4. Conflic

14.7K 1.2K 20
                                    

Luna Image...

Terkadang perasaan cinta bisa timbul karena kita terbiasa bersama orang tersebut...
Mungkin itu yang aku rasakan pada Sam, mengingat betapa posesifnya dia padaku.

Hingga jam sepuluh Sam belum juga keluar kamar, aku memutuskan untuk berangkat kuliah sendiri tanpa membangunkannya.

Dikampus pemandangan menyakitkan lain muncul, Henry jalan berdua dengan Luna.
Aku hanya diam saat melewati mereka berdua yang seperti tidak melihatku, waw rupanya aku sekarang menjadi invisible woman.

Okay Sabrina... Kamu harus bisa move on, laki-laki tidak hanya Henry seorang dan kamu masih punya Irina sebagai teman.

Hari ini aku bertemu dengan pembimbing skripsi, kami berdiskusi cukup lama hingga akhirnya aku mendapat ijin membahas tentang bedah syaraf dengan teknik pembedahan modern.

Dikantin kampus aku menghabiskan waktu istirahat dengab memakan sandwich sambil membaca buku referensi.
Hingga panggilan alam membuatku beranjak menuju toilet terdekat.

"Kau beruntung Henry bisa cepat berpaling, sedangkan aku... Sam dia seperti tidak bisa lepas dari si cupu itu!".

Irina terlihat sebal, dia menyilangkan tangan di depan dada.

"Henry juga masih sering membahas soal Sab... Aku sampai mau muntah saat mendengar ceritanya, Sab seperti dewi..." Luna tertawa meremehkan.

"Dia terlalu cupu, jika bukan kita maka dia tidak mempunyai teman!".

Irina mendecak sebal, tapi wajahnya langsung pucat saat melihat bayanganku di cermin.
"Oh Sab... Apa yang kau lakukan disana?".

Aku menatap tidak percaya pada mereka berdua, "Menggelikan mendengar kalian membicarakan aku di belakang seperti ini".
Aku melangkah pergi meninggalkan toilet.

Mereka... Memanfaatkan aku untuk mendekati orang-orang yang aku cintai...
Pendusta yang menikamku dari belakang.

Dirumah sakit, aku tidak mau membantu Irina ataupun Luna yang terlihat panik saat mereka salah menyuntik obat pada pasien sehingga mereka dimarahi habis-habisan oleh dokter senior.

Yah... aku yang selalu mengambilkan resep yang benar untuk mereka.
Mereka selalu mendapat pujian untuk hasil kerjaku tapi sekarang setelah tahu kebusukan mereka, tidak lagi!.

Dokter Lisa menatapku, "Ada apa Sab?".
Aku menggeleng, tidak aku tidak akan membicarakan kejelekan mereka.

"Wah kalian disini, aku lapar sekali setelah operasi!" Dokter James datang sambil membawa nampan berisi makanan.

"Oh ya Sab, selesai istirahat aku mau kau menemaniku memeriksa keadaan beberapa pasien!".

Aku mengangguk semangat, Dokter James adalah dokter berbakat dia memiliki ilmu dan keterampilan serta pengalaman yang mencenangkan.

Jika saja dia masih bujang pasti aku sudah mengincarnya.

Saat aku melewati resepsionis bersama Dokter Lisa dan Dokter James.
Irina dan Luna mendapat teguran dari Dokter Liliana selaku pembimbing, mereka akan mendapatkan  skorsing bila melakukan kesalahan yang sama.

"Sayang jangan terlalu keras pada mereka" tegur Dokter James pada istrinya, yang dibalas senyum kecut Dokter Liliana.

"Sampai kapan teman-teman mu itu akan belajar dari kesalahan?!" Keluh Dokter Lisa.

"Kita beruntung mendapatkan Junior seperti Dokter Sabrina" tambah Dokter James sambil tersenyum usil.

Aku tersenyum, melirik Luna dan Irina yang menatap sinis kearahku.

My Possessive Brother (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя