"daddy, Ally ngantuk" ujar Ally memecahkan keheningan. "Anak daddy ngantuk ya? Yaudah ayo kita bobo siang" ucap Sean sambil mengangkat Ally kedalam gendongannya. Mereka pun keluar dari ruangan itu dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Ally.
Sean membuka knop pintu berwarna putih, lalu menidurkan Ally diranjangnya. "daddy temani Ally tidur dulu, Ally takut daddy" ujar Ally sambil memegangi tangan sean. "baiklah sayang Daddy tidak akan kemana mana, daddy akan menemani Ally tidur disini." setelah itu Sean pun berbaring menyamping menghadap Ally.
"daddy, bacakan Ally dongeng" pinta Ally dengan tatapan memohonnya. Sean mana mungkin bisa menolaknya, padahal Sean tidak bisa mendongeng. "Baiklah, mau dibacakan apa?" tanyanya. "Emm... Bagaimana dengan cerita tentang putri Tiana?" alis Sean mengerut, ia merasa tidak mengenal siapa itu putri Tiana " Cerita seperti apa itu? Daddy tidak tahu" Ally menepuk pelan jidatnya " Daddy mah nora, masa gitu aja gatau sih, itu loh putri yang pangerannya kodok." ujarnya.
"Tapi daddy tidak punya bukunya. Gimana dong" Ally menghela napas "Mummy sering bacakan Ally dongeng dari handphonenya. Mungkin di handphone Daddy juga ada" jelasnya. "Em kau benar juga. Ally sangatlah cerdas" ujarnya sambil mencari dongeng putri Tiana di handphonenya.
*** "Ally, bangun sayang sudah sore nih, Ally mau ikut Daddy tidak?" ujar Sean membangunkan Ally. Ally masih tetap meringkuk diranjangnya, seluruh badannya ditutupi oleh selimut. Sean menarik selimut itu perlahan, lalu memerikan kecupan kecupan di wajah Ally.
"Hey kalo tidak mau bangun Daddy tinggal ya? Padahal Daddy mau pergi ke kedai es krim." bujuk Sean. Mata Ally langsung terbuka "Beneran ya Dad?" ujarnya. Sean tersenyum lalu menjawab " ya masa Daddy bohong sih sama kamu? Ayo cepet mandi. Nanti kalo kesorean tidak jadi ya" Sean pun bangun dan menurunkan Ally dari kasur. Bocah itupun langsung lari ke kamar mandi dengan bersemangat.
Sean tertawa kecil, Ally mengingatkan dirinya akan Claire. Dulu Claire juga seperti itu. Selalu bersemangat saat diajak kencan ke kedai es krim. Sudahlah,tidak perlu diingat lagi yabg seperti itu. Harusnya sekarang aku mencari dimana keberadaan claire. Ujarnya dalam hati.
Ia pun menyuruh bi Idah untuk menyiapkan pakaian yang akaan dipakai oleh Ally nanti, Sean sudah menyuruh orang untuk membeli beberapa perlengkapan Ally selama bocah itu tinggal disini. Pilihan bi Idah jatuh pada kaus berwarna merah maroon dan jelana jeas pendek.
Ally keluar dari kamar mandi, ia masih memakai bathrobe. "Non, bajunya udah bibi siapin tuh." ujar bi Idah. Ally melihat kearah kasur, teoat dimana bajunya berada. "emm bibi maaf, boleh tidak Ally memilih baju Ally sendiri? Kalo tidak boleh tidak apa apa kok" ujarnya sambil tersenyum. "wahh tentu saja boleh non, sini bibi tunjukan dimana tempatnya." bi Idah pun menuju ke arah walk in closet. Pilihannya pun jatuh kepada dress berwarna putih dan sebuah bando berbentuk sayap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"wahh lucu sekali non, non memang gadis tercantik yang pernah bibi lihat." ujar bi Idah yang terperangah akan kecantikan Ally. Ally tersenyum "terimakasih bi, ayo bi kita ke Daddy" ujarnya sambil menarik tangah bi Idah keluar kamar.
Kaki kaki kecilnya melangkah kearah kamar sang ayah. " Daddy! Daddy! Coba lihat bajuku. Apakah aku terlihat cantik? Bibi Idah berkata bahwa aku sangat cantik" ujarnya sambil senyum memperlihatkan giginya yang putih bersih. "wahh cantik sekali putri Daddy, emm wanginyaa. Ayo kita berangkat ke kedai es krim!" sean pun mengendong Ally dengan sebelah tangan dan menuju ke garasi.
" Putri Daddy kali ini mau pakai mobil apa?" tanyanya. Pilihan Ally jatuh pada mobil minicooper berwarna coklat. " itu daddy, mobilnya kecil, imut seperti Ally" ujarnya. "Baiklah princess let's go!"
