35. (Dia) yang berbeda

709 73 88
                                    

Dia yang selalu ada di sisi masih kalah dengan dia yang selalu ada di hati.

-VMJ-
.
.
.

"Key tunggu dulu dong."

Alex berjalan cepat berusaha mengimbangi langkah Keyla. Entah kenapa perempuan itu tadi langsung pergi begitu saja ketika Alex memberikan bogem mentah pada Jingga. Apa Keyla marah padanya karena telah memukul Jingga? Tapi kenapa? Apa alasannya.

Bukankah yang seharusnya disini yang marah Alex, bukan Keyla.

"Keyla berhenti." Alex menarik tangan Keyla, membuat perempuan itu berhenti namun tak berbalik. Keyla justru menundukkan wajahnya semakin dalam.

"Kamu kenapa sih?"

" ... "

Alex menghembuskan napas panjang, dia tidak mengerti dan tidak tahu apa masalahnya sampai Keyla tak mau berbicara padanya. Dari tadi yang perempuan itu lakukan hanya menundukkan wajahnya.

"Aku nggak tau apa salahku kalau kamu diam terus kayak gini." Alex meraih dagu Keyla, lalu mendongakkan kepalanya.

"Enggak kok," Keyla tersenyum. Namun Alex tahu senyum itu di paksakan.

"Kamu marah aku pukul Jingga?"

Keyla menggeleng.

"Kamu marah aku pukul dia cuma sekali?"

Keyla menggeleng.

"Terus kenapa?" Sentak Alex lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Aku malu karena waktu itu." Keyla langsung membekap mulutnya sendiri.

Duh, semoga dia nggak ingat.

Alex terdiam, pikirannya berputar ke kejadian beberapa hari terakhir ini. Yang dia ingat selama tiga hari kemarin dia tak bertemu Keyla, bukan karena tidak mau bertemu tapi perempuan itu seperti menghindarinya. Jika Alex menelpon yang mengangkat telpon itu pasti Rio, lalu ketika dia datang ke rumah Keyla, Rio selalu bilang kalau Keyla butuh istirahat dan tidak boleh ada yang mengganggunya dulu.

Dan terakhir mereka bertemu ... malam itu.

"Kamu malu pas di mobil itu? Yang kita mau-"

Ucapannya terputus ketika Keyla langsung membekap mulut Alex. Keyla merasakan panas di wajahnya, dia yakin wajahnya sudah berubah warna sekarang.

"Gila ya!"

Walaupun mulutnya tertutup oleh tangan Keyla, namun Keyla dapat merasakan bahwa alex tengah tersenyum lebar. Dan itu membuat bulu kuduk Keyla sedikit meremang. Apalagi ketika Keyla merasakan Alex mengecup telapak tangannya, lalu menggigit pelan.

"Alex gilaaaa!" Keyla melepaskan tangannya lalu berlari meninggalkan Alex yang justru tertawa melihat tingkahnya.

Sambil tertawa dia berlari menyusul Keyla lalu merangkul bahu perempuan itu.

"Kan waktu itu belum kena Key." Keyla menata horor kekasihnya itu. Sepertinya dia salah menerima Alex menjadi pacarnya.

"Kamu udah bersin duluan. Coba kalau kamu waktu itu nggak bersin, pasti kita udaaah ..." Alex melirik jahil Keyla yang tengah menutup seluruh wajahnya.

Virus Merah Jambu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang