17. Sehun Part IV

3K 238 23
                                    

My love for you is a journey..
Starting at FOREVER and ending at NEVER..

Sinb merapihkan lengan kemejanya, ia menciumi pipi 3 wanita yang selama 6 bulan ini setia berada disisinya.

"aku berangkat, dan sepertinya aku akan lembur."

Ya, semenjak ia tinggal diyayasan ini. Sinb mulai mencari pekerjaan, dan ia mendapat pekerjaan diperusahaan percetakan.
Untuk kuliah, Sinb tetap meneruskan kuliahnya.
Ia meneruskan dengan jalur internet, yang melakukan tugas tanpa bertatap muka dengan dosen.
Tapi tugasnya 2x lipat lebih banyak dibanding dengan bertatap muka.
Ia bahkan harus rela kehilangan berat badannya sebanyak 5 kg,  jadi pipinya terlihat sedikit tirus dari 6 bulan yang lalu. Soal Sehun, ia menyuruh Somi dan Umji untuk menutup rapat-rapat mulutnya.
Walau Sinb sering mendapat keluhan dari keduanya, karna betapa seringnya Irene dan Sehun mendatanginya hanya untuk bertanya Sinb dimana, yang akan dijawab keduanya tidak tau.

"apa yang kau fikirkan, Sinb?" tanya Yoona.

Sinb menoleh kemudian menggeleng, ia melangkah cepat dengan tangan melambai.

"aku merindukannya." gumamnya dengan kepala tertunduk.

Sinb kembali melangkah keluar gerbang yayasan dan berjalan cepat menuju halte, kalau ia tidak ingin terlambat lagi seperti kemarin.

"semangat! Semangat! Semangat!"

❤❤❤

Sinb memijit pelipisnya yang berdenyut, ia memejamkan sebentar matanya, menggelengkan kepalanya untuk terus tersadar.
Ia menilik sebentar arloji dipergelangan tangannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 11.23 malam.

"ahh.. Cepat sekali waktu berlalu." ujar Sinb.

Sinb menutup cepat laptopnya setelah sebelumnya menyimpan hasil kerjanya kedalam flashdisk.
Ia memakai heelsnya, menarik cepat tasnya dan beberapa berkas yang akan ia kerjakan dirumah nanti.
Ia melangkah keluar dari kubikelnya, menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan security gedung yang tengah bertugas malam.

"eoh kau lembur lagi Nona Hwang."

"ya.. Pekerjaanku terlalu banyak Paman Seo."

"kau harus tetap memperhatikan kesehatanmu." pesannya, Sinb mengangguk sebagai jawaban.

Disepanjang perjalanan, beberapa kali ia mengeluhkan pusing yang mendera kepalanya.
Langkahnya yang semula tegas, menjadi tak beraturan seperti orang mabuk.
Ia memejamkan matanya erat, berpegangan pada pagar untuknya bertopang.

Ponselnya berdering, dengan setengah kesadaran ia menggeser tombol hijau dan menempelkannya ketelinga tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
Namun karna tak kuasa menahan pusing yang menderanya, ia jatuh pingsan membuat si penelepon memekik panik.

"SINB!!"

❤❤❤

Perlahan mata Sinb terbuka, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk keretina matanya.

"ahh.. Aku bermimpi lagi." gumamnya.

Ia mengedarkan matanya kesekitar, dan menemukan pria yang ia rindukan tengah tertidur disampingnya dengan posisi tangan menggenggamnya hangat.

"sepertinya aku sangat merindukanmu, sampai mimpiku terasa nyata." gumam Sinb, masih memandangai wajah pria yang ia hindari selama 6 bulan ini.

Perlahan tangannya terulur, mengusap lembut pipi pria yang tak lain adalah Sehun, yang masih setia memejamkan matanya.

"kau terlihat berantakan." ujarnya memerhatikan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar bawah hidung dan rahangnya.

Sinb menundukkan wajahnya, mendaratkan ciuman lama dikening Sehun.
Ia bertopang dagu, memandangi wajah Sehun dengan senyum yang terus terukir diwajahnya.

Sinb with The BoysWhere stories live. Discover now