Bab 25

39 5 1
                                    

Langkah Laskar Cinta Versi ke Empat

~Di dalam pernikahan, jika tidak ada orang ke tiga yang ikut campur, semuanya akan aman-aman saja.~

25

Basmah bangun shubuh ini dengan kepala berat, semalaman dia menangis hingga tertidur, dan saat ini kepalanya sangat berat sekali.

Pagi ini sangat berbeda, terasa sangat menyedihkan,

Kamar ini memang kamarku, tapi, sepertinya aku mulai menyukai kamarnya, ya, meskipun aku hanya tinggal di kamar itu beberapa minggu saja, tapi, disana aku merasa lebih tenang. Apakah karena ada Abdullah? Entahlah...

Hei, apa yang aku pikirkan! Aku harus melupakan semua tentangnya. Dia bukan siapa-siapa lagi di hidupku, bahkan dari awal dia memang bukan siapa-siapaku! Hati Basmah berteriak-teriak meminta disadarkan, dan air mata kembali mengalir begitu saja, dia tak menghapusnya, malah membawanya ke kamar mandi, menyatukannya dengan wudhunya di shubuh ini.

Di kamarnya, Abdullah juga begitu...

Setelah dari ruang kerjanya, dia masuk ke dalam kamarnya, dia melihat bantal-bantal bertumpukan di ranjangnya. Dia tersenyum melihat itu, bantal-bantal ini adalah pilihan Basmah, katanya.

Tiba-tiba dia mulai menyadari, sudah tidak ada lagi wanita itu. Wanita yang tidurnya saja berkerudung, Abdullah tersenyum mengenang semua kebersamaannya dengan Basmah, tapi, senyumnya sangat menyedihkan, bahkan dia harus meneteskan air matanya.

Aku akan bercerai, katanya dengan memejamkan matanya.

"Apakah kalian akan benar-benar bercerai?" Tembok kamar ini menyapa Abdullah dengan pertanyaannya,

"Iya," jawab Abdullah sedikit terkejut dengan sapaan itu, "apakah harus berakhir seperti ini?" Tanya Abdullah dengan perasaan yang sangat pedih,

"Aku rasa, wanita itu juga mencintaimu. Kalau tidak salah ingat dia sempat mengatakannya," katanya, membuat Abdullah mengerutkan alisnya,

Tak lama, bantal yang sering dipakai Basmah tidur juga mengabarkan hal yang sama, "Aku juga sempat mendengarnya, kalau tidak salah ingat ketika dia menangis malam itu,"

Abdullah tersenyum, dan mencoba melupakan semuanya, "Lupakan saja, jika dia mencintaiku, dia pasti akan menerima tawaranku untuk menikahinya, sayangnya dia takut padaku, wajahku seperti preman dihadapannya," jawabnya membantah semua benda-benda ini, sekaligus meninggalkan mereka dengan masuk ke kamar mandi untuk berwudhu.

♥♥♥

Basmah baru saja pulang dari sekolah, sebenarnya pagi tadi dia malas untuk mengajar, tapi, hatinya mengingatkan untuk melupakan Abdullah, maka dengan berat hati akhirnya dia mengajar ke sekolah. Baru saja dia membuka pintu rumah, tiba-tiba Ibu Ayu memanggilnya untuk duduk bersamanya, ada Abahnya juga, wajah mereka terlihat sangat menegangkan,

"Ada apa?" Tanya Basmah sedikit heran,

"Acara resepsi pernikahanmu harus dimajukan," kata Ibu Ayu tegang.

"Kenapa?" Tanya Basmah lagi, ada masalah apa sebenarnya?

"Masyarakat kampung banyak yang menegur Abah, bahkan petani-petani Tuan Naga, sudah mengetahui kabar tentang pernikahan kalian." Abahnya menjelaskan, tapi Basmah tetap saja tak mengerti, bukankah kabar pernikahan memang harusnya di sebarluaskan?

"Lalu?" Tanyanya heran.

"Kok lalu, ya kita malu," kini Ibu Ayu yang menjawab.

"Malu kenapa?"

Langkah Laskar Cinta # Membohongi Tuhan (Complete)Where stories live. Discover now