sembilan

2.4K 278 19
                                    

"eh, gue dengar kak jihoon lagi di ruang musik sekarang." kata hanbyul saat baru masuk ke dalam kelas. Dengan hebohnya wanita itu berlari menghampiri jaerim yang sedang menenggelamkan kepalanya di sela kedua tangannya.

Sekarang jamnya istirahat, jadinya hanbyul pergi ke kantin untuk membeli makanan.

Lain halnya dengan jaerim. Hari ini dia terlalu malas untuk bangkit dari tempat duduknya.

Kemudian eunbi dan minji juga baru masuk ke dalam kelas. Seperti apa yang di lakukan hanbyul, eunbi dan minji pun menghampiri jaerim.

"rim... Kak jihoon ada di ruang musik."

"ngapain dia di ruang musik?" tanya jaerim antusias. Tampak wajahnya yang tadinya ditekuk sekarang berubah lebih cerah.

"dia lagi main piano." jawab hanbyul memberi tahu.

"ayo... Ayo..." ajak minji lalu menarik tangan jaerim. Dan disusul oleh hanbyul dan eunbi di belakang mereka.

Sekarang mereka berempat langsung saja pergi ke ruangan musik.

Sampai disana jaerim dan hanbyul segera mengintip di balik jendela pintu.

Dengan susah payah jaerim menerobos banyaknya manusia yang sedang mengintip juga.

Disana terlihat jihoon yang sedang bermain piano dengan sangat baik. Tampak dia sangat mendalami nada nada tersebut.

Dipejamkannya matanya seolah dia sedang mengeluarkan apa yang berada di hatinya melewati tuts piano tersebut.

Sampai-sampai suaranya kedengaran sampai keluar ruangan musik.

"lo tau dari mana kak jihoon ada di ruangan musik?" tanya jaerim.

"lo tau?..."

"gak." belum lagi hanbyul menjelaskan, omongannya sudah di potong oleh jaerim.

"isss... Lo nyeselin. Gak mau gue ceritain lah." kata hanbyul ngambek.

"yah, jangan gitu dong! Iya iya, gak gue potong lagi omongan lo." kata jaerim membujuk hanbyul untuk menceritakannya.

"jadi gini, Tadi sepanjang koridor kelas itu pada sepi semua. Gue heran lah, kok bisa sepi? Gak kayak biasanya? Karena menurut gue gak ada kerjaan mikirin hal kayak gitu, gue langsung aja ke kantin. Dan lo tau? Di kantin ada beberapa siswi yang dengan mulut oetasannya bilang kalau kak jihoon ada di ruang musik." jelas hanbyul dan di jawab jaerim dengan anggukan.

Lalu mereka menikmati suara piano jihoon sampai selesai.

---

"lo kok gak bilang sama gue kalau misalnya kak jihoon pandai main piano?" tanya jaerim kepada eunbi.

"lo gak ada nanyak." balas eunbi.

"iya sih."pikir jaerim.

"selain pandai main piano, kak jihoon pandai main alat musik apa lagi?" tanya jaerim

"gitar. Kak jihoon pandai main gitar." jawab eunbi. 

"jaerim!!!" teriak seorang laki-laki.

Jaerimpun mengarahkan pandangannya ke belakang dan menemukan sosok laki laki yang sedang berdiri disana.

"kenapa lagi?" tanya jaerim malas.

"nanti pulang sekolah bareng ya." ujar guanlin kepada jaerim.

"sorry, gue ada urusan." jawab jaerim menolak ajakan guanlin.

"lo kenapa sih rim?" tanya guanlin lagi seperti hari sebelumnya. Pria ini bingung kenapa jaerim tiba-tiba menghindarinya.

"kan gue udah bilang sama lo kemarin, jangan dekat dekat sama gue lagi." kata jaerim mengingatkan guanlin. Kali aja guanlin lupa kalau jaerim sudah memperingatkannya kemarin.

"tapi,.."

"gue yakin masih banyak orang yang lebih care sama lo diluar sana. Yang gak akan nyianyiain lo." ujar jaerim tulus. Dia bermaksud tidak ingin membuat guanlin stuck di dirinya. Dia mau guanlin mendapatkan yang lebih baik lagi.

Guanlin hanya terdiam saja.

"jangan pernah menunggu sesuatu yang tidak pasti." ujar jaerim sambil menepuk bahu guanlin.

Guanlin tampak memberikan senyuman pada jaerim.

"lo juga rim. Kalau udah lelah berhenti ya. Dan kasih tau gue, kali aja gue bisa gantiin posisinya." kata guanlin kepada jaerim dan membuat wanita itu mengangguk.

"karna ada saatnya lelah rim. Gue berhenti bukan berarti gue nyerah. Tapi gue mau buat lo gak terkekang karena gue. Maaf ya beberapa hari ini gue selalu nempel sama lo dan buat lo risih." jelas guanlin.

Jaerim hanya mengangguk saja dan tersenyum.

Jangan lupa vote ya... Thanks^^

ketua osis; park jihoonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin