Dilabrak

1.9K 93 8
                                    

Selama liburan Fera jarang menghubungiku, tetapi aku tidak kesepian karena kini aku ditemani oleh Danu. Danu sudah dua kali menjemputku ke rumah, pertama saat malam tahun baru, kedua saat mengajakku jalan-jalan naik motor. Dan hari ini Danu sudah berada di rumahku lagi. Dia selalu datang tiba-tiba, dia tidak pernah bilang padaku akan datang ke rumah. Itu karena dia malas berkomunikasi lewat chat dan juga malas untuk menelepon. Dia sukanya langsung.

"Hei, Danu!" kataku saat menemui dia di ruang tamu.

"Hei."

"Mmm ... Ada apa ke rumah?" tanyaku basa-basi, padahal aku tahu bahwa dia pasti akan mengajakku keluar.

"Ke mana maunya?" tanyanya sambil menunjukan senyumnya yang manis itu.

"Ya, gak tahu!" kataku kesal.

"Suka kopi?"

"Mmm ... Suka," aku bohong, padahal aku hampir tidak pernah minum kopi.

"Ya udah, suka gak suka, temenin gue ngopi di warkop favorit gue ya?"

"Ya udah," kataku pasrah.

Setelah izin pada ibu, kami pun berangkat menaiki motor Danu yang berisik itu.

"Lusa udah sekolah aja ya?" kataku memulai pembicaraan di atas motor.

"Iya."

"Lo suka bolos sekolah enggak?"

"Sebelumnya sih suka, tapi sekarang kayaknya enggak."

"Kok gitu?"

"Kalo gue bolos nanti gak bisa ngeliat lo di sekolahan dong?"

Aku yakin Danu pasti sedang melihat pipiku yang memerah dari kaca spionnya. Kami pun memasuki sebuah gang, gang yang sangat sempit dan terlihat kumuh. Ternyata gang itu menembus sebuah jalan lain yang agak besar, tetapi aku tidak pernah ke tempat ini. Di sebuah warung kopi kecil, Danu menghentikan motornya dan mengajakku masuk ke dalam.

"Mang Ucup!" sapa Danu pada pemilik warung itu sambil melambaikan tangan.

"Eh, Danu, tumben bawa cewek?" kata bapak-bapak berumur sekitar empat puluhan itu.

"Ya kali-kali lah. Eh, anak-anak gak ada yang ke sini?"

"Udah pada pergi lagi tadi," jawab mang Ucup.

"Ya udah dua ya biasa, tapi satunya gulanya rada banyakin, buat cewek kan takut gak suka pahit."

"Oke, sip!" mang Ucup pun segera menyiapkan kopi untuk kami.

"Lo suka ke sini?" tanyaku.

"Iya, biasanya nongkrong sama temen-temen."

"Temen-temen mana? Sekolah?"

"Enggak lah! Temen rumah. Gue gak terlalu akrab sama temen di sekolah."

"Kenapa?"

"Biasa aja sih sebenernya, cuma gak terlalu akrab aja. Suka berantem sih guenya."

"Oh iya, dulu gue liat waktu lo di panggil ke ruang BP gara-gara berantem sama yang namanya Ucup,"

Mang Ucup lalu datang bersama dua cangkir kopi.

"Oke, makasih mang!" kata Danu.

Mang Ucup pun kembali ke tempatnya.

"Tadi ngomong apa?" tanya Danu.

"Lo dulu berantem sama yang namanya Ucup kenapa?" tanyaku.

"Biasalah, cowok. Itu udah kali kedua gue berantem sama dia."

Brondong Lovers ✔️ [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora