Special Part 🐝🐝🐝

2.7K 232 83
                                    

"sayang.. "

"Bee... "

"Bee sayang.. "

Sinb menggerakkan badannya, dengan mata menyipit.
Lalu kembali memejamkan matanya, yang masih sangat menempel seperti ada lem perekat dikelopak matanya.
Tak habis akal, Daniel menggoyangkan pipi Sinb kekanan dan kekiri.
Yang dibalas dengan rengekkan dari Sinb.

"sayang.. Bangun donk, katanya mau lari pagi." ucap Daniel mengingatkan.

Sinb mengerucutkan bibirnya, lantas kembali bergelung masuk kedalam selimut, membuat Daniel sedikit terkekeh melihat Sinb yang sudah seperti kepompong.

"lima menit lagi." sahut Sinb dengan suara teredam.

Daniel mengambil duduk ditepi ranjang, mengusap-usap lembut kepala Sinb, membuat Sinb kembali mengantuk.

"kok malah tidur lagi."

Sinb menangkap tangan Daniel, menitah tangannya untuk kembali mengusap-usap kepala Sinb.
Karna usapan dikepalanya tadi sempat terhenti.

"hei.. Ayo donk bangun." ujar Daniel.

"aku ngantuk banget~~ " rengek Sinb.

"terus kenapa kemarin kamu semangat banget nyuruh aku buat jangan telat, kalau nyatanya kamu jam segini masih tiduran dikasur."

Sinb menyibak selimutnya dengan bibir mengerucut.

"maaf deh, tapi aku ngantuk banget~~
Terus gimana donk."

Daniel membenarkan helaian rambut Sinb yang menutupi wajahnya.

"kamu semalem begadang?"  tanya Daniel.

Sinb mengangguk lesu, lantas memeluk pinggang Daniel.

"begadangin apa lagi? Drama? Apa ada boygroup baru?"

Sinb menggeleng sebagai jawaban, ia mendongakkan wajahnya menatap wajah Daniel dengan mata menyipit.

"aku belum bilang sama kamu ya?"

"bilang apa?"

"kalau aku ditunjuk jadi asdos nya Mr. Edward."

"belum tuh, kapan Mr. Edward nunjuk kamu? Kok ngga izin dulu sama aku?"

Sinb menegakkan punggungnya, memposisikan dirinya dengan duduk bersila.

"ihh.. Apaan sih! Masa mesti izin kamu dulu."

"ya kan aku yang punya kampus, emangnya Mr. Edward ngga tau kalau kamu itu calon istri aku?"

Sinb terkekeh, lalu ia menangkup wajah Daniel, menekan pipi Daniel hingga bibir Daniel mengerucut seperti bibir ikan.

"calon istri? Kayak aku mau aja sama kamu."

Daniel menarik hidung Sinb gemas.

"kayak berani nolak aja." ledek Daniel.

"hehehe."

"bahas masalah itu nanti aja, yang penting sekarang kamu cuci muka trus ganti baju, kita lari pagi.
Mumpung mataharinya belum muncul."

Sinb kembali menggeleng, ia merebahkan kepalanya kembali keatas bantal.
Hingga wajahnya tertutupi rambutnya sendiri.

"loh kok gitu, aku udah rapi gini jugaan."

Sinb menggapai tangan Daniel, lalu membawanya kedalam genggamannya.

"besok aja deh, atau ngga nanti sore aja kita olahraganya ditempat gym." usul Sinb.

Sinb with The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang