(5) Boleh?

74.1K 5K 172
                                    

Boleh gue ngerasa nyaman?

-Key

Gadis itu diam terpaku sambil memegangi keningnya yang baru saja, ah entahlah, kenapa hanya dengan mengingat ini pipinya sudah memerah?

"Barusan yang cium kening kakak siapa?"

Ia menoleh kaget ketika Gazza tiba-tiba bertanya sambil berdiri di sampingnya dengan membawa es krim. Cowok itu mengedipkan matanya berkali-kali membuat Cassie semakin salah tingkah.

"Nggak, itu tadi, kakak tadi bukan siapa siapa kok."

"Kenapa nyium kakak?"

Cassie menunduk menahan malu dan menatap kembali bola mata Gazza yang sedang memandangnya lurus.

"Gazza udah makan? kita bikin telur sosis orak arik yuk." ajak Cassie membuat cowok itu mengangguk girang dan menggandeng tangan kakaknya masuk ke dalam rumah.

Cassie yang berhasil membuat perhatian adiknya teralihkan pun menghembuskan nafas pelan dan tersenyum menatap cowok kecil yang dengan bahagia menggandengnya menuju dapur.

Ketawa lo masih polos dek.

Ketika jam menunjuk ke pukul 8 malam, gadis itu baru saja selesai dengan tugas sejarahnya yang membahas tentang perang dunia. Ngapain perang mulu sih jaman dulu? damai woe, makin banyak kan tuh materi.

Ia menghembuskan nafasnya lelah dan meneguk segelas air mineral yang selalu berada diatas meja belajarnya ketika dia sedang rajin seperti ini. Rajin? tidak tidak, dia tidak setiap hari seperti ini. Hanya saja ia malas harus berdiri di depan tiang bendera atau membersihkan toilet sekolah yang, ya begitulah.

Manik coklat itu bergerak melirik ke arah layar ponsel yang saat ini sudah menyala dan menampilkan deretan nomor entah milik siapa. Atau mungkin asisten pribadi baru milik papanya? atau Maudy yang sedang kehabisan pulsa dan terpaksa pinjam ponsel satpam rumahnya?

"Halo?"

"Capek ya?" tanya seseorang di seberang sana membuat degup jantung Cassie tiba-tiba sedikit berdenyut.

"Danel?"

"Iya,ini gue, orang yang sedang rindu dengan si penerima telefon."

"Apaan sih?"

"Malem ini langitnya cerah ya?"

Gadis itu tersenyum melirik ke luar jendela dan menggelengkan kepalanya sebelum menjawab.

"Namanya malem ya jelas gelap lah bege."

"Gelap?"

"Iya."

"Ohh, kayak hidup gue kalau nggak ada lo."

"Danel, gombalan lo terlalu receh."

Seseorang di seberang sana terkekeh geli dan menghembuskan nafas pelan.

"Lo kangen gue kan? makanya, karena gue cowok peka, gue yang telfon lo duluan, daripada sama-sama dipendem."

"Nel, stop!"

"Percuma tau kalau kangen tapi cuma disimpen di hati, mending diungkapin, daripada jadi penyakit hati dan bikin lo harus mikirin gue tiap mau tidur, kan jadinya tidur lo nggak nyenyak."

"Siapa yang mikirin lo sih?"

"Jangan boong Key. Nggak boleh boong ke suami sendiri, nggak baik."

"Eh apaan, lo bukan suami gue ya, kita nggak ada apa-apa, nggak ada kata SAH!"

"Ya udah bentar lagi gue adain kata SAH!"

DANEL'sWhere stories live. Discover now