27 - Meet The Devil pt. 2

2.7K 295 33
                                    

Tubuh Wonwoo terasa kaku ketika tangan dingin nyonya Jeon menggenggam, ah, lebih tepatnya mencengkram lengannya. Wonwoo berniat untuk kabur setelah mengetahui jika sosok yang duduk di sebelahnya dan mengganggunya adalah nyonya Jeon. Nyonya Jeon dengan cepat mencengkram lengan Wonwoo dan tidak membiarkan 'anak'nya itu kabur begitu saja.

Wonwoo bahkan tidak berani menatap wajah nyonya Jeon, atara ketakutan dan kesal dengan sosok perempuan yang pernah menjadi ibunya itu. Ibu? Ibu macam apa seperti  dia? Bahkan ia menggambil Mingyu darinya-

Tunggu, kenapa ia harus kepikiran Mingyu lagi sih? Wonwoo pun menggelengkan kepalanya karena merasa dirinya malah menjadi lebih emosional jika menyangkut Mingyu. Ia pun menggigit bibir bawahnya dan air matanya berjatuhan dari kedua matanya.

Perutnya juga semakin lama semakin terasa mual saja. Nyonya Jeon disana menangkap sang anak menangis dalam diam, ia memutar bola matanya bosan kemudian tangan yang digunakannya untuk mencengkram itu ia gunakan untuk menepuk kepala Wonwoo.

"Hei bocah kau kenapa"

Wonwoo hanya diam dan menangis tidak menanggapi nyonya Jeon yang menanyakan keadaanya.

Akhirnya film pun selesai dan Wonwoo berniat untuk kabur, tapi tubuhnya tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang laki-laki kebangsaan eropa sekitar berumur 30 tahun. Wonwoo hanya diam dan berniat untuk terus berjalan tapi tiba-tiba sosok tadi yang ditabraknya menarik tangannya.

"Maaf tadi aku menabrakmu"

"Wait for her"

"Ha?" Wonwoo malah kebingungan dengan apa yang laki-laki itu katakan, pasalnya ia juga tidak begitu mengerti Bahasa Inggris.

"You are her son, aren't you?" Wonwoo hanya diam saja, jelas ia tidak mengerti dengan yang laki-laki itu katakan "Answer my question ya' whore"

Ponsel Wonwoo tiba-tiba bergetar dan ia langsung saja menjawabnya, tapi menyebalkannya laki-laki itu masih saja memegang lengannya. Tiba-tiba saja Wonwoo tak sengaja menekan tombol 'decline', ia ingin saja rasanya pergi dari sana-

"Wonwoo, kau terlihat terburu-buru sekali. Allen, have you told him to wait for me?"

"I did, miss. This whore is annoying"

"Ahaha stop calling him whore, he's just a little bitch"

"Aku tidak mengerti Bahasa Inggris" tambah Wonwoo "Dan sekarang aku mau pulang karena sudah menjelang malam"

"Wonwoo-ah, bagaimana jika kita berbincang-bincang. Apa kau tidak lapar?" Tanya nyonya Jeon, Wonwoo malah semakin curiga dengan tingkah nyonya Jeon yang terlihat sangat mencurigakan. 

Pandangan Wonwoo jatuh pada perut nyonya Jeon, yang ukurannya tak jauh dari ukuran perutnya. Melihat itu membuatnya merasa sesak di dada, benarkah jika anak yang dikandung nyonya Jeon adalah darah daging Mingyu?

"Mana baby Ming?" Tanya nyonya Jeon.

"Baby Ming?" Tanya Wonwoo bingung.

"Mingyu"

"Aku sendiri kesini-"

"Ayo kita ke kafe saja, aku ingin minum" tiba-tiba nyonya Jeon menyeretnya ke sebuah kafe yang berada di lantai dasar. Laki-laki tinggi berwajah Eropa yang tadi menarik Wonwoo pun mengikuti keduanya berjalan di belakang.

Namun di pertengahan, laki-laki berwajah Eropa itu memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Baru saja ia membuka pintu kamar mandi tiba-tiba ia bertabrakan dengan seseorang yang membuatnya jengkel.

"Fuck Asian!" umpat Allen. Tampaknya mood Allen juga sedang tidak baik dan dia menyalahkan semua yang membuatnya kesal sampai ke hal-hal kecil sekalipun.

.

.

.

.

.

.

Mingyu pun memutuskan untuk kembali lagi ke mall yang ia datangi setelah menyadari jika dompetnya tertinggal di kamar mandi. Padahal ia sudah sampai rumah dan melewati kemacetan jalanan yang amat sangat panjang.

Tubuhnya sangat lelah dan meruntuki dirinya mengapa bisa seceroboh itu, ia mengingat jika dompetnya tertinggal di kamar mandi. Mingyu pun bergegas untuk mengambil dompetnya dan ingin memakan makanan yang dibelinya dengan orang-orang rumah termasuk Wonwoo.

Mingyu memikirkan sosok itu lagi, apa yang sedang dilakukannya sekarang ya? Mingyu menggelengkan kepalanya, hal itu tidaklah penting! Mingyu pun menanyakan pada tukang bersih di toilet tentang dompetnya dan sudah diungsikan ke tempat barang-barang yang tertinggal.

"Maaf" ucap Mingyu ketika ia tak sengaja menabra seseorang yang hendak akan masuk ke kamar mandi. Mingyu pun mendapat pesan dari Dino untuk membeli beberapa bahan makanan mentah yang dibutuhan. "Haish bocah itu"

Memang bahan-bahan yang dibutuhkan itu sebenarnya atas permintaan para maid di rumahnya. Terkadang para maid meminta tolong untuk dibelikan bahan-bahan makanan jika memang sudah sangat habis. Mingyu juga tidak bisa menyalahkan semua ini, toh Wonwoo dan Dino kini tinggal bersamanya.

Apa ia merasa kesal dengan itu? Biasanya ia akan kesal dan marah pada orang-orang selain orang panti yang menyusahkannya tapi kenapa belakangan ini ia menyadari-

Jika emosinya sedikit terkontrol? Walau ia meledak-ledak seperti biasa tapi tidak seperti dulu. Mingyu menghentikan langkahnya sejenak setelah membeli berbagai titipan dan hendak membayarnya ke kasir. 

Mingyu pun berjalan menuju tempat parkir, matanya menangkap sesuatu yang dikenalinya. Disana ada nyonya Jeon dan laki-laki yang tak sengaja ditabraknya sedang berbincang di depan sebuah mobil sedan bewarna hitam. Entah mengapa setelah Mingyu masuk ke dalam mobilnya, ia sama sekali tak berniat untuk langsung pergi karena tiba-tiba merasa tidak enak.

'Perasaan apa ini? Kenapa tiba-tiba aku merasa tak nyaman melihat nyonya Jeon?' Batinnya, setelah menunggu 15 menit lamanya alangkah terkejutnya ia melihat sosok Wonwoo yang tiba-tiba muncul disana.

Mingyu hendak ingin keluar dan memanggilnya tapi ketiganya disana langsung memasuki mobil dan pergi dari sana. Mingyu pun bergegas langsung mengikuti mobil sedan yang didalamnya terdapat Wonwoo dan nyonya Jeon.

Apa hubungan Wonwoo dan laki-laki yang tak sengaja ditabraknya tadi?

Kenapa harus ada nyonya Jeon?

Bukankah Wonwoo tidak pernah akrab dengan nyonya jeon?

Berarti ketika ia melihat sosok Wonwoo di mall yang didatanginya itu bukan mimpi.

Mingyu reflek langsung memberhentikan mobilnya ketika lampu merah telah menyala, ia bahkan berhenti tepat di zebracross dan mendapat protes dari pengendara lain. Ia meruntuki dirinya yang terbengong ketika sedang berkendara sehingga mobil yang diikutinya menghilang.

Seketika ia merasa panik, ditambah lagi dengan keadaan Wonwoo yang tengah mengandung. Bagaimana jika nyonya Jeon nanti akan menyakitinya? Tiba-tiba Mingyu teringat nyonya Jeon yang mengancamnya jika ia akan membunuh Wonwoo.

"BRENGSEK!!" teriaknya frustasi sambil memukul setir.

























a/n: Enanya diapain ya si Wonu? :v

Bakar? Pepes? Goreng? Cincang? Kukus? Tumis?

Hmm.

*Tabur obon cabe level 20*

My Wife ; MeanieDonde viven las historias. Descúbrelo ahora