20

10.4K 576 5
                                    

Seseorang bersujud menghadap pada kaisar. "Lapor Yang Mulia.. hari ini nyonya Ji pergi ke kota untuk membeli beberapa baju, perhiasan dan rempah-rempah. Lalu pergi menuju hutan" ucap seorang penjaga. "Hutan?" Kaisar menatap bingung "Ya.. Yang Mulia. Nyonya Ji pergi dengan seorang pelayan. Mereka berdua pergi ke hutan untuk memetik beberapa bunga dan tanaman." Kaisar tersenyum. "Namun pangeran Hong Bi muncul. Dan menemani mereka hingga menuju ke kediaman Nyonya Ji". Wajah kaisar kembali dingin. "Pertama pangeran Li Jing. Sekarang pangeran Hong Bi. Apa sebenarnya mau mereka?" Gumam Kaisar Wo. "Pergi!" Kaisar memerintahkan penjaga gitu.

Ji Yin merangkai bunga di tangannya sambil bercengkraman dengan pangeran Hong Bi. "Pangeran... berkunjunglah kemari lebih sering..." pangeran Hong Bi mengangguk. "Yang Mulia Kaisar tiba". Tubuh pangeran Hong Bi menegang. Wajah Ji Yin kembali tanpa ekspresi. Pangeran Hong Bi bingung mengapa ia tak terasenyum ataupun menyambut kaisar.

Pangeran Hong Bi membungkuk memberi hormat. Ji Yin masih asik merangkai bunga. "Ada apa pangeran kemari?" Ucap kaisar tegas. "Hamba tadi pergi ke hutan lalu bertemu dengan nyonya Ji. Hamba kemudian menemani nyonya Ji hingga kemari. Hamba tak ingin nyonya Ji terluka di perjalanan" ucap Hong Bi hormat. Ji Yin memasukkan beberapa bunga kedalam vas. Ji Yin menata beberapa guci dan vas yang berisi bunga.

"Ruangan ini terasa lebih indah dan harum berkat bunga segar yang kau petik sendiri" ucap Kaisar berjalan menuju Ji Yin. Ji Yin tak mempedulikan kaisar. Tangannya mengambil sebuah tangkai mawar. "Ahh".

Jari Ji Yin terkena duri. Darah keluar memberi warna di kulit putihnya. Kaisar Wo segera mengambil tangan Ji Yin. Memasukan ke dalam mulutnya. "Apa yang kau lakukan?! Kau melukai jarimu sendiri". Kaisar melihat jari Ji Yin yang terluka. "Pelayan! Hancurkan semua bunga mawar ini !" Titah kaisar tegas. "Tidak!" Ji Yin membatah tajam. "Siapapun. Apapun yang melukai Ji'er ku akan aku hancurkan" ucap kaisar dingin.

"Bunga mawar ini sangatlah indah. Namun siapapun yang mencoba menyentuhnya hanya akan merasakan rasa sakit. Duri dari bunga cantik ini akan melukai siapapun yang akan menyentuh bunga indahnya" ucap Ji Yin memungut kembali bunga mawar itu. "Pelayan... tanam bunga mawar ini." Ucap Ji Yin sambil membersihkan tangkai bunga mawar dari durinya. Menaruhnya kedalam vas.

Kaisar hanya terdiam. Ia mengerti apa maksud dari perkataan Ji Yin. "Ada apa Yang Mulia Kaisar datang kemari?" Ucap Ji Yin dingin. "Aku hanya merindukan wanitaku" ucap kaisar Wo menatap mata Ji Yin. Wajah Ji Yin masih tanpa ekspresi. "Datangilah wanitamu yang lain. Harem ini penuh dengan musuh. Hamba harus mempersiapkan diri bukan? Jika Yang Mulia hanya datang ke tempat hamba. Mungkin hamba akan terlambat untuk mempersiapkan perang ini" ucap ji Yin dingin. Hanya aura dingin yang menguar di tubuh Ji Yin. Kaisar pergi tanpa sepatah katapun.

Pangeran Hong Bi masih terdiam di tempatnya ia melihat sisi lain dari perempuan yang sangat ia sukai ini. Seorang perempuan yang penuh dengan senyum dan kebahagiaan diwajahnya. Namun kini terlihat sangat dingin dan kejam. "Ohh. Ji'er kau membuat ku merinding" ucap pangeran Hong mencoba mencairkan suasana.

Ji Yin tertawa pelan. "Apakah aku terlihat kejam pangeran?" Ucap Ji Yin dengan nada yang hangat. "Sangat... kau membuat ku sangat ketakutan.." ucap pangeran Hong  Bi tertawa. "Pangeran... harem ini penuh dengan kelicikan dan musuh. Aku tak bisa membiarkan diriku terbunuh di tempat penuh dengan orang-orang licik. Aku yang harus memenangkan pertempuran ini" ucap Ji Yin pasti.

Pangeran Hong Bi menepuk tangan Ji Yin. "Ini pasti sangat berat. Kau sangat membenci istana. Dan kini kau harus terlibat dalam setiap trik licik di istana. Kau harus kuat. Kau harus bertahan" ucap pangersn Hong Bi. "Baik pangeran" senyum Ji Yin msih tetap tergambar di wajah Ji Yin.

Ji Yin membaca beberapa buku tanaman. "Nyonya.. anda terlihat sangat bahagia ketika bertemu pangeran Li Jing dan Hong Bi... anda terlihat sangat cantik dan hangat dengan senyum anda" ucap Chi He membawa beberapa rempah yang diminta Ji Yin.

"Mereka adalah teman-teman ku Chi'er... aku menyukai kehidupan ku sebelum masuk ke dalam istana ini. Aku membenci istana ini. Aku membeci kaisar Wo. Aku yang akan membunuhnya dengan tanganku sendiri" ucap Ji Yin pasti.

Ji Yin tersenyum hangat ke arah Chi He. Kini Ji Yin berada di taman belakang. Ia membuat sebuah ruangan terbuka yang langsung menghadap ke arah tamannya. Di ruagan terbuka itu terdapat seperti dapur kecil. Di sana hanya ada Ji Yin dan Chi He. Ji Yin sedang membuat sesuatu. Ia beberapa kali membuat sebuah percobaan.

"Nyonya sebenarnya apa yang kau lakukan?" Chi he merasa bingung. "Membuat racun sekaligus obat" ucap Ji Yin tenang. "Racun?" Chi he bingung. Seseorang mengintip dan menguping pembicaraan Ji Yin dan Chi He. "Aku akan menjadi pembuat racun terhebat. Semua yang aku masukkan ini adalah racun. Aku hanya akan mencoba apakah ini berhasil atau tidak" ucap Ji Yin menambahkan ramuannya kedalam air. Ia meminumkannya kepada tikus.

Ji Yin membuat beberapa racikan. Ia membuatnya terus menerus hingga menemukan yang ia inginkan. Hari semakin gelap. Ji Yin masih sibuk di dapur kecilnya itu. Chi He sudah mulai menguap.

Kaisar menuju kamar Ji Yin. Tak ada siapapun didalam sana. Tak ada satupun pelayan di sekitar kamar Ji Yin. "Pelayan!! Dimana Ji'er?" Ucap Kaisar dengan geram. "Ampun yang Mulia. Nyonya tadi berkata ingin berjalan-jalan sendiri di taman" ucap pelayan itu. "Cepat cari Ji'er!!!" Kaisar memerintahkan semua pelayan dan penjaga mencari Ji Yin.

Ji Yin datang membawa beberapa cemilan bersama beberapa pelayan. "Ji'er" kaisar memeluk tubuh Ji Yin erat. "Hamba membuat beberapa cemilan untuk anda yang Mulia" ucap Ji Yin. Ia berjalan ke kamarnya. "Ji'er... mengapa kau beroakaian seperti ini?" Ucap kaisar bingung melihst baju Ji Yin yang jauh dari kata mewah. "Hamba merasa tidak nyaman menggunakan baju yang berat" ucap Ji Yin menghidangkan cemilan di depan Kaisar Wo. "Apa yang akan orang-orang katakan jika melihat seorang selir kaisar seperti ini?" Kaisar terlihat geram. "Mereka akan berpikir bahwa kaisar tak bisa membelikan baju yang bagus utuk selirnya ini" ucap Ji Yin menuangkan teh.

"Bawa masuk!" Perintah kaisar. Beberapa pelayan membawakan beberapa alat musik. Senyum Ji Yin mengembang di wajahnya. Semua orang disana terpesona pada senyum Ji Yin. Mereka baru melihat senyum di wajah Ji Yin. Ji Yin tak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Ia memegang sebuah ziter yang sangat indah walaupun terlihat tua. Ia melihat sepasang pedang yang indah.

Ji Yin mengeluarkan pedang itu dari sarungnya. Terdapat ukiran yang indah. Ada sebuh belati kecil. Ada kipas yang cantik. "Kau menyukainya?" Ucap kaisar bahagia. "Sangat..." ucap Ji Yin sangat antusias. Ji Yin mengacungksn pedang yang ia pegang. Semua prajurit bahkan jendral Yun telah mengeluarkan pedang mereka. "Anda benar-benar salah memberikan pedang ini pada hamba yang mulia" senyum licik terpancar di wajah Ji Yin.

"Anda telah menyanyikan lagu kematian anda sendiri yang Mulia" ucap Ji Yin mengacungkan pedang kepada kaisar Wo. Semua pedang telah mengacung pada Ji Yin. Kaisar Wo hanya tertawa penuh kemenangan.

"Maka aku mengundang mu kedalam pesta kematian ku" ucap kaisar menatap mata Ji Yin. Ji Yin memasukkan kembali pedangnya. "Dengan senang hati Yang Mulia". Hanya ada senyum licik di wajah Ji Yin dan kaisar Wo. "Keluar kalian semua! Malam ini aku akan bersama Ji'er" ucap kaisar Wo.

"Jadilah wanita yang baik. Beberapa hari lagi akan ada pesta untuk merayakan hari kelahiran ibu suri. Gunakanlah baju yang pantas. Jangan membuat harga diriku turun" ucap Kaisar Wo membuka jubahnya.

Ji Yin tersenyum tipis. "Hari ini kau harus melayaniku. Aku tak ingin menerima bantahan. Aku telah memberikan mu semua yang kau inginkan. Jadi aku harus menerima imbalanku" Ji Yin mengangguk. "Baiik Yang Mulia".

General Ji  (TAMAT)Where stories live. Discover now