Chapter 1 : "First Impression"

8 0 0
                                    

Aku menyentuh kaca jendela pesawat, melihat indahnya langit biru bertaburan awan-awan putih yang bersinar diterpa cahaya matahari. Entah sudah berada di ketinggian berapa, burung besi ini melayang di langit. Hatiku tenang dan damai melihatnya. Aku menoleh ke sisi kanan, disana ku lihat ada seorang anak yang melihat ke arahku. Dia tersenyum manis hingga membuat matanya hampir menghilang membentuk bulan sabit. "Oh, manisnya!" gumamku. Lalu, anak tersebut melambaikan tangannya kepadaku dan sepertinya mengucapkan beberapa kata, namun entah kenapa aku tak mengerti apa yang dia katakan. Ekspresi wajahnya sangat ketakutan dan cemas. Kemudian, aku kembali melihat ke jendela pesawat. Aku sangat heran, aku merasa awan berjalan sangat cepat dan laut semakin mendekat. Hingga aku mendengar suara ledakan, kulihat sayap pesawat memercikkan api. Aku merasa sesak dan tak bisa bernapas, kupegang leherku, seluruh air laut telah memenuhi tenggorokkanku. Aku merasakan pukulan hebat di kepalaku. Perlahan semuanya menjadi gelap.

Kring.... Kring.....!! Buk!!

Terlihat seseorang yang mengenakan piyama hijau toska bermotifkan mawar sudah tergeletak di lantai, dia terjatuh untuk yang kesekian kalinya. Dia terlalu sering jatuh dari tempat tidur tersebut. Tempat tidur yang tingginya tak mencapai 50 cm. Dari suara yang dihasilkan, terdengar cukup untuk membuatnya terbangun dari tidurnya yang cukup singkat. Dia hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 3 jam untuk membuat matanya kembali segar. Walaupun masih terlihat jelas lingkaran hitam di matanya.

"Aish!" rintihnya kesakitan sambil terus mengelus bagian tubuhnya yang sakit. Setelah cukup lama dia terbaring di lantai, dia akhirnya beranjak dari lantai yang nyaman tersebut dan berjalan tergopoh-gopoh menghampiri alarm yang berada tak jauh dari tempat tidurnya. "Ah, sudah jam lima!" dengan secepat kilat dia meletakkan kembali alarm tersebut ke tempatnya dan berlari menuju toilet. Tak lama kemudian, dia sudah berganti pakaian.

Di tempat yang berbeda, terlihat tiga orang namja yang sibuk melakukan packing. Keributan terjadi di kanan kiri, bahkan seluruh ruangan terasa sangat memekakkan telinga. "Ya! Yugyeom-ah, berhenti main game! Bantu kami packing barang. Kerjaanmu dari tadi main handphone mulu!" teriak seorang namja yang berada di sudut ruangan tersebut. Entah tidak kedengaran atau pura-pura tidak dengar, namja yang disebut Yugyeom tadi masih sibuk dengan handphone-nya. Karena merasa tak dipedulikan, namja yang berteriak tadi, mengambil sebuah bantal yang tak berada jauh dari tempat sekarang dia berada. Dengan sekuat tenaga, dia melempar bantal tersebut tepat ke wajah Yugyeom. Buk......!! Terdengar tamparan yang cukup keras dari lemparan tersebut. "Ya! Yugyeom-ah, kau tak mendengar hyung mu bicara? Kau......" belum selesai dia melanjutkan perkataannya, tiba-tiba seorang namja lain datang menghampirinya dan mengusap wajahnya yang sukses membuatnya terdiam. "Mark hyung, sudahlah. Tidak usah hiraukan Yugyeom, biar aku saja yang membersihkan sisanya." Ucap namja tersebut. "Ya, aku tahu. Tapi, setidaknya dia harus membersihkan tempat tidurnya sendiri, Jaebum-ah!" omel Mark. Tiba-tiba, terdengar suara dari arah dimana Yugyeom sejak tadi bermain game "Oke, Mark hyung. Aku akan membereskan bagianku. Ingat! Bagianku saja!" Yugyeom memberikan fake smile nya dan melempar balik bantal tersebut kearah Mark. Seketika saja Mark kembali berteriak "Ya! Yugyeom-ah!! Benar-benar, kau ini! Maknae menyebalkan."

"Tapi, Mark hyung. Kita mau liburan kemana memangnya?" Tanya Yugyeom yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Mark. "Aish, kau mengagetkanku!" Mark mengelus dadanya yang serasa mau copot karena ulah maknae satu ini. "Bisa tidak, kau tidak mengagetkanku? Pintanya. "Hey, Jaebum-ah. Kita mau kemana?" lanjut Mark bertanya kepada Jaebum yang sibuk merapikan ruangan mereka. "Oh, itu! Indonesia mung....kin?" Jawab Jaebum meragukan. Mark sangat kecewa dengan jawaban yang dia dengar dari Jaebum. "Oh, ya ampun!" keluh Mark. Dia mengacak-acak rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan. "Ah, aku bercanda kok hyung. Emang kita mau ke Indonesia. Jadi Backdancer di acara JYPNation." Jelas Jaebum. Yugyeom yang melihat tingkah Mark hyung yang sejak tadi sibuk sendiri hanya bisa tertawa geli. "Tapi, lucu ya! Mark hyung, tumben banyak omong. Biasanya kerjaan hyung cuma ngangguk nggeleng." Ledek Yugyeom. Mendengar ledekan tersebut, Mark kembali melempar Yugyeom dengan bantal. Beberapa menit kemudian, suasana menjadi hening. Hanya terdengar suara Yugyeom yang sibuk bernyanyi tak jelas. Bagaimana dengan Mark yang sedari tadi mengomel panjang? Ya, tepat sekali, Mark kembali menjadi dirinya yang biasa, seorang namja yang pendiam. Memang cukup mengejutkan, menyaksikan Mark banyak ngomong. Entah apa yang merasukinya kali ini.

AirplaneWhere stories live. Discover now