Sweet Surprise

711 90 3
                                    

Siang ini matahari bersinar begitu terik, panasnya seakan dapat memanggang seseorang jika terlalu lama berada dibawah sinarnya. Hari pertama musim panas, Aku hanya menghabiskan waktuku untuk bermalas-malasan ditempat tidur sambil menyelesaikan novel pertama yang baru saja aku buat, selama beberapa menit belakangan aku hanya terdiam sambil menatap layar notebook ku dengan hati gelisah. Bagaimana tidak? Dua hari telah berlalu namun aku masih belum dapat menyelesaikan novel ini, waktu yang tersisa hanya ada delapan hari.

Entah apa yang membuat otakku buntu seperti ini, sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan. Tapi apa? Sekilas aku kembali menatap ponsel disampingku, bahkan sampai saat ini Stefan belum juga menghubungiku . Yaampun... memikirkan novel dan Stefan membuatku sakit kepala! Aku menutup layar notebook lalu berjalan menuju jendela, langkahku terhenti ketika ponselku berdering. Aku menatap malas pada layar ponsel ini dengan sebelah alis yang terangkat, kemudian beralih melihat jam dinding.

Bloody Hell. Dia telah membuatku menunggu teleponnya selama dua jam

"Hei baby girl. Apa kau telah selesai dengan novelmu?" Suaranya terdengar ceria

Hell.. biar aku tebak ia pasti baru saja dipuji habis-habis oleh gadis-gadis genit itu

"Menurutmu?!" Aku menjawab sinis.

Gila.. bagaimana ia bisa setenang itu tanpa merasa bersalah sedikit pun karena telah membuat kekasihnya menunggu telepon darinya selama dua jam?!

"Hem... maafkan aku, acara itu benar-benar mendadak. Drake bahkan tidak memberitahuku sebelumnya. Maaf."

Aku terdiam selama beberapa detik, lalu sebuah ide terlintas dalam kepalaku.

"Well.. kalau aku tidak mau bagaimana?"

Aku dengar ia menarik nafas panjang, honestly aku tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanku itu. Well, aku hanya ingin membalas perbuatannya saja.

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku?"

Aku berpikir sejenak. Apa ya?

"Datanglah kemari dalam waktu tiga puluh menit, dan pakailah kostum beruang."

Demi Tuhan, ini adalah permintaan terkonyol yang pernah aku ucapkan, dan bisa ditebak sebentar lagi ia pasti akan berteriak mengatakan "Aku tidak mau!"

"Baiklah."

Ehh.. apa katanya? Apa dia serius dengan ucapannya?

"Eh.. baiklah aku menunggumu."

PIP! Sambungan kami terputus aku terdiam sejenak, detik berikutnya tawaku pecah membayangkan bagaimana jadinya bila ia benar-benar menuruti permintaan konyolku tadi.

***

Aku diam terpaku menatap pria tampan dihadapanku. Jadi ia benar-benar melakukannya? Ya Tuhan ini adalah kejadian langka yang harus diabadikan!

"Hem.. bagaimana? Aku sudah melakukan apa yang kau minta, jadi kau memaafkanku bukan, baby girl?"

Aku menatap lensa mata cokelatnya itu. What The Hell? apa ia baru saja terbentur sebuah pilar besar atau semacamnya?

"Sejak kapan kau jadi penurut seperti ini? Apa sesuatu telah membentur kepalamu?" Aku memiringkan kepalaku sambil menatapnya heran

"Gezz.. tentu saja tidak! Gezz, sudahlah Boo berhenti menatapku seperti itu, apa aku sedemikian konyolnya huh?" Dia memasang wajah badmood dan sungguh hal itu malah mebuat ia terlihat cute!

"Demi Tuhan, kau terlihat sangat cute Stefan! Menurutmu bagaimana reaksi para Fansmu ketika melihat kau se-cute ini?"

Tanganku benar-benar gatal ingin mencubit kedua pipi putihnya itu!

"Bloody Hell! Aku serius Boo.. kau sudah memaafkanku kan?"

Aku menatap wajah tampannya itu. Oh God! Sejak kapan ia memiliki wajah cute seperti itu?

"Kau pikir aku serius dengan ucapanku? Haha.. Well I'm just kidding Babe." Aku menapikkan senyum termanisku sambil mengacungkan kedua jari tanganku padanya

"What The Hell?! Baby, kau mengerjaiku huh?!" Dia membulatkan matanya ketika mendengar ucapanku, dan aku malah semakin tertawa dibuatnya

"Apa itu lucu Baby Boo?" katanya sambil memasang wajah datar

Aku mengangguk cepat sambil tetap tertawa kecil menatapnya. Namun, detik berikutnya tawaku terhenti ketika bibir merah itu mendarat tepat diatas permukaan bibirku, dan tentu saja itu membuatku terkejut dibuatnya.

"Kenapa diam Boo?" Stefan balas menatapku dengan menaikkan sebelah alisnya

Hell... kenapa jadi dia yang menggodaku?

"Stefan!" Kataku setengah berteriak padanya

Pria tampan itu hanya tertawa mendengar teriakkanku, saat aku ingin memukul lengannya, ia mengenggam pergelangan tanganku terlebih dahulu. Aku menatapnya, ia tersenyum lembut padaku. Lalu dengan satu gerakan aku sudah berada dalam pelukannya.

"Well baby, kau tidak akan memukul kekasihmu. Oh.. aku ingat ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu. Ikut aku!" Ia melepaskan pelukkannya, tanganku berada dalam gengaman tangan besarnya. Stefan lalu merogoh saku celananya mengeluarkan sehelai kain putih lalu memakaikannya padaku

"Hell.. Stefan.. kenapa kau harus menutup mataku?!"

Ia berbisik pelan ditelingaku. "It's surprise Baby." Tangannya menuntunku berjalan keluar dari rumah

***

Aku menutup mulut dengan kedua telapak tanganku, Anniversary? Oh shit! kenapa aku bisa lupa?! Hari ini sudah dua puluh empat bulan aku dan Stefan menjadi sepasang kekasih. Stefan bahkan telah menyiapkan kejutan se-manis ini, tapi aku? Aku menundukkan kepalaku, menyembunyikan wajahku dalam helaian rambut panjang yang kumiliki. Stefan mengangkat daguku.

"Boo.. kau menangis? Hei ada apa?" Ia menghapus air mata yang sempat menetes dari mataku

Aku memalingkan wajahku. "Aku bukanlah kekasih yang baik Stef.. aku bahkan melupakan hari ini."

"It's ok Boo, aku tau kau sudah dipusingkan dengan novelmu itu. Jadi biar aku yang membuat stress mu itu hilang walau hanya sejenak." Stefan mencium keningku lembut, aku menutup mataku sebentar

"I love you Stefan William." Aku berjinjit lalu mengecup pipi kirinya kemudian berlari menuju meja yang telah ia siapkan

Pria itu sedikit tersentak,lalu tersenyum menatapku. dan menghampiriku. Well anniversary ini benar-benar manis. Aku berharap agar ada anniversary lainnya setiap tahun    

KUMPULAN CERPEN (Stefan-Yuki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang