❤HER&HIM❤

14.2K 880 17
                                    

Part9
Desclaimer : Masashi .K.
Pairing : Sasuke .U. >< Sakura .H.
Rated: M
Gendre: Romance(+), Friendship(-), Hurt(+), Humor(-). (tanda + untuk arti 'banyak', tanda - untuk arti 'kurang')
WARNING! Typo, OOC, OC, Alur yang sedikit mengarah pada inspirasi cerita. DLDR.
Inspirade by 'Descendants Of The Sun' K-Drama.
.
.
.
.
.
"Yahiko? Siapa...dia?" tanya Sakura penasaran.

Sasuke menyandarkan punggungnya dan menghela napas perlahan, "Dia orang yang..." onyx Sasuke manatap kedepan dengan pandangan kosong, "Yang membunuh ayahku."

Sakura tertegun dan buru-buru menenangkan Sasuke, "Maaf, aku tidak tau."

Sasuke menggeleng dan tersenyum pada Sakura, "Tidak apa. Aku sudah percaya padamu." Sakura hanya membuang wajahnya dan bersemu tipis, "Oya, ngomong-ngmong bibir mu manis."

Sakura memukul bahu Sasuke kencang, "Apa-apaan kau itu! Dasar cabul!"

Sasuke tertawa dan pesanan pun datang, mereka makan sambil berbicara hal-hal ringan.

"Orangtuamu tinggal dimana?" tanya Sasuke yang menyantap Sushinya.

Sakura menelan daging pada sup dagingnya, "Merka tinggal diKonoha juga hanya saja mereka tinggal didesa Konoha."

"Jauh dari hiruk pikuk kota." Sasuke mengangguk-anggukan kepalanya, "Sebelum jadi tentara, aku tinggal dengan ibuku. Tapi saat aku resmi jadi tentara dan diangkat menjadi kapten tiap misi, aku pindah ke mesh dan ibuku tinggal bersama kakaku."

"Kau punya kaka?" tanya Sakura.

"Ya. Namanya Itachi. Dia mahasiswa hukum dan sekarang menjadi pengacara orang-orang ternama." ucap Sasuke.

"Waw, hebat. Aku bisa berkenalan padanya?"

"Bisa. Saat kau menjadi adik iparnya nanti."

Sakura memelototi Sasuke yang tersenyum miring, "Urusai."

Mereka makan dalam keheningan sampai selesai dan kembali dengan mobil Jeep tentara dengan atap terbuka, mereka sampai dan kembali bertugas lagi.

"Dokter Sakura." panggil Mia yang mendekati Sakura.

"Ya?" Sakura mengerutkan alisnya saat melihat wajah cemas Mia.

"Panas tubuh Matsuri-san belum turun juga."

.

.

.

Gaara terus menggenggam tangan Matsuri dan tangan bebasnya terus mengecek suhu wanita itu dari dahi dan kedua sisi lehernya, Gaara masih diliputi kecemasan karena demam Matsuri tak kunjung mereda padahal waktu sudah menunjukan pukul 6 petang.

"Gaara... Kembalilah..." bisik Matsuri pelan, wajah wanita itu masih pucat pasi bahkan kantung matanya sedikit membengkak dan memerah.

Gaara hanya diam dan menatap Matsuri dalam, "Apa yang kau rasakan?" Gaara menggenggam tangan Matsuri dengan kedua tangannya.

"Dingin..." Matsuri membalas tatapan Gaara dengan tatapannya yang layu, "Tapi tidak apa... Aku biasa menghadapi dingin, salah satunya sikapmu..." Matsuri terkekeh pelan.

"Maaf." gumam Gaara tulus, "Apa aku menyiksamu?"

"Sangat..." Matsuri tersenyum lemah, "Aku tidak marah padamu, Gaara... Aku menganggap ini semua karmaku... Dan sekarang, aku akan pergi dengan tenang... Karena kau sudah mau bicara denganku..."

Gaara mengeratkan genggamannya, "Kau tak akan pergi kemana-mana. Kau akan hidup dan tak akan mati." ucap Gaara tegas.

Matsuri menatap langit-langit ruang UGD, "Terkadang aku berpikir... Apa aku harus seperti ini? Sekarat dulu, baru mendapat perhatianmu?" Matsuri kembali menatap Gaara yang wajahnya tertegun.

❤HER&HIM❤✔️Where stories live. Discover now