Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]

[47]

[Ming]
*Tring Trong*
Tidak seperti beberapa hari yang lalu, pagi ini terasa ringan bagiku karena karena semua kesulitan telah ku lewati dengan Kit meskipun rasa bersalahku kepada Ploy masih melekat di hatiku dan rasa tidak enakku pada Forth berada lebih dalam di hatiku.

Dan pagiku di sambut oleh Chat dari Kit di akun LINE ku.

Kit :
Salamat Pagi. 😘

Kit :
Apa kau sudah bangun?

Ming :
😚 Krub. Aku sudah bangun. Pagi sekali kau bangun?

Kit :
Ayo kita pergi.

Kit :
0,0001 detik aku akan menjemputmu.

*Tok .. Tok ..*
Baru saja pesan kedua darinya masuk aku sudah mendengar suara bell rumahku berdering.

Sejenak aku terkekeh karena dia bisa selucu ini melakukannya. Aku pun lantas pergi untuk membukakan pintu.

*Cekreeeeekk ..*
Ku buka pintu rumahku dan bertingkah seolah-olah pelayan dirumahku sendiri.

"Swadiii Krub!! Ada yang bisa ku bantu?" Tanyaku.

"Bisakah aku menemui Mingkwan?" Tanyanya balik.

"Dia sedang tidak ada. Aku adalah seorang kekasih dari Kitty."

"Hei, berhentilah memanggilku Kitty." Sebalnya dan aku tertawa melihatnya.

"Ouch, maaf!! Aku hanya senang menggodamu!!" Seruku sambil mencubit pipinya.

"Masuklah, aku akan mandi sebentar." Ujarku.

Lalu kami berdua pun masuk sembari menungguku untuk mandi sebentar.

[Wayo]
Untuk kedua kalinya aku tidak mengerjakan tugasku karena semalam aku begitu senang menikmati malam dengan P'Pha.

Beberapa murid sudah berada didalam kelas termasuk Boom dan aku berdandan seperti dulu.

"Boom, apa kau sudah mengerjakan semuanya?" Tanyaku sambil mengerjakan tugasku.

"Um. Sudah!!" Jawabnya yang sedang bermain game.

"Kenapa kau tidak memberitahuku semalam bahwa kita ada tugas."

"Bagaimana aku memberitahumu? Sejak pagi kau terus melamun, dan pasti kau melamunkan pacarmu itu sampai-sampai kau tidak mendengarkanku berbicara."

Dan tiba-tiba seseorang yang mungkin rindu bertengkar denganku pun datang menghampiriku.

Iya benar, Tan dan kawan-kawan barunya menghampiriku dan membuat semua murid mulai berkerumun.

"Hei, Yo." Ucapnya yang begitu mengganggu di telingaku tetapi aku tetap mengerjakan tugasku dan Boom tetap bermain gamenya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.

"Hei, berhentilah mengganggu dia, bisa-bisa tidak hanya celana dalammu yang hilang." Ujar Boom.

"Ow, benarkah?" Sahut Tan.
"Ku dengar kau berpacaran dengan P'Pha, apa itu benar?" Tanyanya.

Rasa kesalku mulai sedikit terpancing dan aku tetap melanjutkan aktivitasku.

"Benar bukan apa yang ku katakan? Ternyata .... kau adalah seorang gay." Lanjutnya.