16. Balasan Penantian

5.1K 419 69
                                    

Don't forget to play your media. 👌

Gak perduli bagaimana nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak perduli bagaimana nanti. Saat ini gua percaya lo milik gue. Dan gua yakin itu.

-Lavina Sheeva Malayeka-

Sheeva merebahkan tubuhnya di kasur dengan lembut. Matanya menatap langit-langit kamar sambil tersenyum. Seolah langit kamarnya sekarang sudah digambar berbagai macam gambar lucu sampai cewek itu terus tersenyum senyum sendirian.

Suara lembut James Arthur mengalun merdu dari ponsel Sheeva. Memunculkan nama yang membuat garis pada bibir Sheeva melengkung lebih lebar.

Rafardhan is calling...

Dengan tangan yang agak gemetar Sheeva mengatur napasnya. Menghembuskan napas dari mulut, memejamkan mata lalu bersikap biasa. Ya, Sheeva harus bersikap biasa. Rafa tidak boleh tau kalau sedari tadi dia tersenyum seperti orang bodoh hanya membayangkan cowok itu.

"Halo,"

"Hai, Sheev. Kok kamu belum tidur?"

"Belom. Kenapa emang? Lo juga belom tidur."

"Kata siapa? Ini lagi tidur."

"Kalo lagi tidur terus gimana lo bisa telfonan sama gue? Lucu lo sekarang."

"Hehe." Rafa tertawa dari seberang sana.

"Senin nanti, saya jemput kaya biasa ya."

"Iya. Ngapain pake persetujuan segala sih? Biasa juga langsung nongol."

"Ini mah mau sekalian."

"Sekalian apa?" Sheeva membalikan posisi badannya yang tadi telungkup menjadi telentang.

"Sekalian ngasi tahu kamu. Nanti naik motornya jangan pegangan di pundak lagi kayak biasa."

Sheeva sempat terkekeh sebelum menjawab, "Emang kenapa?"

"Berasa tukang ojek tau gak."

"Hahaha." Tawa Sheeva akhirnya pecah mendengar jawaban yang sebenarnya Sheeva sudah tau. "Ya udah sih gak papa."

"Gak mau. Orang mah peluk, kalau boncengan tuh. Apa lagi sekarang udah pacaran."

Mendengar kata pacaran membuat wajah Sheeva merona. Tersenyum senyum seperti dari tadi. Sebelah tangannya menutup wajah seolah tidak ingin Rafa melihat rona merah di wajahnya. Padahal tidak mungkin juga Rafa melihat.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now