"Hay masa lalu
Kita bertemu lagi kini
Apa kamu masih seperti dulu?
Aku yakin masih
Aku tau pasti kamu masih mencintaiku
Bahkan setelah bertahun tahun lamanya"
Noname~
Seorang perempuan berlari kencang kearah gerbang sekolah SMU Garuda Pertiwi , nafasnya terengah engah keringat memenuhi seluruh dahinya . Kuncir dua dari rambutnya bergoyang goyang lucu , rok panjang berwarna biru khas seragam SMP diangkatnya tinggi hampir mencapai dengkul . Tas selempang panjang terbuat dari karung beras ikut bergoyang sesuai hentakan kakinya yang semakin kencang .
Hitungan detik gerbang itu akan ditutup oleh pak satpam . Dengan sisa tenaga yang dimilikinya ia menerobos hingga bunyi gemerincing dari besi pagar yang terlepas dari tangan pak Satpam memekakan telinganya .
"Maafffff pakkkkkkkk" Dengan suara cemprengnya ia masih tetap berlari kearah lapangan SMU terkenal dimedan itu , semua peserta MOS sudah berbaris rapi .
Pak Dirman Satpam SMU Garuda Pertiwi hanya bisa geleng geleng kepala melihatnya .
Perempuan itu masih terus berlari , entah kenapa untuk saat ini rasanya berlari kearah lapangan itu jadi jauh sekali .
"WOY ELO YANG LAGI LARI!!!" Sebuah suara ngebass terdengar searea sekolah .
Perempuan itu seketika terdiam , menelan ludahnya kasar , kini wajahnya sudah bagaikan orang yang tertangkap basah sedang mencuri sandal dimesjid .
"Masih jadi anak baru aja udah berani beraninya telat elo ya!"Lagi lagi suara bass menggunakan mic itu memekakan gendang telinganya . Kini semua mata memandang kearahnya .
Mati gue
"Sini lo!" Kini ia bisa melihat dengan jelas semua orang menertawakannya , saling berbisik bisik .
Dengan segenap kekuatannya ia menatap kearah panggung besar yang tidak terlalu tinggi tepat berada didepan semua barisan peserta MOS . Ia melihat laki laki yang memegang microfon itu menatap kearahnya tajam . Perempuan itu lagi lagi menelan ludahnya kasar , keringat yang bercucuran diwajahnya kini semakin banyak .
Ia berjalan perlahan keatas panggung masih sambil menunduk . Kini kesan pertama indahnya untuk masuk SMU ini lenyap sudah , angan angannya untuk hidup tenang pupus sudah . Kini ia sudah menarik banyak perhatian semua orang dengan ketelatan fatalnya ini hari .
"Siapa nama lo?" Cowok itu menurunkan microfonnya , tapi mata elangnya tetap menatapnya dengan tatapan memangsa .
"Fa-nya Au-lia Ra-ha-di kak" Perempuan itu menjawab terbata bata , tangannya saling bertaut .
"Oke guys si Fanya Aulia Rahadi ini akan menyanyikan sebuah lagu untuk kita semua" Lagi lagi ia menggunakan microfon , kini semua mendadak ramai dan riuh , ada yang bertepuk tangan ada yang bersorak .
Fanya mendongak menatap laki laki tinggi yang masih menatapnya dengan tatapan tajam tersebut . Kini Fanya hanya berharap ia pingsan saat ini juga , mendadak amnesia atau apapun yang bisa membuatnya hengkang dari panggung ini . Seorang perempuan yang ia duga pasti salah satu panitia mos juga memberikan microfon kepadanya .
Dengan tangan gemetar ia menerima microfon itu , membuat semua orang seketika terdiam . Kini ia semakin gugup . Ia menarik nafas sejenak , mengusir segala kegugupannya .
YOU ARE READING
My Sirius
Teen FictionPada akhirnya semua akan menemukan tujuannya Pada akhirnya sang cinta akan menemukan sejatinya Pada akhirnya yang ditakdirkan memang akan bersama sebanyak apapun rintangan sebanyak apapun penghalang Seperti Sirius yang dapat ditemukan meski diantar...