34.

7.9K 470 2
                                    

Ji Yin duduk dengan anggun. Aroma di dalam kamar itu kini telah berubah. Terasa lebih lembut. Ji Yin meminum teh hangat. "Ceritakan apa yang terjadi?" Ucap Ji Yin lembut. "Nyonya... kediaman Anda terbakar. Dan kaisar sendirilah yang menyelamatkan anda. Namun anda tak kunjung sadar. Hingga ada seorang pelayan yang membawakan sebuah racun dan menyuapi anda. Kaisar yang menghetikan pelayan itu. Anda tak sadarkan diri selama beberapa bulan. Lalu ada seorang penyusup datang dan anda terluka. Setelah itu anda sering memuntah darah. Namun kini anda telah sadar Nyonya" ucao Chi He bahagia.

"Kaisar?" Ji Yin terlihat bingung. "Ya... itu benar nyonya. Kaisar sangat mencintai anda. Bahkan kini kisar tengah dalam perjalan untuk pergi ke kerajaan Qing". Ji Yin terdiam. Ia menaruh kembali cangkirnya. "Kerajaan Qing?" Ji Yin menatap tak percaya. "Kaisar pergi menemui jendral besar kerajaan Qing. Jendral tersebut dikenal sebagai ahli racun. Yang Mulia akan memintanya membuat penawar untuk anda" Ji Yin tersenyum samar.

"Aku sangat terkenal rupanya" Ji Yin tersenyum dan membanggakan dirinya. "Jika kaisar tak menemukannya lalu apa yang akan terjadi?" Chi He terdiam "Perang" tubuh Ji Yin menegang "Akan kupastikan siapapun yang mengibarkan bendera perang pada kerajaan Qing maka akan mati ditanganku". Ucap Ji Yin dalam hati.

Ji Yin mengambil tinta. Ia menulis seuatu. Dan tanpa sengaja terbatuk hingga darah dari mulutnya menampilkan bercak pada surat yang ia tulis. "Nyonya" Chi He merasa khawatir pada Nyonyanya itu. "Para tabib itu hanya memperlambat kematianku. Aku harus membuatnya"  Ucap Ji Yib dalam hati.Ji Yin tersenyum memberikan isyarat dengan tangannya. Menandakan ia baik-baik saja.

Ia memasukan surat itu dan menebarkannya pada burung pengirim surat. "Chi'er... aku ingin tahu aroma racun itu" Chi He mengangguk.

Ji Yin mengaduk beberapa rempah. Ia mencium aroma racun itu berkali-kali. Ji Yin masih terus mencoba meracik racun itu. Namun tetap ada yang berbeda. "Ada yang kurang. Namun aku tak tau apa itu? Aromanya sangat aku kenal. Tapi aku tak tau dimana aku pernah menciumnya"

Sudah 3 hari berlalu tak ada kabar dari Kaisar. Ji Yin masih memikirkan bahan dari racun yang kurang. Ia membuka tiap lembar yang ia baca. Ia telah mencarinya di semua buku namun tak ada. "Mengapa tak ada satupun dari semua bunga dan rempah yang berada di buku ini seperti yang kucari"

Ji Yin berjalan dengan lemah. Ia mengambil ziternya. Memetik ziter itu cepat sambil matanya terpejam. Ia mencoba mengingat semua buku yang ia baca. Nada dari ziter itu menunjukan rasa gelisah yang dalam. Permainan ziternya makin cepat. Beberapa dayang terlihat takjub sekaligus takut. Tangan Ji Yin mulai terluka.

'Brak'

Rasa dingin menjalar keseluruh tubuh Ji Yin. Ia membuka matanya. Pandangannya tertuju pada pintu yang terbuka dengan paksa. Diluar masih terdapat sisa sisa salju. Rasanya sangat dingin dan putih. Aroma aneh menguar menggelitik hidungnya.

Derap langkah tergesa-gesa berlari ke arah Ji Yin. Matanya menatap tajam. Ada kehangatan yang tak bisa diartikan. Lelaki itu memeluk erat Ji Yin. "Aku tak percaya... kau benar-benar bangun" ucap kaisar penuh haru.

"Yang Mulia" Ji Yin menjawab lirih. Ji Yin kembali batuk. Mulutnya mengeluarkan sedikit darah. Kaisar segera menyuruh pelayan untuk menutup pintu itu. "Apa yang kau lakukan? Kau harusnya beristirahat" Kaisar langsung menggendong tubuh Ji Yin keatas ranjang.

"Aku memanggilmu Yang Mulia" ucap Ji Yin pelan. Kaisar membersihkan darah disekitar mulut Ji Yin. "Aku dalam perjalanan ke negara Qing aku dengar jendral besar negara itu sangat pandai dalam racun. Aku akan membawanya untuk mu" ucap kaisar sambil memberamsihkan darah disekitar mulut Ji Yin.

Tangan Ji Yin menggenggam tangn Kaisar. Menghentikan gerakkan tangan itu. "Tidak perlu Yang Mulia... hamba hanya sedih... hamba dengar bahwa anda sendirilah yang menyelamatkan hamba... terimakasih" ucap Ji Yin lembut.

General Ji  (TAMAT)Where stories live. Discover now