SIDE STORY: WILLIAM (1)

9.9K 201 0
                                    

Chapter ini sebenarnya flashback dari awal William bertemu dengan Cherry. Chapter ini akan aku ceritakan dari sudut pandang William dulu. Next side story yaitu dari sudut pandang Cherry. So enjoy!

_______________

William's POV:

Sore itu aku berjalan menyusuri jalanan di Jakarta sambil mendengarkan musik melalui headphone.

Matahari terbenam menampakkan cahaya kuning keoranyean menambah indah pemandangan kota Jakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari terbenam menampakkan cahaya kuning keoranyean menambah indah pemandangan kota Jakarta. Entah sudah berapa lama aku tidak pulang, aku sangat merindukan tempat ini.

Setelah lama berjalan, aku bertemu dengan seorang gadis berseragam SMA. Ia menabrakku, kulihat wajahnya dipenuhi dengan air mata. Ia menjatuhkan gantungan kunci dari saku seragamnya.

Aku mengambil gantungan kunci itu dan mengejarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mengambil gantungan kunci itu dan mengejarnya. Aku hendak memberikan gantungan kunci itu kepadanya tapi kuurungkan niatku, aku mengikutinya dari kejauhan.

Ia terhenti di sebuah taman dan duduk disana sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Aku menunggunya dan duduk agak jauh darisana.

Setelah beberapa saat, gadis itu menurunkan tangannya. Kulihat kedua matanya yang bengkak, namun ia terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Aku ingin mengembalikan gantungan kunci itu namun sekali lagi kuurungkan niatku. Aku hanya memandangi kepergiannya dari tempat dudukku.

Aku menghela nafas dan memandang kelangit. Pikiranku jauh melayang ke ingatan masa kecilku. Melihat gadis itu menangis, mengingatkanku pada diriku di masa lalu. Aku sering menangis seorang diri, aku selalu menyembunyikan perasaanku dari orang lain.

Aku berlari tergesa-gesa menuju tempat karaoke. Aku baru ingat kalau aku ada janji dengan teman-temanku dulu. "Maaf aku terlambat" kataku sembari membuka pintu karaoke.

Mereka semua memandangku, ada salah seorang yang tidak asing berada di dalam sana. Gadis itu, gadis yang kuikuti sedaritadi.

Sesaat pandangan kami beradu. Aku duduk memandanginya bernyanyi. Pilihan yang buruk pikirku. Benar saja, setelah lagu itu selesai ia nyanyikan, air mata mengalir di wajahnya. Ia meminta maaf dan keluar ruangan. Sesaat ruangan menjadi sunyi. Salah seorang dari mereka mencairkan suasana dengan menyanyikan lagu gembira.

Aku keluar dari sana. Kulihat gadis tadi sedang berjongkok dan menenggelamkan kepalanya dikedua tangannya. Aku berjalan mendekatinya. Aku ingin menghiburnya, aku bertanya apakah dia sedang patah hati. Namun ia tidak menjawab. Akhirnya aku menyuruhnya untuk istirahat dan pulang.

"Apa kanu mau melakukan sex denganku?"

Kalimat itu keluar dari mulutnya. Aku menoleh kebingungan ke arahnya. Entah apa yang kufikirkan saat itu, aku menerima ajakannya.

Aku membawanya ke apartemenku. Karena aku baru kembali dari Amerika, aku tinggal sendirian disana.

Sebelumnya aku berusaha merubah fikirannya, tapi sepertinya tekadnya sudah bulat. Aku bertanya-tanya sebenarnya apa yang ia fikirkan, kenapa ia ingin melakukannya dengan seseorang yang bahkan baru ia temui.

Aku melihatnya ketakutan, tangannya gemetaran tidak karuan. Aku membantunya membuka pakaiannya. Baru kali ini aku melihat tubuh perempuan langsung dihadapanku dan aku melihat beberapa lebam disekujur tubuhnya itu.

Aku fikir mungkin kesempatan seperti ini tidak akan pernah datang lagi.

Aku mau mencobanya, tapi kenapa dengan wanita ini? Apa karena aku merasa dia sama sepertiku? Batinku.

Kulihat kesedihan dimatanya, ia memandangku dengan sorot mata yang sedih. Aku tidak akan pernah melupakan pandangan itu.

Beberapa hari berlalu, aku masih memikirkan gadis itu. Kufikir aku harus mencarinya dan setidaknya berkenalan dengannya, tapi aku menemukannya dengan mudah. Aku bertemu dengannya di sebuah cafe.

Ia tidak berubah, pandangannya masih menyimpan kesedihan. Kami duduk berhadapan, pandanganku tidak bisa lepas darinya.

Setiap aku memandangnya, dadaku serasa sesak.

Jantungku berdebar.

Mungkinkah aku jatuh cinta?

______________

Author's message:

Wahhh perasaan William yang awalnya kasihan dan penasaran, berubah menjadi perasaan suka.

Awalnya William hanya penasaran dengan Cherry. William merasa pandangan gadis yang ia temui itu penuh dengan kesedihan.

Apalagi saat dia melihatnya, ia seperti melihat dirinya di masa lalu. Sebenarnya apa yang terjadi pada William di masa lalu?

Well, bagaimana dengan Cherry?

[END] Cerita Cherry (Done First Editing)Where stories live. Discover now