Part 4

24 0 0
                                    

Pagi ini matahari bersinar lebih cerah dari biasanya. Tadi pagi-pagi sekali Agung sudah pamit balik ke Semarang. Nanti tepat jam 07:00 WIB akan diadakan peringatan hari Kartini di Lapangan desa Plajan karena hari ini merupakan tanggal 21 April tepat hari kelahiran R.A. Kartini. Tyas sangat bangga dapat mengenakan baju kebaya untuk menghadiri peringatan hari Kartini, walau baju tersebut adalah baju Mamaknya sewaktu masih muda, tetapi tidak mengurangi rasa kagumnya pada sosok mulia R.A. Kartini. Beliau adalah matahari bagi kaum perempuan begitu sebutan yang Tyas berikan pada R.A Kartini karena dia telah mengaguminya saat masih duduk di bangku SD saat mendengar cerita dari Pak Wawan Guru IPS, di tambah R.A Kartini berasal dari tempat yang sama dengannya yaitu Kabupaten Jepara. Kota pesisir di wilayah paling utara pulau Jawa.

"Wah anak Mamak jadi cantik, anggun, cerdas dan bijaksana dengan baju kebaya, seperti ibu Kartini" puji Mamak ketika menemani putrinya sarapan.

"Ah, Mamak bisa saja, itu berlebihan Mak" jawab Tyas dengan pipi merah merona karena tersipu malu dengan pujian Mamaknya.

"Iya Nduk, bagi Bapak kamu adalah Titisan Kartini kamu adalah matahari bagi Bapak, Mamak, Agung dan seluruh warga di desa ini, Bapak bangga denganmu Nduk" ucap Bapak sungguh-sungguh.

"Terima kasih Pak, Mak, Tyas sayang dengan kalian semua, Tyas minta maaf jika selama ini Tyas belum bisa membahagiakan kalian dan Agung" kata Tyas sambil mencium tangan orang tuanya secara bergantian.

"Tidak Nduk, kamu adalah berkah terindah yang diberikan Allah untuk kita dan warga desa di sini, Iya kan Pak" kata Mamak sambil menyeka air matanya karena menangis bahagia.

"Iya Mak, benar" jawab Bapak mantap.

"Hari ini kan hari lahir R.A Kartini seharusnya kita bahagia bukan malah sedih-sedihan begini Mak" ucap Tyas mencairkan suasana.

"Mamak dan Bapak bahagia Nduk, kita tidak mungkin sedih punya anak seperti kamu" jawab Mamak dengan tersenyum bangga pada Tyas.

"Iya sudah Mak, Pak, Tyas pamit berangkat upacara dulu ya, nanti bicaranya disambung lagi" kata Tyas setelah menylesaikan sarapannya.

"Oh iya Nduk, hati-hati ya di jalan" jawab Mamak dan Bapak. Tyas mencium tangan mereka bergantian sebelum meninggalkan rumah.

Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai undangan yang akan mengikuti upacara. Tidak ketinggalan Kepala Desa yang akan menjadi pembina dalam upacara peringatan hari Kartini di desanya. Beberapa menit kemudian upacara di mulai. Di tengah-tengah jalannya upacara ada kejadian yang mengejutkan yaitu pak Kepala Desa memberikan penghargaan kepada wanita yang telah berjasa dalam pembangunan desanya, Tyas beruntung karena dialah yang mendapatkan penghargaan tersebut. Tyas maju untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya, diantara sambutannya dia mengatakan sesuatu yang mencengangkan bagi siapapun yang hadir di sana.

"Terima Kasih kepada pak Kepala Desa yang mempromosikan saya untuk memperoleh beasiswa, tetapi tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Bapak dan Hadirin semua, bolehkah saya menukar beasiswa tersebut dengan uang? Uang tersebut akan saya gunakan untuk memberangkatkan Bapak dan Mamak ibadah haji?" Tyas menjelaskan dengan suara gemetar.

"Kamu yakin Nak? Ini kan cita-citamu untuk melanjutkan kuliah, apa tidak kamu pikir-pikir dulu?" pak Kepala Desa menawarkan.

"Tidak Pak, terima kasih saya sudah yakin dengan keputusan saya, mungkin ini kesempatan saya untuk membahagiakan orang tua saya, untuk masalah lanjut kuliah saya ingin melanjutkannya dengan biaya dari tabungan saya sendiri, saya juga belum siap kalau meninggalkan anak-anak yang sebentar lagi akan menempuh Ujian Semester" Tyas menjelaskan.

"Iya sudah kalau seperti itu, mulia sekali Nak hatimu, Bapak bangga dengan Nak Tyas" jawab pak Kepala Desa sambil menepuk bahu Tyas.

Dalam hati Tyas bangga karena akan mewujudkan cita-cita orang tuanya. Hal ini membuat Tyas tidak sabar untuk sampai di rumah untuk mengatakan kabar gembira pada orang yang dia kasihi sepanjang masa. Semilir lembut menemani langkah Tyas untuk menuju rumah, selembut hati Titisan Kartini.

Selesai......

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 26, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Titisan KartiniWhere stories live. Discover now