11

3.1K 292 40
                                    

"Ini hidupku, hidupku yang penuh dengan kegelapan. Hidup yang penuh dengan sebuah tangisan pilu. Lihatlah!! Aku tak akan menyerah!!"

****

Hari2 Adira berubah, bukan lagi gadis yang diam saat dia dibully, bukan lagi gadis yang selalu menunduk saat berjalan.

Adira, menjadi gadis yang lebih kuat. Semua ujian membuatnya menjadi gadis yang lebih kuat.

Derry, dia tidak akan berhenti untuk mendapatkan gadis yang membuat hidupnya tak tenang karena selalu memikirkan gadis itu, Adira.

Deka cowok yang bisa membuat Dira tenang. Karena Deka selalu jaga Dira seperti mendiang adiknya, yang sudah tiada.

Ayah Dira masih dipenjara, ibu nya masih beneran disebuah rumah makan. Tapi, harusnya jumlah manusia yang berada didalam rumah Dira berkurangkan? Tapi ini hilang satu kembali dua.

Dua?? Ya dia adalah Mery dengan usia sekitar 32 tahun yang membawa bocah berumur 10 tahun.

Siapa mereka? Mereka adalah istri dari Ardian ayah Dira dan bocah itu adalah anaknya.

Bolehkah Dira protes kepada Tuhan atas takdirnya??

Hah protespun tidak akan mengubah segalanya.

****

Hari yang cerah membuat semangat dipagi ini. Bed a dengan Dira, semua hari adalah sebuah kegelapan.

"Kamu Mau sekolah?" Tanya sekarang perempuan, bukan Aisyah tapi Mery selingkuhan Hardi.

Dira hanya cuek, atas pertanyaan Mery itu, tapi...

"Cepat pergi dari rumah ini. kau mencari ayahku bukan? kau mencintai ayahku si pemabuk, tukang judi dan pemukul itu bukan? Kalo memang itu benar, cepat keluarkan ayah dari penjara!!! Dan setelah itu Kau pergi dari rumahku, asal Kau tau. Hardi ayahku itu tidak mengeluarkan sepeserpun untuk membeli rumah ini. Jadi kalo Kau masih punya malu. Silahkan pergi!!!" Ujar Dira penuh emosi Dan kebencian terhadap mery. Mery tercengang dengan penuturan Dira.

"Saya minta maaf" ujar Mery.

"Apa dengan maaf Kau tidak ada dalam skenario hidup keluarga ku? Tidak kan?! Jadi jangan pernah minta maaf terhadapku. Kau sudah membuat keluargaku yang hancur menjadi mati. Kau membuat ibuku menahan sakit selama 10 tahun, bahkan kalo aku tau Kau main dengan ayahku  sejak dulu, akan kupastikan kalo kau akan melihat bagaimana Aku menghancurkan hidupmu." Dira menghela nafas berat. .

"Dan lagi, Hardi tidak pernah berlaku manusiawi Di rumah maupun pada keluarga ini. Jadi jangan harap Kau dan ibuku akan memperlakukanmu seperti manusia, karena hardi.orang yang kau rebut dari ibuku sudah mengajariku bagaimana memperlakukan sampah sepertimu padahal kau adik dari ibuku!!" Dira mengakhiri dengan desisan membunuh untuk Mery.

Ya Mery adalah adik tiri dari Aisyah, mery dulu diangkat anak oleh keluarga Aisyah dari panti.

Mery menangis terisak
"Tidak usah menangis, bukannya ini yang kau mau?" Sinis Dira Dan berjalan menuju pintu untuk berangkat sekolah tapi,

"Ingat!!! Kau disini hanya sampah, jadi kembalilah ketempat asalmu waktu menyembunyikan kebusukanmu dengan Hardi" setelah itu Dira pergi dari rumahnya dan berangkat sekolah dengan mengayuh sepeda nya.

Sedangkan Mery terus terisak, dia menyesal!! Sangat menyesal!.

****

Dira berjalan menuju kelasnya, biasa dengan ekspresi datar tapi, kali ini dia menatap kedepan arah jalannya.

"Hai dir" sapa Alle yang mensejajarkan namanya dengan Dira. Dira hanya tersenyum tipis menanggapi sapaan Alle.

Alle paham sikap Dira.. banyak pasang Mata yang menatap gerak Dira dengan benci, atau adalah yang intinya tidak suka terhadap Dira. Tapi, ada juga yang ingin berteman dengan Dira. Dira tidak terganggu akan semua hal itu.

"Woiii Dirrr" siapa Deka yang berjalan dengan kawannya dan pastinya ada Derry.

Dira menoleh dan tersenyum pada Deka. Derry? Wah jangan tanya dia sangat iri pada Deka.

Mereka melanjutkan jalannya dan saat hampir sampai dikelas Dira, langkahnya terhenti

Byuuurrr

Air berbau busuk menimpa Dira Dan itu membuat Derry cs+ Alle terkejut.

Dira menjadi menunduk mengusap wajahnya.

"Mampus lo" desis Milla dengan remeh. Derry melepas jaket yang ia gunaka dan memakaikan ketubuh Dira. Deka menatap tajam Mila dan...

"Sakit dek" lirih Mila saat sebuah tarikan pada pergelangan tangannya yang diakibatkan olehh Deka. Deka menyeret Mila keruang BK. Zuhda dan Arya ikut dengan Deka.

"Bubar lo semua!" Bentak Alle yang melihat para siswa yang mengerumuni mereka. Seketika semuanya pada pergi entah kemana.

"Dir..?" Panggil Derry. Alle memegang bahu Dira, seakan memberi sebuah semangat.

"Ayo bersihin tubuh lo" ajak Alle.

"Jangan Tatap gue dengan tatapan kasihan kalian. Gue gak butuh" desis Dira Dan kemudian berarti menuju parkiran yang ia gerakan untuk memarkirkan sepedanya. Sebelum dia pergi, Dira melepas jaket yang Derry berikan. Alle.hendak mengejar Dira, tapi ditahan Derry

"Biar gue" Alle ngangguk paham.

Derry berlari mengejar Dira.

"Lo Mau kemana?" Tanya Derry sambil menahan Dira yang hendak mengayuh sepedanya.

"Loh neng, kok basah gitu?" Tanya pak satpam yang melihat keadaan Dira.

"Pak, urusi yang lain" desis Derry acuh Dan pan satpam untungnya gak banyak protes.

"Gue anter pulang"

"Gak" jawab Dira Dan sedikit mendorong tubuh Derry dan menyebabkannya menjauh dan itu dimanfaatkan Dira untuk langsung pergi.

Dilain sisi tepatnya di ruang BK.

"Loh kenapa ini?" Tanya pak Fahri selaku guru BK nya.

" beri hukuman untuk sialan ini" ujar deka dingin dan sedikit mendorong tubuh Mila Edelman pak Fahri.

"Dia bully Adira, dan pagi ini dia menyiram Dira pake air yang berbau busuk" jelas Deka, pak Fahri melirik Mila Dan Mila menunduk takut.

"Bapak bijak buka? Jadi adili sialan ini." Desis Deka.

Arya dan Zuhda hanya.menyimak .

"Pasti saya akan terlalu bijak" ujar pak fahri lantang. Tanpa permisi Deka, Arya Dan Zuhda langsung keluar dari Ruangan itu.

****

Dira...

Tak lama kemudian Dira sampai rumahnya.
Dira memasuki rumahnya,

"Ya Tuhan kamu kenapa dir" kaget Mery yang melihat Dira pulang dengan keadaan yang bisa dibilang mengenaskan dengan basah kuyup dan baru yang busuk.

"Gak usah campurin urusan gue" sinis Dira Dan langsung memasuki namanya dan menutup pintunya dengan kasar.

Dengan tak sabarnya Dira mencari sesuatu dari lacinya, mengeluarkan barang yang menghalangi tujuannya dan ketemu...

"Aku capek Tuhan, aku tak tahan, semua ini cukup menyiksa batinku. Aku sakit!! Dan mau sampai kapan Engkau memberi cobaan ini. Lihatlah aku akan mengakhirinya!"

Testes tes

Darah, uhh tetesan darah keluar dari pergelangan tangan Dira,

Dira menggoreskan gunting pada pergelangan tangannya pas Diurat nadinya berulang-ulang

"Sudah cukup!" Ujar Dira dengan senyumannya dan kemudian Dira terjatuh kelantai kesadarannya hilang.

Siapa saja tolong dateng dan selamatkan Dira, dia sekarat!!

Tapi, mustahil ada orang yang menolong Dira. Dira mengunci kamarnya dan gak ada satu orang pun yang berani masuk kamar Dira.

Mungkin ini akhir dari semuanya.

###

Hmmm tambah geje? Hmmm oke maaf. Gue butuh saran, kalian lebih suka alurnya kemana?? Hmm Jan lupa vomment nya ya :-)

DepresiWhere stories live. Discover now