DUA BELAS

3.6K 541 71
                                    

[Budayakan VOTE ya]



Incoming call from Papah

"Halo."

"Aera disini bareng aku pah."

"..Iya, kuliah dia lancar ko."

"Aku udah ngga ngekos lagi, kan bulan lalu aku udah bilang."

"Sibuk ya pah, nanti aku terus kabarin."

"Hmm."

Jaehwan meletakan HP nya di nakas. Pandangannya menerawang jauh menatap langit biru dari jendela ruang inapnya. Kepalanya selalu terasa berat saat dia melakukan kontak dengan satu-satunya orang tua yang ia miliki saat ini. Jaehwan benar-benar merasa bingung.
Kemana perginya keluarga harmonis yang jadi idaman semua teman dan tetangganya itu.

Kim Aera adalah hal yang paling berharga yang Jaehwan punya. Adik [gak terlalu] cantik kesayangannya ini tidak boleh tersakiti lagi, meskipun di bagian terdalam hatinya ia masih berharap bahwa mereka bisa tertawa bersama lagi, ia, Aera dan Papah, seperti dulu.

Jaehwan menghembuskan nafas panjang. Hanya itu cara ia melepaskan stress saat ini. Jika bukan karna kecelakaan yang ia alami sudah pasti Jaehwan akan melakukan balapan liar malam ini, melepas semua beban dan perasaan tidak enak di dalam hatinya.

"Hah~apa yang harus gue lakukan." Lirihnya pelan.

🍑🍑🍑

"Jadi Jihoon ngga akan pulang sampai minggu depan?" Guanlin duduk di sebelah gue.

"Iya. Kayanya acaranya penting deh. Ngga biasanya dia stay lama gitu."

"Aera, lo ko ngga suka makan di rumah gue lagi sih? Itu mamah nanyain."

"Gue pulang malam mulu nih sibuk di kampus." Dusta gue. Biasanyakan gue suka makan siang atau makan malam di rumah Guanlin yang secara masih satu komplek perumahan cuma beda blok aja.

"Sibuk apaan. Jadwal kitakan sama dan gue tau lo ngga ikut UKM atau organisasi apapun."

"Jangan bohong. Lo pulang kerumah ga?" Tanya Guanlin lagi.

Gue terdiam. Menatap Guanlin tepat dimata sebelum kembali berujar, "Lin, lo suka gue ya?" Serang gue asal.

Mendengar kata-kata gue raut wajah datar nan tampan Guanlin berubah menjadi asem. "Ngelindur ya lo. Gue ketitipan Jihoon jagain lo nih."

"Iyain aja deh biar cepet lin."

"BTW Jihoon ngga ngasih tau alasannya dia stay lama disana?"

Gue menggeleng kepala gue pelan. Untuk kali ini Jihoon ngga menjelaskan apa-apa, dia hanya bilang ada acara keluarga. Selain itu pikiran gue aja udah keganggu banget ngurusin kasus teror itu. Belum lagi penyembuhan abang gue. Belum lagi tugas kuliah gue yang mulai ketinggalan. Juga hati gue yang mulai--"Ra--Aera!!"

"Lo ko ngelamun sih?!"

"Eh! Tadi lo ngomong apa?"

Gue otomatis menangkis dengan cepat gerakan tangan Guanlin yang mau nampol kepala gue. Keseringan di tampol bisa-bisa gue jadi bodoh.

"Ya elu kerjaanya melamun aja. Lo ada masalah?" Ujar Guanlin dengan masih berusaha nampol kepala gue.

Gue juga masih aja berusaha nangkis tangan dia, "Hidup gue mah ngga pernah ada masalah."

"Bohong ya lo."

"Serah lo mau percaya atau engga."

"Lo kan kalo bohong keliatan..."

OPEN UP | KANG DANIEL✔Where stories live. Discover now