NINE

783 31 2
                                    

Typo bertebaran gaess!!!
                            ***

Skip Again!

Author PoV

Satu bulan ini, Alifia tetap mengkonsumsi obat yang diberikan dokter saat kejadia mengenaskan itu.

Sebulan ini juga kesehatannya mulai menurun, Alifia tak sebugar dulu lagi. Setiap seminggu sekali ia harus cek ke dokter. Tentang penyakit yang sedang ia derita saat ini.

Dan hari ini ia tetap masuk sekolah. Ia ingin menghabiskan sisa-sia hidupnya dengan sahabatnya dan Demian tentunya. Dokter sudah memvonis sisa hidup Alifia sekita 4 atau 5 bulan lagi.

Tetapi dokter bukanlah Tuhan yang menentukan segalanya. Dokter hanya sekedar memperkirakan, karena semua utusan berada ditangan yang maha kuasa. Jika memang Alifia masih bisa bertahan hidup, itu sudah syukur Alhamdulillah.

Alifia masih sama. Selalu membawakan Demian bekal. Dan Demian juga selalu menerimanya. Tetapi Demian masih sama, dingin dan menusuk.

Alifia tengah menyiapkan bekalnya. Maksudnya bekal untuk Demian, ia saja belum makan dari tadi. Tetap sudah memikirkan orang lain.

"Hai kak!!!" Sapa Alifia saat sudah berada di kelas Demian.

"Nih! Dimakan ya kak!! Aku duluan!!!" Alifia pamit dengan sendirinya, ia tak kuat, disana ada Aisyah yang duduk bersama Demian.

Saat Alifia hendak keluar dari kelas ia mendengar hal yang paling menyakitkan.

"Gaes lo udh makan belom? Nih ada makanan!!!???" Teriak Demian ke teman-temannya.

Ya! Alifia sakit hati, karena ternyata yang selalu memakan bekal yang ia berikan ke Demian adalah teman-temannya. Bukan Demian. Dan yang paling menyakitkan adalah.

"Jadi Syah apa jawaban lo? Lo mau kan jadi pacar gue?" Tanya Demian yang sedang berbicara dengan Aisyah.

"I-iya gue mau!" Jawab Aisyah gugup.

Dan detik itu juga, air mata Alifia meluncur semua. Ia sudah tak sanggup berada disana. Akhirnya ia berlari menuju taman belakang. Taman yang jarang dikunjungi para siswa dan siswi.

"Gue salah apa sampai lo tega sih bikin gue sakit hati?!!" Isaknya.

"Tujuan gue sekarang adalah buat lo bahagia, ya... bahagia dengan pilihan lo sendiri..." gumamnya.
                             🌺

Alifia PoV

Hatiku sudah tak tau bagaimana bentuknya, hati ini sudah tak berwujud lagi, sudah remuk. Tak bersisa. Orang yang meremukkan hati ini tidak akan mau mengembalikan seperti semula.

Saat ini bel sudah berbunyi, bel pulang bagi seluruh siswa dan siswi. Aku berniat untuk bertemu dengan Demian dan Aisyah. Aku ingin mengungkapkan semuanya.

Saat aku berjalan, aku melihat mereka di pojok kelas sedang... bercumbu, membuatku tak bisa berkata-kata. Aku kehabisan kata-kata. Aku hancur melebur. Aku remuk.

Tak sengaja aku menjatuhkan pot yang berada di sisi-sisi kelas membuat kedua insan yang sedang bercumbu mesra itu mengalihkan perhatiannya ke aku.

"Maaf ganggu kalian!" Ujarku bergetar.

                              🌺

Author PoV

"LO BISA GAK SIH GAK USAH GANGGU HIDUP GUE LAGI?!!! GUE TUH MUAK SAMA LO!!!" teriak Demian didepan wajah Alifia.

Alifia kaget bukan main, begitu juga dengan Aisyah. Ia tak menyangka bahwa Demian sebenci itu dengan Alifia.

"Gu-gue cuma mau bilang..." ujatnya menggantung kata-kata.

"APA! KALAU MAU NGOMONG BURUAN!!! ANJING!!" Demian sudah kehilangan kesabaran.

Alifia memejamkan matanya dan menarik nafas sedalam-dalamnya.

"Tujuan gue cuma pengen liat lo bahagia... dan mungkin bahagia lo udah sama Aisyah, gue cuma mau bilang makasih udah buang-buang waktu lo buat ngeladenin gue... maaf udah ganggu kehidupan lo selama ini, dan setelah ini gue janji gak akan pernah lagi ganggu kehidupan lo...

Aisyah! Makasih udah mau jadi sahabat gue, maafin gue kalau gue punya salah sama lo... lo pernah bilang kan kalau bahagia lgue adalah bahagia lo juga... dan sekarang gue yang bilang itu, bahagia lo adalah bahagia gue juga... gue ikhlas lo sama Demian, kalian cocok! Cantik dan Tampan, mudah-mudahan kalian sampai ke pelaminan yah... maafin gue kalau gue banyam salah sama kalian...

Setelah ini, gue akan benar-benar pergi dari kehidupan kalian... kalian gak usah cari gue lagi, walau gue yakin kalian gak akan nyari gue... Aisyah jaga Demian selalu... Kak Demian, aku nitip Aisyah ke kakak... jangan sampai kakak nyakitin sahabat aku... Aku sayang kalian berdua... selamat tinggal!"

Alifia menutup pembicaraannya dengan senyuman manis. Senyuman yang akan dirindukan semua orang bila ia sudah tiada.

"Alifia!!!" Aisyah menangis dan memeluk sahabatnya.

Menurut Aisyah dialah yang paling egois, ia mengambil semua apa yang Alifia punya.

"Gue pulang yah!!!" Pamit Alifia.

"Oh iya... kak? Boleh gue kinta satu permohonan terakhir gue lagi gak?" Tanya Alifia ke Demian.

Demian sekana meminta persetujuan dari Aisyah, sedangkan Aisyah mengangguk tanda ia setuju.

"Boleh peluk lo? Buat terakhir kalinya..." Demian mengangguk malas.

Sedangkan Alifia tersenyum dan langsung memeluk Demian. Demian membalas pelukannya. Dan setelah acara pelukan selesai, Alifia pamit pulang untuk selamanya.

                              🌺

4 bulan kemudian.

Author PoV

Selama Alifia pamit dari 4 bulan lalu, Alifia benar-benar hilang. Bak ditelan bumi, Demian awalnya penasaran kemana perginya Alifia. Sintia juga tidak tau menahu tentang Alifia saat itu.

Saat Sintia ke rumah Alifia, ia hanya mendapat kabar, bahwa pemilik rumahnya sudah tidak tinggal disana. Dalam artian Alifia sudah tidak tinggal disini lagi.

Demian merasa ada yang hilang, seoaruh jiwanya serasa hilang entah kemana, memang disisinya selalu ada Aisyah, tetapi entah kenapa ia merasa ada yang janggal.

Kata sahabat Demian, Demian telah jatuh hati ke Alifia. Semenjak Alifia pamit, Demian menjadi lebih pendiam lagi, dan lebih dingin lagi. saat Alifia masih ada, Demian seperti es yang akan mencair, tetapi Alifia pergi dan mengembalikan Demian yang kembali menjadi es yang sangat beku kali ini.

Demian menjadi seorang pangeran es. Es itu tidak akan bisa dicairkan oleh siapapun, bahkan Aisyah sekalipun. Tak akan ada yang bisa mencairkan es itu, es yang sudah hampir mencair tetapi kembali dibekukan.

                             🌺

Voment jangan lupa gaeeessss!!!!
Tinggalkan jejak!!!
Udh mau end yaaa!!!!😊

ASS STORY (END)Where stories live. Discover now