9. Heartbeats

16.3K 1.2K 32
                                    

Maaf part ini ada sedikit adegan 21+ kalau kalian mau bisa di skip...
Buat yang dibawah umur bijak-bijaklah memilih bacaan.

Sam Image

Sam POV

Aku menuruni jet pribadi, Billy asisten sekaligus sekertarisku dia terus membacakan laporan persiapan pembukaan kilang minyak.

Keluarga Walles, keluargaku memiliki usaha dalam bidang perminyakan dan pertambangan kelas dunia.

"Boss... Ada unjuk rasa di lokasi pembukaan" ucap Billy setelah menerima telepon.

Aku mengerutkan kening, "Unjuk rasa?!".

Billy mengangguk dia menceritakan ada beberapa pihak yang menentang pembangunan kilang minyak dengan alasan pengeplorasian alam yang berlebih.

Aku mendengus kesal, "Bagaimana mereka sebodoh itu?!, Dengan adanya kilang ini kesejahteraan hidup mereka akan terangkat!".

Melihat dari gersangnya wilayah itu, hanya minyak bumi saja yang menghasilkan uang dan itu jelas bisa memperbaiki kehidupan masyarakat disana.

"Sepertinya demo ini bukan dari warga sekitar tapi dari beberapa saingan bisnis anda!" Jelas Billy.

Mobil berhenti didepan gedung acara, seluruh bodyguardku menyeruak maju untuk melindungiku.

Aku menuruni mobil dan berjalan menaiki tangga...

Tiba-tiba saja

DOR!!!....

Sebuah peluru menembus perutku, semua bodyguard berusaha melindungiku.
Tembakan bertubi-tubi menerjang tubuhku, aku bisa melihat sniper yang berada diatas gedung.

Billy melihat kearah pandang ku, dia menembak sniper itu, dan para bodyguard berlari kearah gedung itu.

Pandanganku kabur, sekilas aku melihat senyum Sabrina...

Adik tercintaku... Akankah aku pergi tanpa melihatnya dan mengutarakan perasaanku yang sebenarnya.

Jantungku serasa berhenti berdetak...

.....

Udara panas yang menyengat membangun kan aku.
Aku membuka mata saat seorang dokter menyuntikkan sesuatu di lengan kanan ku.

"Beri dia obat ini tiap lima jam sekali".

Suara itu...

Seperti memompa jantungku agat berdetak lebih kencang.

"Sab!" Panggil ku.

Mata coklat hazelnya menatapku, ini benar-benar dia.

Sabrina ku...

"Kak Sam... Kau sudah sadar?!" Tanya Sab ada nada cemas dibalik suara indahnya.

Sab menyinari kedua bola mataku dengan senter kecil miliknya, "Aku sudah sadar Sab!" Ucapku lemah.

"Panggil Jake..." Perintahnya pada seorang perawat.

Siapa Jake?...

Apa dia pacar Sab?...

Aku memejamkan mata, seluruh tubuhku terasa remuk jika dia benar sudah memiliki seorang kekasih.

Entah berapa lama aku tertidur saat aku membuka mata, melihat Sab yang cantik mengenakan jas putih khas dokter. Dia mengobrol dengan seorang pria, bahkan dia tertawa dan mengeluarkan ekspresi cantik lainnya.

"Kau sudah sadar sir?!" Tanya pria yang mengobrol bersama Sab.

Aku mengangguk, berusaha bangun dan bersandar dikepala tempat tidur.

My Possessive Brother (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang