Arin berjalan malas menuju minimarket yang ada di depan perumahannya
Jika bukan karena permintaan Ibu nya yang menyuruhnya membeli beberapa keperluan yang habis, pasti Arin masih ada di dalam kamarnya yang dingin dengan segelas jus jambu favoritnya
Arin menghela nafas lega saat minimarket itu sudah terlihat, ia berjalan cepat agar cepat sampai disana
Arin tersenyum lebar saat dirinya sudah berada di dalam minimarket yang dingin
Ia segera memasukkan beberapa barang pesanan Ibu nya dan beberapa snack untuk dirinya ke dalam keranjang yang ada ditangannya
Begitu selesai membayar, Arin keluar dari minimarket dengan senyum lebar dan ice cream vanilla di tangannya
"MARK CUKUP!"
Langkah riang Arin langsung terhenti, gadis itu mendongakkan kepalanya dan mendapati Mark dan Chaeyoung yang terlihat beradu argumen di sebrang minimarket
"Jangan pergi," gumam Mark
"Kamu egois tau gak, aku gak pernah marah kamu deket sama cewek lain. Tapi kamu ngekang aku, sedangkan kamu tau sendiri aku anaknya gimana, aku juga udah jelasin kalo dia cuma temen. Mending sekarang kita intropeksi diri sendiri aja deh, aku capek," kata Chaeyoung kecewa lalu berjalan pergi dengan mata bercecer air mata
"Chaeyoung jangan pergi," kata Mark meraih tangan kekasihnya tersebut, namun dihentakkan oleh Chaeyeong. Lalu gadis itu kembali melanjutkan langkahnya pergi
Meninggalkan Mark yang masih terpaku di sebrang sana, terlalu kaget mungkin
Arin terkejut saat tiba-tiba saja Mark berjongkok dan mulai menangis, sisi cowok itu yang belum pernah Arin lihat
Dada Arin ikut terasa sesak melihat Mark yang menangis tersedu seperti itu, membuat Arin menyadari betapa besar cinta Mark untuk Chaeyoung
Arin tersentak kaget saat tiba-tiba saja Mark mendongakkan kepalanya dan pandangan mereka bertemu
Arin makin panik saat tiba-tiba saja Mark berdiri dan berjalan kearah Arin, masih sambil menatap Arin lekat
Belanjaan ditangan Arin terjatuh begitu saja saat tiba-tiba saja Mark memeluk tubuh Arin dengan erat lalu terisak disana
Arin mengepalkan tangannya, lalu dengan ragu mengangkat tangannya dan mulai mengusap punggung Mark
Dan mereka tetap di posisi itu selama 2 menit, sampai akhirnya Mark melepaskan pelukannya masih dengan mata sembab
Mereka saling berpandangan dengan canggung
"Eh, lo duduk dulu di situ aja bentar. Gue beliin minuman dulu buat lo," kata Arin lalu segera berbalik dan berlari cepat menuju minimarket
Berusaha menetralisir detak jantungnya yang sudah tidak terkendali sejak tadi
Arin meletakkan dua minuman untuk Mark dan dirinya
"Sorry karena tiba-tiba meluk lo," gumam Mark lagi
"It's okay, gue paham kok lo lagi ada masalah. Eh, bukan maksudnya gue sengaja nguping lo sama Chaeyeong yang lagi berantem loh, " lata Arin panik
"Makasih ya, tapi gue boleh minta satu hal?"
"Apa?" Tanya Arin
"Please rahasiain kalo gue nangis hari ini," kata Mark dengan tatapan memelasnya
Arin tertawa kecil, "Tenang aja, gue bisa jaga rahasia kok."
Mereka kembali diam, Mark hanya terus meneguk minumannya dan menatap kearah depan dengan serius
"Kalo lo mau cerita, gue siap mau dengerin kok," gumam Arin
Mark yang mendengar itu jadi menoleh menatap Arin yang juga tengah menatapnya
"Lo kan tau sendiri sifatnya Chaeyoung gimana, dia emang agak tomboy jadi suka main sama cowok. Tapi gue gak suka, gue cemburu ngeliat dia main sama cowok lain." Mark menghela nafas berat
"Dan lo tau sendiri kalo Chaeyoung lagi di tugasin sama si Changbin, mereka sering ketemu berdua buat ngerjain tugas. Tapi gue gak suka, gue nyuruh dia buat minta ke guru nya buat ganti kelompok dia sama cewek. Dan kita udah berantem tentang itu selama seminggu," Mark kembali menunduk sambil mengeratkan genggamannya pada minuman ditangannya
"Gue sayang banget sama dia, gue cuma cemburu, apa menurut lo cara gue salah?" Tanya Mark pada Arin yang sejak tadi diam mendengarkan dengan serius
"Wajar kalo lo cemburu Mark, tapi dalam suatu hubungan, kuncinya adalah kalian harus saling percaya. Lagian lo tau sendiri kalo Chaeyoung udah kenal lama sama Changbin, tapi jadiannya juga tetep sama lo kan? Gue tau Chaeyoung gimana, dia sayang banget sama lo. Lo harus belajar buat percaya sama dia," kata Arin
"Gitu ya?" Tanya Mark sambil mengerjap polos
"Iya, udah cepet sana minta maaf sama Chaeyoung. Dan kalian kapan mau ngungkapin hubungan kalian?"
"Gak tau, gue bakal omongin lagi sama Chaeyoung. Makasih ya sarannya, lo emang temen gue yang paling baik. Gue pergi dulu ya, mau ke rumah Chaeyoung." Mark menepuk pundak Arin lalu berlari menuju motornya dengan senyum lebar
Meninggalkan Arin yang kini tersenyum miris
"Di mata lo, gue cuma emang sebatas temen ya Mark, gak lebih."
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.