9. JEALOUS? IMPOSSIBLE

27.6K 1.4K 13
                                    

SELAMAT MEMBACA

Words = 650+

LANGIT TERLIHAT SANGAT cerah dengan matahari yang tanpa lelah menerang seluruh kota New York

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

LANGIT TERLIHAT SANGAT cerah dengan matahari yang tanpa lelah menerang seluruh kota New York. Ruangan di lantai 65 gedung Ashford Inc menggunakan jendela kaca, smart glass technology, yang dapat diatur sesuai kebutuhan, salah satunya yaitu meredam silaunya cahaya matahari.

Smart glass technology, kaca dengan teknologi canggih yang mengelilingi hampir seluruh gedung Ashford Inc ini merupakan salah satu inovasi terobosan dari perusahaan Ashford Inc yang sudah mendapatkan hak paten beberapa tahun lalu. Kecanggihan yang ditawarkan inovasi terbaru itu membuat pengguna dapat melihat pemandangan gedung-gedung tinggi yang memantulkan sinar matahari ke berbagai arah tanpa merasakan kesilauan.

Gedung-gedung pencakar langit diluar sana seolah terlihat sedang menonton perbincangan, perdebatan, dan hal lainnya antara CEO Ashford Inc, Marcello Aidan Ashford, dengan Camilla Blossom Yakov.

"Apa kau pikir aku sedang melakukan stand up comedy, huh?!" sentak Camilla bernada emosi.

Camilla menatap Marcell, yang sedang menertawainya, dengan pandangan berang. Entah apa yang lucu dari perkataan Camilla tadi. Sudah jelas-jelas dia marah, membentak, melarang, dan menolak ciuman pria itu. Namun, anehnya Marcell malah memberikan reaksi yang tak diduganya yaitu tertawa setiap menatap wajahnya.

"Kau terlihat seperti kekasih yang sedang cemburu," ujar Marcell dengan mulut yang masih mengulum senyum.

"Apa kau bilang? Sepertinya aku salah dengar."

"Apa kau cemburu dengan sekretarisku?" tanya Marcell dengan keseriusan.

Kening  Camilla berkerut diiringi dengan dengusan tajam. "Kau benar-benar pria gila, Mr. Ashford," ujar Camilla dengan tawa mencemooh. Namun, dalam pikirannya, memikirkan ulang pertanyaan Marcell.

Cemburu? Apa iya aku cemburu? batinCamilla

Marcello menangkap guratan keraguan pada mata Camilla dan dia mendekati Camilla dengan pelan, "Kau berpikir—" telunjuk Marcell mengelus kerutan diantara dua alis Camilla "—terlalu keras, Camilla." Tangan kirinya menyentuh pipi kanan Camilla, "Apa yang sedang kau pikirkan sampai pikiranmu tidak berada ditempat?" ucap Marcell sambil menatap mata indah dibawahnya yang tiba-tiba terlihat kaget.

Dia sudah kembali, batin Marcell.

Marcell menyukai saat jarinya menyentuh kulit hangat Camilla.

 "Mengapa kau menyimpulkan jika aku cemburu kepadamu, Mr. Ashford?" tanya Camilla tajam namun penasaran. Dia menyingkirkan tangan Marcell dari wajahnya.

Efek sentuhannya masih dapat kurasakan. Aku tidak boleh berada terlalu dekat dengannya lagi. Aku tidak boleh jatuh dalam pesonanya, batin Camilla.

"Kau marah karena mengetahui bibirku baru saja mencium wanita selain dirimu," ungkap Marcell.

Baiklah aku akan mengakhiri asumsinya terhadapku. Aku harus menyinggung perasaannya, pikir Camilla dan mulai menampilkan ekspresi merendahkan.

"Bagaimana aku bisa cemburu disaat aku bahkan jijik dengan orang dengan bibir murahan sepertimu."

"Apa?!" Marcell tidak percaya dengan hinaan yang dilayangkan pada bibirnya.

Sepanjang hidupnya, tepatnya dari sejak umurnya 4 tahun, dia sudah mulai menggeluti bidang cium mencium. Hingga saat ini, wanita dari berbagai kalangan bahkan mendamba, mengerang dan mendesah hanya karena bibir miliknya. Dan wanita didepannya ini baru saja menghina bibir dambaan semua wanita yang memiliki keahlian profesional yang sudah diakui oleh ratusan wanita.

Apa dia bukan wanita tulen? Itu sudah jelas tidak mungkin. Mungkin jiwa wanita itu yang tidak tulen, batin Marcell mengingat betapa kuatnya serangan kaki, kepala dan tangan wanita ini.

Camilla membalas dengan teriakan penuh kekesalan. "Bibirmu menjijikkan! Kau menjijikkan! Lebih menjijikkan daripada apapun ya—"

Gerakan cepat Marcell menghentikan perkataan Camilla yang digantikan dengan suara terkesiap kaget. Marcell menjepit dagu lancip Camilla diantara dua jarinya dengan tekanan yang tidak selembut biasanya. Matanya menghunus tajam ke arah Camilla, mencoba melihat kebohongan pada mata emerald itu.

"Apa kau berkata dengan sejujurnya, Ms. Yakov?"

Camilla membalas tatapan tajam Marcell. Tidak goyah, tidak menunduk, dan tidak terpengaruh sedikitpun oleh pria itu.

Jiwanya setengah wanita setengah laki-laki, pikir Marcell saat menatap mata yang tidak gentar itu.

"Apa kau menantangku dengan tatapanmu?" bisik Marcell tepat didepan bibir yang menghinanya.

TO BE CONTINUED
[11 September 2017]



GIVE ME BABY TWINS ✔️Where stories live. Discover now