Who's the Winner?

341 14 0
                                    

Jam 5 sore teng. Saatnya bagi seorang nation yang setia tiada akhir pada bosnya macam Indonesia untuk pulang ke rumah besarnya setelah seharian beraktivitas melayani sang Bos. Ia pun sudah berkhayal apa-apa saja yang akan ia kerjakan setelah sampai rumah. Mulai dari luluran pakai mangir Jawa, mandi berendam air hangat plus aromatherapy di bathtub, minum wedang jahe ditemani pisang goreng hangat sambil baca koran Lampu Merah Kuning Ijo, nonton sinetron Cinta Fitrop sambil ngemil kacang kulit, lalu diakhiri dengan tidur di kasur empuk sambil mendengarkan lagu-lagu Rhoma Irama di MP3 player seken kesayangannya.

Terus duo 'suami' sintingnya gimana? Ngga diurusin?

Oh, untuk hari ini Indonesia memutuskan untuk melupakan sejenak duo mahluk absurd beda negara itu. Terserah mereka mau makan apa, mau cari makan dimana, mau berantem cakar-cakaran sampe pada ayan, mau pada ngapain aja, terserah!

Pokoknya it's me-time!

Peduli setan dengan setan!

Sampailah ia di rumahnya yang begitu damai.

Damai? Hmm, tumben! Biasanya begitu pulang, ia langsung disambut suara cempreng Malaysia yang asyik bertengkar dengan Netherlands. Kali ini boro-boro suara, pemilik suaranya saja tidak ada. Biasanya begitu ia pulang, duo 'suami' gajenya itu sedang leyeh-leyeh dengan malasnya di sofa ruang keluarga sambil rebutan remote tivi yang kemudian berlanjut dengan aksi jambak-jambakan, yang mengakibatkan dirinya ngamuk lalu berakhir dengan digaploknya duo suami itu.

Tubuh slim but sexy itu melangkah ke kamar pribadinya. Hmm, dua orang absurd itu ngga nampak batang hidungnya juga. Baguslah, mungkin mereka sedang main petak umpet di halaman rumahnya yang super luas itu. Sekali ngumpet paling tidak butuh waktu dua hari untuk bisa ditemukan. Itu artinya ia punya waktu banyak untuk memanjakan dirinya sendiri, terbebas dari gangguan dua setan neraka itu.

Dinyalakannya tivi yang sedang memutar acara berita sore. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil si pemuda ganteng itu mulai melepaskan pakaian dinasnya satu persatu. Dengan hanya mengenakan boxer berwarna merah putih, ia mulai melumuri tubuhnya mulai dari leher sampai ujung jari kaki dengan krim lulur mangir yang terbuat dari kunyit, temugiring serta bahan-bahan lainnya sampai 100%. Digosoknya perlahan sampai keluar kotoran dari kulitnya (baca: daki). Setelah sekitar 20 menit luluran, ia pun beranjak ke kamar mandi, membuka kran air, menuangkan aromatherapy cair wangi bunga melati ke dalam bathtub. Sambil menunggu bak besarnya itu penuh, ia membilas kotoran kulitnya di bawah guyuran shower.

"Hhhhh...." Pemuda sawo matang itu menenggelamkan dirinya sebatas leher ke dalam bathtub berisi air hangat wangi bunga melati itu.

Walaupun agak sedikit aneh, ia merasakan suasana nyaman dan rileks tanpa kehadiran dua orang yang lebih sering merepotkannya dibanding membantunya itu. Ya, walaupun sedikit aneh dan - umm - sepi.

Indonesia mengibaskan poni basahnya sambil mengelap tubuh slim-nya dengan handuk. Rasanya segar sekali sehabis mandi. Diambilnya selembar kaos dalam dan sarung butut kesayangannya, lalu dipakainya. Biar butut yang penting nyaman, begitu slogannya. Selesai berpakaian ia pun menuju ruang keluarga untuk membaca koran, sambil menunggu sinetron favoritnya mulai.

Koran Lampu Merah Kuning Ijo terbitan hari itu sudah ludes dibacanya. Begitu juga wedang jahe dan pisang gorengnya. Sama halnya dengan sinetron Cinta Fitrop kesayangannya yang sudah selesai ditontonnya. Namun dua 'suami' - uhuk - tercintanya itu belum juga menunjukkan batang vital region-nya sampai sekarang.

Heran.

Masih main petak umpet di halaman kah?

Diculik alien kah?

Antara Aku, Kamu dan DiaWhere stories live. Discover now