Twenty-Five [B] : The Last Night

246 65 10
                                    

  Dua hari berlalu begitu cepat. Rombongan anggota klub Pecinta alam segera menaiki bus yang sudah terparkir di halaman depan sekolah.

Jin dan teman-temannya mengambil bangku paling belakang untuk duduk, agar lebih leluasa untuk melakukan apa yang mereka mau.

Sepanjang perjalanan keluar dari kota Seoul, kerumunan orang-orang di bangku paling belakang, sangat berisik dan tidak bisa diam dengan tingkah tingkah aneh mereka. Hal itu membuat sebagian penghuni di bangku tengah dan bangku depan mabuk darat. Dan seperti biasa, tingkah kekonyolan mereka dipimpin oleh the most of stupid alien, Kim Taehyung.

Di tengah perjalanan menuju bukit, seluruh anggota pecinta alam tertidur karena lelah dengan aktifitas yang mereka lakukan sejak masih berada di kota Seoul. Kim Tae yang sudah lelah memimpin kekonyolan timnya pun tertidur pulas di bahu Jungkook dengan keadaan mulut sedikit terbuka.

Senja pun tiba, seluruh anggota club pecinta alam keluar dari bus dan berjalan sedikit ke dalam hutan untuk menemukan Villa yang akan mereka tempati.

Setelah sampai di dalam Villa, anggota-anggota klub membentuk sebuah kelompok untuk saling berbagi kamar.

Maknae-Line grup Bangtan setuju untuk tidur bersama di kamar Villa, sedangkan sisanya lebih setuju untuk tidur di luar menggunakan tenda dan kantung tidur tebal yang nyaman.

Di karenakan ukuran tenda yang tersedia di Villa tersebut tidak sebesar saat mereka berkemah tiga bulan lalu, mereka berempat pun menyepakati jika Jin akan tidur dengan Rapmon, dan Suga akan tidur dengan JHope. Meski Rapmon dan Jin tahu di antara Suga dan JHope sedang terjadi sesuatu, tetapi mereka tetap menyatukan keduanya di dalam tenda yang sama, berharap hal ini akan meleraikan sedikit demi sedikit permasalahan yang ada di antara mereka.

Jin, JHope, dan Rapmon segera membangun tenda dan mencari kayu bakar dengan anggota klub yang lain sebelum matahari terbenam. Suga juga sedikit membantu dalam pembuatan tenda anggota yang kesulitan untuk membuatnya.

Matahari terbenam. Anggota klub yang berada di dalam Villa, segera keluar untuk makan bersama dengan menu makan malam steak panggang yang dibuat oleh Ketua Klub.

Jin dan Rapmon mulai menumpukkan kayu bakar dan langsung membuat api unggun di tengah tengah tenda yang mereka buat melingkar membelakangi hutan.

Mereka memulai beberapa game ringan dan berbagi cerita hingga larut malam. Canda dan tawa terlepas begitu saja di antara kebersamaan mereka. Perasaan hangat ini menyelimuti seluruh anggota klub, begitu juga dengan Jin yang tersenyum senang di ujung tenda.

Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Jam analog yang di gunakan Jin, sudah menunjukkan pukul dua belas tepat tengah malam. Hal ini membuat seluruh anggota klub antusias mengambil kembang api di dalam tenda.

Beberapa orang di antara mereka mulai mengarahkan batang kembang api tersebut ke arah langit dan mulai menyalakannya. Jin yang sangat ingin melihat kembang api itu, segera berdiri dan mendongakkan kepalanya ke arah langit, seperti anggota anggota klub yang lainnya.

Kembang api tersebut meluncur dengan cepat dan menabrak langit, hingga memecah menjadi beberapa puing kecil dengan berbagai warna yang indah.

Jin terus terfokus ke arah langit tanpa berkutik sedikitpun. Bibirnya terbuka, menandakan bahwa ia takjub dengan apa yang ia lihat. Seluruh anggota klub bersorak gembira sambil bertepuk tangan sebagai perayaan akhir tahun yang telah berganti menjadi tahun yang baru.

Kim Tae dan Rapmon juga tidak mau kalah dengan teman-teman klub yang lain. Keduanya mulai menyalakan kembang api yang tersisa secara bersamaan dan berhasil membuat sebuah ledakan yang cukup besar di atas langit. Ledakan besar yang terkesan indah itu berhasil di abadikan oleh Suga yang sejak tadi sibuk memotret aktivititas anggota klub.

Pengalaman seru anggota klub pada malam ini tidak akan mereka lupakan dalam hati mereka hingga mereka beranjak dewasa nanti.

Sejenak Suga tersenyum tulus menatap ke arah teman temannya yang terlihat bahagia disana. Tetapi tiba-tiba senyuman manis yang terukir di bibirnya luntur begitu saja, saat sesuatu terlintas di dalam pikirannya. Ia mencoba mengabaikan pemikiran itu sambil menatap nanar ke arah teman-temannya, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya memotret kegiatan anggota klub.

Setelah acara kembang api selesai, seluruh anggota klub kembali ke kamar dan tenda mereka masing-masing untuk istirahat.

Di dalam Villa, Kim Tae dan Jimin terlihat tidak bisa tidur. Saat ini, keduanya tengah asik berbagi cerita hantu dengan keadaan lampu kamar yang sengaja di matikan. Mereka berdua hanya mendapatkan sedikit cahaya redup dari dalam layar ponsel Jimin. Berbeda dengan Jungkook, yang begitu masuk ke dalam kamar mereka, ia langsung tergeletak begitu saja di atas kasur, seperti orang tidak bernyawa.

Di sisi lain, Jin dan Rapmon sudah terlelap dalam mimpi indah mereka, sedangkan JHope dan Suga masih belum bisa tertidur dengan posisi saling membelakangi seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Di tengah keheningan yang menyelimuti keduanya, JHope sedikit bergumam memanggil nama Suga.

"Suga?"

"Hm?"

"Ada yang ingin ku tanyakan."

"Tidurlah, kau akan dapat jawabannya besok."

JHope tak berkutik setelah itu. Suga yang merasa pikirannya terus di hantui hal hal aneh pun, memilih untuk keluar dari tenda dan menyegarkan pikirannya di luar sana. JHope yang penasaran hanya melihatnya sekilas kemudian kembali pada posisinya yang tadi sambil bergumam, "Apa aku terlalu berlebihan?"

♢♢♢

Brak!

Kaget. Jimin dan Kim Tae yang sudah terlarut dalam bayang-bayang cerita horor yang sedang mereka bahas, tiba-tiba mendengar sesuatu berukuran besar terjatuh ke bawah lantai.

Sejenak keduanya saling menatap. Jimin yang sudah di landa rasa takut berkelebihan, dengan berat hati mengarahkan cahaya dari layar ponselnya ke bawah lantai, dengan keadaan tangan yang bergetar kuat.

Deg!

Betapa terkejutnya dua orang itu, saat melihat Jungkook tiba-tiba berdiri dari sisi bawah kasur mereka, sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat jatuh dari atas kasur tersebut.

Jimin dan Kim Tae mengelus dada mereka secara bersamaan, kemudian Jimin dengan cepat menyalakan lampu kamar tersebut sambil menatap Jungkook dengan helaan nafas yang terdengar sedikit kesal. Jungkook hanya menatap keduanya aneh, kemudian berjalan mendekat ke arah jendela untuk melihat keadaan di luar sana.

"Kook, kau membuatku hampir jantungan." Keluh Kim Tae dengan helaan nafas kasarnya.

"Kenapa kau tidur seperti itu? Oh astaga, aku terkena serangan jantung kecil di awal bulan Januari." Ucap Jimin setelahnya.

Jungkook tidak berkutik sedikitpun dengan ucapan kedua temannya itu. Ia justru membelalakan matanya dan langsung berlari keluar saat melihat sesuatu yang mendesak di luar sana. Kim Tae dan Jimin menatap ke arah pintu secara bersamaan kemudian menghela nafas tidak mengerti.

"Anak itu kenapa lagi?"

♢♢♢

To be continue

Who's That?✔Where stories live. Discover now