Chapter 6

536 68 36
                                    

Sudah dua minggu sejak serangan Goblin itu, dan hidupku sudah kembali normal. Setidaknya, senormal yang bisa kuharapkan.

Hubunganku dengan Shura tidak terlalu buruk, hanya saja akhir-akhir ini aku jarang bertemu dengannya, karena dia selalu sibuk. Terakhir kali aku bertemu dengannya, tiga hari yang lalu saat dia datang untuk mengambil formulir pendaftaranku. Dia terlihat lesu dan kusut, mungkin karena terlalu lelah berburu.

Hari ini aku akan berangkat liburan dengan Mom dan Dad, karena itulah aku berada di sini. Duduk di salah satu bangku pesawat menuju ke Grand Canyon National Park Airport. Aku berharap tak akan bertemu monster apapun di sana. Aku memandang keluar jendela langit biru dihiasi awan putih yang berarak. Dan pikiranku hanyut kembali pada saat malam setelah seranggan Goblin itu.

Aku bermimpi sangat indah malam itu. Shura menciumku lagi. Tanpa sadar aku menyentuh bibirku dan tersenyum konyol seperti orang bodoh. Hingga Mon menepuk bahuku.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" tanya Mom.

Aku mengedikkan bahu dan bersandar pada punggung kursi. "Hanya tidak sabar ingin segera sampai."

Mom memandangku penuh selidik. "Benarkah? Sepertinya ada sesuatu yang lain."

"Itu hanya perasaan, Mom." Aku menyandarkan kepalaku di bahu Mom.

"Mom ingin bicara serius denganmu," ucap Mom.

"Hm?" Aku menegakkan tubuhku kembali memandang Mom.

"Kau akan tinggal sendiri di Illinois," Mom memulai pembicaraan dengan canggung terlihat dari sikap Mom yang memilin-milin ujung rambutnya.

"Aku tidak akan sendirian, Mom. Ada banyak siswa lain nantinya," ucapku menenangkan.

"Justru itu." Aku mengangkat alis bertanya. "Berjanjilah untuk tidak macam-macam!"

Aku semakin mengerutkan dahi tak mengerti. "Apa maksud Mom? macam-macam dalam hal apa?"

Mom kamudian mendesah frustasi dan kembali menatapku tajam. "Dengar! Kau masih sangat muda dan kau cantik, pasti ada banyak pria yang ...."

Aku langsung membelalak tak percaya. "Mom? Kau tidak berpikir aku akan tidur dengan seorang pria, kan?"

Mom langsung salah tingkah. "Tidak. Tentu saja tidak. Hanya saja ...."

Lagi-lagi aku memotong ucapan Mom. "Aku tahu apa yang baik dan buruk untuku, Mom."

"Ya kau benar. Tapi jika berkaitan dengan pria itu kau sering tak terkendali," ucap Mom jengkel.

"Apa ini tentang Shura?" Mom tak menjawab dan hanya menatapku tajam. "Berapa kali aku harus menjelaskan, Mom? Shura bukan orang seperti itu. Dia pria yang baik."

"Ya sudah lupakan saja! Mom tak ingin merusak liburanmu."

Aku tak menghiraukan perkataan Mom dan balik bertanya, "Kenapa Mon begitu membencinya?"

Mom langsung memelototiku, tapi aku tetap bertahan menatap Mom dan melipat kedua tanganku di atas perut. Bersikeras untuk mendapatkan jawaban. "Dia membawa pengaruh buruk untukmu," ucap Mom singkat.

"Pengaruh buruk? untukku?"

Aku tak percaya ini.

"Ya, apakah kau tidak menyadarinya? kau jadi sering keluar malam sejak mengenalnya, bahkan kau berada di rumahnya saat sudah tengah malam. Selain itu kau juga jadi jarang berhubungan dengan temanmu yang lain." Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku tak percaya dengan ucapan Mom. Tapi Mom belum selesai. "Satu hal lagi, Mom tidak tahu kau pura-pura tidak melihatnya atau memang tak mengerti. Dia selalu menatapmu seakan ingin memilikimu dan dia enam tahun lebih tua darimu, Nyx," ucap Mom cukup keras hingga membuat beberapa penumpang termasuk Dad menatap kami dengan ingin tahu.

ARAS: The BetrayerWhere stories live. Discover now