Sakura sedang belajar menjadi istri yg baik. Sebelum suami pulang, dia harus sudah menyiapkan makan malam dan menyambut kedatangannya. Lalu melepaskan jas nya dan membawakan tas nya."Hinata menambahkannya dg penjelasan yg sangat lebar.

"Sudahkah pembicaraan kalian ini?"tanya Sakura yg kini tengah berdiri. "memangnya jidat bisa masak? Ku rasa hati Kakashi akan dimenangkan oleh maid nya yg pandai memasak itu. Siapa nama nya? Ayame ya?" Ino terus saja mengobrol dg Hinata tanpa memperdulikan Sakura yg kini telah pergi dg hentakan kaki nya. Mereka tertawa puas melihat reaksi Sakura.

Karma Masih Berlaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang