Epilog

6.2K 214 14
                                    

Alea mengetukkan jarinya di meja mengikuti alunan lagu Attention milik Charlie Puth, sambil sesekali ikut bersenandung pelan. Suasana Serendipity Cafe saat itu lumayan Ramai.

Sepulang dari kampus, Alea sengaja mengambil rute yang berbeda dari biasanya untuk kembali ke rumahnya. Alea melewati jalan yang tak pernah dilaluinya. Di saat melewati sebuah jalan, Alea tak sengaja melihat Cafe ini.

Model bangunan dan nama Cafenya begitu mirip dengan yang ada di Jakarta, namun yang ini jauh lebih besar dan area parkirnya begitu luas. Alea langsung membelokkan mobilnya dan masuk ke area parkiran Cafe tersebut.

Interior Cafe tersebut terlihat lebih mewah dari yang ada di Jakarta. Begitu pula dengan berbagai furniture yang ada di dalam Cafe tersebut. Untuk menunya sama dengan yang ada di Jakarta.

Saat tengah asyik bersenandung pelan, ponsel Alea berdering. Alea melirik ponselnya yang terletak di atas meja tak jauh dari cangkir yang berisi herbal tea rasa Strawberry yang telah berkurang setengah isinya.

Nama Ibunya tertera di layar ponselnya. Tak perlu menunggu lama untuk Alea segera menjawabnya.

"Assalamualaikum Ma," salam Alea kepada Ibunya Dania.

"Wa'alaikumsalam, Kamu di mana kak? Nanti Mama mau kenalin kakak sama anaknya temen Mama. Anaknya cakep lho. Sopan banget terus baik lagi." Dania terdengar begitu semangat.

"Idih mama apa-apaan sih? Ale ga mau ah." Alea berusaha menahan tawanya. Baru kali ini Ibunya terdengar begitu semangat mau mengenalkannya dengan seorang cowok. Selama ini, untuk masalah pasangan, Dania menyerahkan sepenuhnya kepada Alea.

Dania terdengar tergelak, "ya kan cuma kenalan aja sayang, mama ga maksa kok. Lagian ini anaknya juga mau dikenalin sama kamu. Ini dia mau anterin mama pulang. Jam segini kuliahmu 'kan udah selesai, jadi sekalian aja mama kenalin ke kamu."

"Ale ga di rumah, ma. Ini masih mampir bentar di Cafe." Ujar Alea.

"Wah kebetulan kalo gitu, jadi mama minta dianterin ke Cafe itu, trus mobil kakak, mama aja yang bawa pulang. Nanti kakak pulangnya dianterin sama Eldric." Alea langsung menghela napas panjang saat mendengar usul Dania.

Sebagai anak yang penurut, Alea akhirnya tak bisa menolak usulan tersebut. Akhirnya dengan sedikit berat hati Alea pun menyetujuinya.

Selepas menutup telepon, Alea terdiam. Alea mengitarkan pandangannya ke penjuru Cafe. Serendipity Cafe, nama Cafe itu seperti memiliki magic tersendiri dalam kehidupannya. Mengingatkan kembali akan luka lamanya. Tak terasa setahun telah berlalu. Namun luka hatinya masih juga belum sembuh. Alea masih belum juga bisa melupakan Rei. Alea tak pernah lagi mendengar kabar tentangnya, karena Alea tak pernah mau tahu lagi, meski sebenarnya mudah saja baginya untuk cari tahu. Alea tak ingin terus-terusan berada di tempat yang sama, menempatkan dirinya pada posisi di mana ia harus terus-terusan hidup dalam kenangan masa lalu.

Kehidupan Alea di New York banyak berubah. Perhatian Alea mulai tersita dengan kegiatan kuliahnya dan berbagai kegiatan organisasi di kampus yang digelutinya. Alea mencoba menyibukkan dirinya.

Di kampus ada beberapa cowok yang mencoba untuk mendekati dan mencoba merebut perhatiannya, namun sedikitpun hati Alea tak tergerak. Sulit bagi Alea untuk membuka hatinya kembali.

Beruntung ada Amanda yang menemaninya untuk bisa bangkit lagi dari patah hatinya karena Rei. Meski Amanda memiliki kekasih, namun Amanda selalu memiliki waktu untuk Alea. Selalu siap membagi waktunya untuk Alea kapanpun Alea butuhkan.

Ada sekitar 15 menit saat Alea akhirnya melihat kedatangan Dania. Dania terlihat sendirian memasuki Cafe. Alea langsung bernapas lega karenanya.

Alea langsung menyambut Dania dengan mencium tangan Dania.

HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang