37. IS THIS A DATE?

20.9K 945 16
                                    

SELAMAT MEMBACA

WORDS = 3200+

"Apa aku tidak salah dengar? Barusan kau menyebutkan 'kencan-kencan' kah?" tanyaku sambil memberikan tanda kutip dengan jari-jariku saat menyebutkan dua kata itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa aku tidak salah dengar? Barusan kau menyebutkan 'kencan-kencan' kah?" tanyaku sambil memberikan tanda kutip dengan jari-jariku saat menyebutkan dua kata itu.

"Telingamu masih berfungsi dengan baik—Oh sialan!" umpatnya keras.

"Kau kenapa?" tanyaku emosi karena dia seolah sedang mengumpat telingaku.

Dia berkata setelah mengarahkan dagunya ke mobil berwarna merah bata. "Tadi lampu sein itu hidup ke arah kiri dan sekarang dia berbelok ke arah kanan. Manusia seperti apa yang membawa mobil itu?" geramnya diikuti dengan sumpah serapah saat dia melajukan mobilnya lebih kencang membelah jalanan yang berada di sisi Sungai East.

 Manusia seperti apa yang membawa mobil itu?" geramnya diikuti dengan sumpah serapah saat dia melajukan mobilnya lebih kencang membelah jalanan yang berada di sisi Sungai East

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan terus? Aku lihat dia tidak ada merugikan mobilmu sama sekali," balasku acuh tak acuh. "Kau saja yang terlalu emosian," cicitku.

"Susah berdebat dengan wanita sepertimu. Sepertinya kau juga sering melakukan hal bodoh seperti itu," ucapnya dengan nada mencemooh.

Aku tertawa pelan. "Huh, apa barusan kau meragukan kemampuanku mengendarai mobil dengan benar?"

Dia hanya mengangkat bahu.

"Aku yakin aku tidak pernah salah menghidupkan lampu sein," ucapku sambil mengelus dashbord dan kemudian menyandarkan siku kananku di atasnya dengan wajah yang menghadap wajah datarnya. "Apa perlu aku menunjukkan kepandaianku dalam membawa mobil seksi ini dengan benar?"

"Lain kali saja."

Saat aku akan membuka mulut untuk membalas perkataannya dia menyela terlebih dahulu.

"Bisakah kau diam hingga kita sampai ke tempatku?" pintanya.

Apa dia memang tidak suka terlalu banyak berbicara saat sedang mengendarai mobil? Kalau begitu wajar saja dia lebih sering diam.

"Okay. Tapi mengapa kita ke tempatmu? Aku pikir kau akan membawaku makan malam ke restoran mahal atau jalan-jalan mengelilingi kota ini ... atau apakah kau sudah menyiapkan makan malam konyol yang romantis di sana?" tanyaku dengan cengiran.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang