Dua Satu~

2K 122 4
                                    

untuk mu ayah, dimana pun kau saat ini, semoga Allah selalu memberkati, menjaga, dan mencintai.
~Almahyra Qirani ~

***

Misalkan, ada seorang tukang rujak yang setiap hari lewat di depan gang rumah mu, dan kamu tidak pernah membeli nya. Tetapi, ketika kamu ingin membeli nya tukang rujak itu tidak pernah muncul.

Dan kamu bertekad untuk terus mencari tukang rujak itu. Ketika kamu sedang mencari tukang rujak itu  tak terduga kamu melihat warung nasi padang dan kamu malah berbelok ke rumah nasi padang itu dan bertujuan untuk membeli nya karena kamu sudah lelah mencari tukang rujak itu.

Sesudah kamu membeli nya kamu melihat tukang rujak itu, Ya kamu pasti akan menyesal.

Seandainya saja kamu lebih gigih mencari, tentu saja pada hari itu juga kamu bisa membeli rujak. Tapi kamu tidak. Kamu malah putus asa dan membeli makanan lain.

Sama seperti jodoh. Kamu harus belajar satu hal yaitu kesabaran untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Qirani masih terdiam membeku di tempat nya, dia paham bahwa memang ada yang tidak bisa dipaksakan, dia tidak boleh lancang mendesak Allah untuk segera mengirimkan jodoh nya. Karena cinta yang baik layak untuk ditunggu.

Dia tidak tahu akan perasaan nya saat ini. Apakah dia bisa menyebutnya cinta? Ahh yang benar saja. Qirani tak akan menumbuhkan perasaan cinta sebelum menikah.

Tetapi, tak bisa di pungkiri logika dan hati nya tak bisa sependapat, sekarang dia tahu bahwa perasaan yang ia rasakan adalah rasa yang di anugerahi oleh Allah.

Dia harus bersyukur kepada maha yang menumbuhkan rasa cinta itu. Tetapi dia tak mau dengan tumbuh nya rasa cinta kepada makhluk nya, sang maha pencipta terlupakan. Dia tidak mau membagi perasaan cinta nya kepada manusia yang tak bisa di harapkan.

Dan yang paling Qirani sesali adalah, rasa cinta itu tumbuh kepada orang yang akan menjadi kekasih halal sahabatnya. Dia tidak mau rasa itu menjadi penghalang bagi kebahagian yang mereka rasakan. Qirani tidak mau menjadi pihak ketiga.

“Qirani, kamu udah dapet buku nya?” sontak Qirani tersadar dalam lamunan nya.

“e-ehh apa? ” bingung Qirani.

“kamu kenapa Qirani? Kok kamu kaya nya ngelamun gitu? Ada apa sih?” tanya Misha.

“eh.. Nggak kok aku lagi pilih-pilih buku aja nih..” ucap Qirani sambil membaca cover buku yang terjejer rapi di tempat nya.

“ohh, yaudah deh.. Aku udah dapet buku nya nih, kamu udah dapet belum?”

“eum.. Ini aja deh. Ayo ke kasir..”

Setelah mereka membayar buku-buku yang mereka beli. Qirani dan Misha melajukan motor nya dengan tenang. Mereka sempat mengobrol dan tertawa di atas motor pink Misha.

Misha langsung memakirkan motor nya di restoran. Qirani terlihat bingung “kenapa berhenti sha?” tanya Qirani.

“makan dulu yuk, laper.. Tenang aku terktir..” ucap Misha. Qirani tahu Misha adalah anak CEO perusahaan terkenal di Indonesia. Bagaimana Qirani bisa menolaknya, makanan gratis! Argghh semua remaja labil pasti menerima nya.

Qirani menganggukan kepala nya dengan tanda menyetujuinya. Mereka langsung memasuki restoran yang menyediakan makanan luar negeri itu.

Mereka duduk di dekat jendela yang langsung melihat pemandangan jalanan yang cukup ramai saat ini.

“Qirani kamu mau makan apa?” tanya Misha yang sedang manatap menu makanan. Sungguh Qirani sangat bungung dia tidak mengerti apa yang di tuliskan di menu makanan yang sedang ia pegang ini.

Qirani (sudah Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang