Chapter 8

6.6K 407 2
                                    

Bel rumah Seulgi berbunyi.
"Siapa yang datang Seulgi?" Irene bertanya.
Seulgi tidak menjawab, tapi seorang wanita masuk ke dalam rumah Seulgi dan langsung menuju ke tempat dimana Irene berdiri.
"Yerim" Irene berkata sangat lirih hampir tak terdengar.
"Kak Irene, aku ingin bicara" Ujar Yerim.
Irene diam sebentar. Yerim pasti akan berbicara mengenai Suho.
"Bicaralah Yerim"
"Kak Suho... Dia sedang sakit"
Benar kan? Yerim bicara tentang Suho. "Bohong"
"Aku tak berbohong kak. Aku sungguh-sungguh"
"Untuk apa aku peduli padanya? Ia tidak memedulikanku sama sekali"
"Dia peduli padamu. Ia membutuhkanmu"
"Terserah kau saja Yerim" ucap Irene kemudian berjalan menjauh dari Yerim
"Kak Irene" Irene menghentikan langkahnya.
"Apa?"
"Kumohon. Temui kak Suho, ia sakit karena harus bekerja dan mengurus Lami sekaligus"
"Itu urusannya"
"Ayolah kak Irene. Aku bersungguh-sungguh, kak Suho pingsan tadi. Wajahnya sangat pucat" jelas Yerim.
Demi apapun, Irene menahan untuk tidak menunjukkan wajah khawatirnya sekarang. Dihatinya, sebenarnya ia sangat khawatir pada Suho. Namun Ia berusaha tidak peduli. Rasa kesalnya pada Suho masih utuh.
Drrrt... Drrrt... Ponsel Yerim bergetar.
"Halo?"
"..............."
"Iya"
"................"
"Baiklah. Aku akan kesana"
Yerim memutus sambungan teleponnya kemudian menatap Irene. "Aku percaya padamu kak Irene. Temui kak Suho, dia membutuhkanmu. Maafkan aku, aku harus pergi sekarang" ya, sebenarnya Yerim menemui Irene untuk meminta wanita itu pulang dan menjaga Suho.
Yerim pergi meninggalkan Irene yang berdiam diri sambil memikirkan sesuatu. 'Haruskah aku pulang?' batin Irene.
Seulgi menatap Irene dengan tatapan tanya. "Irene, apa yang ia katakan..."
"Aku harus pergi Seulgi, terima kasih karena sudah menjagaku beberapa hari ini" Irene pergi begitu saja dengan langkah tergesa dan wajah gelisah. Seulgi menghela napas, namun tersenyum setelahnya, ia merasa sepertinya Irene hendak menemui Suho. Ya, setidaknya Irene masih peduil dengan suaminya itu.
.
.
.
Kini Irene sudah berada di depan rumah dimana selama 5 tahun ini dirinya tinggal bersama Suho. Ia ragu antara hendak masuk atau tidak.
Setelah berperang dengan berbagai pemikiran, akhirnya Irene masuk ke dalam rumahnya dengan tergesa-gesa.
"Bundaaaaa!" kaki Irene belum mencapai kamar Suho, namun telinganya sudah mendengar suara imut Lami. Irene tersenyum sedih dan memeluk Lami.
"Bunda dimana sejak kemarin? Ayah sedang sakit. Lami takut, Lami tidak bisa menjaga ayah" Ujar anak kecil itu.
"Maafkan bunda Lami" Irene berkata menyesal.
Dari arah dapur, Irene melihat ibunya membawa semangkuk bubur, membuatnya terkejut dan tak tahu harus berbuat apa. Wanita itu menatap sendu Irene.
"Bicaralah pada Suho. Bawa bubur ini, Aku akan mengajak Lami ditaman" Hanya itu yang dikatakan Ibu Irene. Selanjutnya wanita itu pergi keluar rumah dengan Lami.

Irene menatap pintu kamar Suho dan berlanjut membukanya. Dilihatnya Suho yang lemah sedang mencoba untuk duduk. Suho bangun dari tidurnya setelah mendengar suara keras Lami memanggil ibunya tadi. Irene sungguh sakit melihatnya. Benarkah pria di depannya adalah suaminya?
Irene memaku di depan pintu. Ia mengamati wajah Suho dari sana.
"Irene?"
Suho menyadari keberadaan Irene. Ia sedikit terkejut, hingga mencoba untuk berdiri.
"Apa yang kau lakukan?" Irene berkata khawatir dan menghampiri Suho saat suaminya mencoba berdiri. Namun terlambat, Suho sudah terlanjur berdiri, di depannya.
"Irene..." Suho mengusap pipi Irene dengan sangat-sangat lemah.
"Ada apa denganmu sayang?" Irene berkata lirih di depan Suho. "Kenapa kau pucat sekali?" Irene menumpahkan air matanya. Ia sungguh tak kuat saat melihat Suho lemah seperti ini. Belum pernah Irene melihat Suho sampai pucat seperti ini.
"Maaf. Maafkan aku, sayang" Suho menghapus air mata Irene.
Irene menggeleng. "Tidak, aku yang bersalah"
"Tidak"
Irene tak bisa menahannya, ia sangat merindukan Suho. Masih dengan air matanya, ia langsung memeluk suaminya itu.
"Maafkan aku. Aku sangat egois, Aku tidak mengerti perasaanmu. Aku benar-benar minta maaf. Kau pasti mengalami kesulitan saat aku tidak di sini"
Suho memeluk Irene balik. "Tidak sayang. Terima kasih kau mau kembali"

• My Heart Always Will Be Yours || SureneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang