part 11

3.7K 345 21
                                    

✏✏✏✏✏

"Kookie... kau harus nambah eo? Ini ku ambilkan" ucapnya seraya
Melihat piring Kookie teman sekelasnya itu yang telah kosong, Hyunkyung tersenyum senang. Dengan telaten dan hati hati ia memindahkan makanan itu ke piring Kookie yang telah kosong.

Kookie yang melihat itu kini ia merutuki kebodohannya. Seharusnya ia tak perlu cepat cepat menghabiskan makanan tadi. Jika ia tahu Pada akhirnya ia akan memakannya lagi dengan bersusah payah.

"Aku sudah kenyang Jjongi-ah" ucap Kookie yang menahan rasa mual di perutnya. Ketika ia melihat potongan potongan daging steak di depannya ini, Sungguh ingin sekali rasanya ia memuntahkan semua isi perutnya sekarang juga. Namun ia mengurungkan niatnya itu.

"Makanlah yang banyak Kookie, aku tahu kau anak yang pemalu, kau harus makan daging banyak banyak, ku dengar kau sering sakit akhir akhir ini, di karenakan kau selalu makan sayur, dan agar kau bisa tampil sempurna malam ini, jangan khawatir, stok di dapur masih banyak, iya kan eomma?" Ucap Hyunkyung seraya menatap sang eomma berharap memberikan jawaban yang sama.

"Benar sekali, makanlah daging yang banyak nak, kau terlihat kurus, tenang saja, bibi masih punya banyak stok daging di dapur, jadi kau bisa makan sepuasnya" ucap wanita paruh baya itu tersenyum ramah dan cantik.
..........

Sementara bocah itu tampak berfikir, ia teringat akan sesuatu, dengan cepat jari jari lentiknya membuka tas ransel sekolahnya, mencari benda persegi panjang yang selama ini ia gunakan untuk berkomunikasi dengan sang kakak dari jarak jauh. Mungkin itu bisa membantunya agar sang kakak tak memarahinya. Ia benar benar takut jika sang kakak memarahinya dan mengkhawatirkannya. Alangkah baiknya jika ia setidaknya memberi kabar pada hyungdeulnya.

"Yeah ketemu" gumamnya senang kala ia menemukan benda persegi panjang tersebut di dalam ransel sekolahnya. Dengan lihai segera ia membuka kata sandi dan mencari nomor kontak "Jin hyung" setelah menemukannya segera ia menekan tombol dial berwarna hijau seraya mendekatkan benda itu pada telinganya. Setelah menunggu beberapa detik dan....

Tut

Tut

Tut

Bagus! Sangat bagus! Aish sial!! Ini sama sekali tak berguna, "umpatnya di dalam hati seraya menatap layar ponselnya. Tak ada signal. Gumamnya. Apa?! Tidak ada signal? Yang benar saja. Bagaimana mungkin itu terjadi? Bukankah ini masih di seoul? Mana mungkin tak ada signal jaringan di sini satupun!

Bocah kelinci itu hanya menghela nafas pasrah seraya melemparkan ponselnya dalam ransel. Ia kesal. Jengkel. Benar benar jengkel. Di tambah lagi ia harus memakan daging mentah ini. Dan kalung sialan yang tak henti hentinya menyala. Huft apa yang harus di lakukannya sekarang? Aarrrggghhhhh...

"Kookie... makanlah" ucap Hyunkyung yang membuat Kookie yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri menjadi tersentak walaupun itu bukan nada yang terkesan membentak. Ia tersenyum dan menatap kembali daging daging itu seraya tangannya yang bergerak mengangkat garpu tersebut dan memasukkan potongan daging itu ke bibirnya. Oke ia akan menghabiskannya. Jika ini yang akan membuatnya cepat pulang.

Dengan perlahan tapi pasti daging daging itu sudah mulai habis. Bocah itu pun sudah tak tahan lagi. Ia sangat ingin segera memuntahkan makanan yang baru saja ia telan.

"Anak pintar" ucap wanita paruh baya itu yang sedari tadi memperhatikan bocah kelinci di depannya ini. Ia terlihat makan begitu lahap.

"Ne? " ucap Kookie yang merasa bingung dengan ucapan wanita di depannya ini.

"Ku bilang kau anak pintar nak, Tuan Jeon dan Ny. Jeon pasti bangga memiliki putra penurut sepertimu." Ucap wanita itu lagi yang lebih terkesan bertele tele, memaksa bocah bergigi kelinci itu sekali lagi harus berfikir keras.

Wanna Be You're Star✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن