I Want You!

414 21 0
                                    

●●●☆☆☆●●● Warning ●●●☆☆☆●●● 

18+, contain some explicit sexual scenes. Readers discretion is needed

...

...

...

Part one : Malaysian Garden Style

Pukul 15.35 sore waktu Indonesia bagian barat. Seharusnya sudah cukup teduh untuk keluar rumah, tapi entah kenapa sore itu rasanya panas dan lembab.

Seorang pemuda Malaysia mengusap peluh yang mengalir di jidatnya. Tubuhnya terasa gerah dengan udara tidak nyaman ini. Padahal ia baru separuh jalan membantu Indonesia - kakak merangkap kekasihnya - merangkap partnernya - yang sedang asyik bercengkrama dengan rerimbunan keanekaragaman flora yang menjadi koleksi tak ternilai harganya di halaman rumahnya yang luas. Baru menggunting beberapa dahan tanaman yang kering dan memasukkan daun-daun kering yang berserakan saja, keringat di kaos lengan buntungnya itu sudah sebanyak ini.  Pemuda melayu itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat sambil berteduh di bawah pohon beringin yang rindang sambil menyaksikan kelincahan sang kakak.

  Pemuda melayu itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat sambil berteduh di bawah pohon beringin yang rindang sambil menyaksikan kelincahan sang kakak

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Ah.." ia menyandarkan tangan di dagunya sambil terus menatap punggung Indonesia dari belakang.

Lihatlah kakaknya yang begitu hebat. Halaman yang maha luas ini dirawatnya dengan telaten setiap minggu sore. Mulai dari menyiram, memberi pupuk, menggunting ranting kering, membasmi hama, menyapu daun-daun kering, semua dilakukannya sendiri. Lihatlah lengan kuatnya itu yang memegang sapu lidi besar dengan gagah menyapu dan membersihkan halaman dari sampah dedaunan kering. Lengan bajunya disingsingkan laksana lagu perjuangan pelajaran wajib murid-murid SD, sehingga otot bisep, trisep dan kasep (?) nya terlihat.

Oh, lihat si kakak gagah itu sedang mengelap butiran keringat sebesar biji jagung yang mengalir dengan derasnya di pelipisnya. Sesaat kemudian pemuda ganteng itu memutuskan melepas kaosnya yang terasa lepek karena keringat dan melemparnya ke sebelah posisi duduk adiknya.

"Nitip!" serunya.

Adegan itu -dimana kakaknya berbalik badan menghadap dirinya lalu melepaskan kaosnya yang basah karena keringat sambil mengibaskan poni ikalnya sampai tercipta cipratan-cipratan seksi ala Baywatch- terasa begitu slow motion di mata seorang Malay. Saat itu Malay bisa menyaksikan betapa licin mengkilatnya wilayah dada yang tak tertutupi kaos lagi karena diguyur butir-butir keringat, membuatnya berteriak dalam hati, "waw, silau, man!" sambil ngiler mupeng. Andaikan bisa, ingin rasanya ia menjadi butiran keringat yang menempel dengan asyiknya di sekujur tubuh slim but sexy milik kakaknya itu.

Malay menelan ludah. Lihatlah dua tonjolan kenyal berwarna kecoklatan itu. Lihatlah belikat menggoda yang mengundang untuk dicecap itu. Lihatlah siluet torso tampak belakang itu. Pikirannya tentang hal-hal erotis bersama kakaknya mulai meracuni otaknya. Ini gila! Kenapa di saat-saat seperti ini, ia ingin sekali mendekap tubuh bermandikan keringat itu?

Antara Aku, Kamu dan DiaOnde histórias criam vida. Descubra agora